Part 24

14K 1.2K 26
                                    

Maafkan atas typo dan anten-anteknya.

Enjoy it.

---MPB---

Author pov.

Aruna melangkah keluar dari sekolahnya, sendirian. Ruby dan Luna sudah lebih dulu pulang karna Aruna yang memaksa. Padahal kedua sahabatnya sangat khawatir pada gadis itu, tapi gadis itu bersikeras ingin pulang sendiri.

Matanya yang memang sembab dengan wajah yang sedikit membengkak, penampilan yang berantakan, tak membuat langkahnya berhenti. Bisik-bisik masih sering terdengar tentangnya, tentang ia yang menangis di kelas kemarin.

Lalu tatapan matanya terangkat dan terpaku, disana ada seseorang. Seseorang yang tengah berdiri disamping gerbang sekolahnya.

Orang itu menatap Aruna dengan senyum manis terpatri di bibirnya. Aruna terbelalak kaget, tentu saja. Seseorang yang telah lama tak ia dengar kabarnya, kini datang kembali.

"Hai," ucap orang itu masih dengan senyumnya sembari melambaikan tangan. Bisik-bisik terdengar di telinga keduanya, tentang betapa cantiknya perempuan yang tengah melambai padanya itu.

"Kak Nadine," ucap Aruna. Lalu berlari menghampiri perempuan itu dan langsung memeluknya, matanya ntah kenapa menjadi berkaca-kaca. Pelukan erat itu tentu saja berbalas.

"Kakak kemana aja sih?"

"Kenapa? Kangen ya?" Goda Nadine. Aruna memukul pelan punggung Nadine sebagai jawaban. Nadine hanya tertawa.

"Gak usah lama-lama sesi pelukannya. Malu tuh di liatin," ucap Nadine lagi. Aruna segera melepaskan pelukannya.

"Loh, kamu nangis?"

Aruna menggeleng, segera ia menghapus air matanya.

"Siapa juga yang nangis," ucap Aruna pelan.

"Hayo... terlalu kangen kakak ya?"

"Dih apaan sih," ucap Aruna. Ia tersenyum sekarang. Nadine memperbaiki tatanan letak rambut gadis di depannya.

"Nah gitu dong, senyum. Kan makin cantik," ucapnya lagi. "Yuk ah, kakak anterin kamu ke tempat kerja," lanjutnya. Aruna hanya mengangguk dan menurut. Masuk kedalam mobil Nadine dengan perasaan yang campur aduk, masih tak tenang dengan hatinya. Tapi dengan adanya Nadine, perasaannya jadi sedikit lebih baik.

"Kita makan dulu yuk," ucap Nadine.

"Tapi kak, nanti aku telat k-..."

"Udah, nanti kakak bantu deh kasih alasan," ucapnya dengan cekikikan geli.

"Yaudah deh," ucap Aruna setelahnya. Lagian untuk apa ia harus cepat-cepat ketempat kerja, toh tujuannya hilang ntah kemana. Jam kerjanya masih lama, selama ini ia datang cepat karna ia memiliki tujuan. Bertemu bosnya lebih cepat. Tapi sekarang sudah tidak ada lagi.

Oh tuhan, kenapa pikirannya terus berputar pada bosnya itu? Berikan ia setidaknya sedikit untuk tidak memikirkan manusia berhati dingin itu.

"Sampe," ucap Nadine. Nadine turun dari mobilnya, diikuti oleh Aruna. Betapa kagetnya ia ketika melihat tempatnya.

"I...inikan..."

"Biar gak repot kamunya. Saat ini, kamu datangnya sebagai pelanggan ya," ucapnya di akhiri tawa. Lalu melangkah masuk, Aruna masih diam di tempatnya, tak percaya jika Nadine membawa dirinya ke tempat ia bekerja.

"Ayo Na," ucap Nadine yang berbalik sembari menggenggam jemari Aruna. Agar gadis itu mengikuti langkahnya. Aruna yang masih Syok diam dan hanya mengikuti.

My Perfectionist Boss (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang