BLACK AND WHITE

778 76 16
                                    


Momen kelulusan sepertinya bukan momen yang ditunggu-tunggu lagi. Pasalnya, lulus SMA sudah hal biasa, bukan artinya lulus tak ada beban, sebelum mereka mendapatkan perguruan tinggi yang mereka idamkan mereka menganggap perjuangan belum usai. Corat-coret baju, konvoi kelulusan tak terlintas dibenak mereka, karena ada banyak hal yang lebih worth it untuk dilakukan.

Pengumuman kelulusan diumumkan pagi ini, hari ini adalah momen terakhir mereka menyandang status sebagai siswa, sebelum menjadi mahasiswa mereka akan mendapat gelar pengacara, pengangguran banyak acara, disebut pengangguran yaa, pekerja bukan, siswa bukan, mahasiswa juga belum. Tapi sibuknya luar biasa les sana-sini, ngumpulin berkas pendaftaran di perguruan tinggi sini.

Keisya dan Nuca sedang duduk-duduk ditaman sekolah, kali ini tak ada Tiara, ya Tiara sibuk dengan persiapan promnight karena dia salah satu panitianya. Meskipun promnight dilakukan besok malam, panitia mulai dekorasi ruangan hari ini, karena semua panitianya adalah peserta Promnight juga, biar pas hari H mereka urusan sudah clear tinggal acaranya jalan saja. Tiga tahun tahun terasa sangat singkat, hari ini bagi mereka adalah hari terakhir menghabiskan waktu disekolah, Keisya tertawa kecil mengingat setiap momen yang pernah terjadi di masa SMA, ah. Semuanya kini hanya akan menjadi kenangan diingatan Keisya saja.

"Kei. Aku mau cerita.." Ujar Nuca

"Hmmmmm...." Jawab Keisya sambil asyik memantau timeline instagram

"Aku sebenarnya nggak daftar SNMPTN kemarin"

"Whattttt???" Keisya terkesima langsung menghentikan aktifitasnya

"Maksudmu apa Nuc kok bisa-bisa nya?"

"Sebenarnya aku kemarin belum yakin untuk masuk kedokteran"

"Gilaaak sih Nuc, kenapa gak dipikir mateng-mateng dulu kemarin, kan banyak pilihan lain juga toh"

Nuca ternyata merasakan kegundahan tersendiri, namun ia tetap terlihat menampakkan sikap seolah mengambil jurusan kedokteran. Nuca tetap berusaha memenuhi ekspektasi orang-orang sembari meyakinkan dirinya sendiri tentang apa yang sebenarnya ingin diraih. Yang sempat dilupakan Nuca adalah bagaimana jika akhirnya ia mendaftar dan akhirnya berhasil dan bagaimana jika kesempatan itu hilang karena ia tak melakukan sama sekali.

Bagi Nuca, berada dijurusan favorit bukanlah untuk adu gengsi atau sekedar membanggakan orang tua, namun juga harus ada Faktor yang memang layak diperjuangkan tidak hanya lulus sekedar lulus tak meninggalkan makna atau legacy apa-apa.

Keisya mulai memahami maksud Nuca, sahabatnya yang satu ini memang terlalu dalam pemikirannya, setiap langkah yang diambil pasti sudah dipikirkan dan dipertimbangkan matang-matang.

"Nuc poto yukk.. tapi pake hapemu yang kameranya bagus" ajak Keisya

Cekrek.. Cekrek empat sampai lima foto berhasil diabadikan

"Kei, aku ke toilet dulu ya bentar" ucap Nuca

Keisya hanya berdehem,sembari melihat hasil jepretan-jepretan foto,Keisya bersiap mengirimkan foto-foto ke ponselnya sendiri. Belum selesai menandai foto-foto yang akan dikirim, perhatian Keisya teralihkan satu video, Nuca terlihat sedang bermain gitar, mungkin sedang bernyanyi juga.

Dan bila sudah saatnya, aku akan berbicara, tentang cinta yang telah ada sejak lama, kini aku mengerti pada siapa kan ku beri, semua rasa sayang ini .... untuk Tiara...

EDELWEISS || NUCA'S JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang