GENANGAN DAN KENANGAN

605 77 10
                                    

Pagi yang cerah untuk menyambut hari baru, sinar matahari sudah cukup tinggi. Keisya masih nyaman berada dikasur dan balutan selimutnya. Sepertinya ia masih enggan beranjak setelah semalaman begadang mengerjakan tugas. Dari dalam kamar ia mendengar teriakan keras yang membangunkannya, seakan kamarnya akan ikut hancur atas teriakan itu. Ya siapa lagi kalau bukan mamanya, alarm dikamarnya sudah tak mampu membangunkan gadis yang satu ini, harus ada alarm berjalan yang mengingatkannya.

"Keisyaaaaaa, yaampun belum bangun, Nuca udah di depan tuh"

"Suruh duluan aja Ma, Kei bawa motor sendiri"

Kali ini Keisya tak perlu lama-lama mengumpulkan nyawa untuk beranjak dari tempat tidur, ia bergegas ke kamar mandi. Hanya sekian menit berlalu Keisya memakai seragam hitam dan putih, ia mengikat rambutnya yang masih acak-acakan, no make up no problem, semprot parfum, berangkat.

Seperti tentara yang akan berangkat perang, Keisya menyetir motornya seolah-olah musuh besar yang begitu banyak jumlahnya sedang mengejarnya dan siap menyergap. Yah kali ini musuh terbesar Keisya adalah waktu. Perjalanan ke kampus yang harus ditempuh kurang lebih 30 menit belum lagi melewati lampu merah saat jam-jam sibuk, aaaaarrgh akhirnya Keisya pun pasrah. Hukuman sudah menanti.

********************************************************************************

Tiara menghela nafas panjang kemudian menghembuskannya, menarik nafas lagi dan menghembuskannya lagi, ia mondar-mandir didepan gerbang sambil mengigit-gigit bibir bawahnya seiring dengan detak jantungnya yang tak kerkondisikan dengan baik bersamaan dengan keringat yang mengalir di pelipisnya. Ia menatap arloji yang melingkar di tangannya,lima menit lagi gerbang akan ditutup, dan Nuca belum jua menampakkan batang hidungnya. Otaknya tiba-tiba stuck tak tau harus melakukan apa.

Tak berapa lama terlihat sosok yang sudah tak asing lagi sedang berlari terengah-engah ke arahnya.

"Nuc cepetan..." teriak Tiara sambil melambaikan tangannya

"Nuc, gawat, ada yang ketinggalan"

"Hah?? Apa" Jawab Nuca masih tersengal-sengal

"Peyek...."

"Hah??? Apaan sih?"

"Itu Kripik kena cacar..."

"Apaan sih?? Urusan keripik lah kena cacar atau kena flu"

"Iiiiiiihhhh, itu kan disuruh bawa kripik kena cacar, artinya kripik bukan?"

Nuca terdiam, matanya membulat, menatap ke arah Tiara, sembari menepuk jidatnya sendiri.

"Arrghhhh iyaaa..."

"Gimana Nuc?"

"Yaudah mau gimana lagi, ga mungkin kan nyari sekarang, nanti malah telat, iya kalau dapet, kalau enggak kan hukumannya dobel"

***********************************************************************************

Keisya datang di kampus jurusannya lima belas menit melebihi batas waktu yang ditetapkan, dari lobby depan sudah terlihat mahasiswa baru sedang bersiap untuk apel pagi, kali ini Keisya disambut oleh komdis dengan pita merah melingkar di lengannya, lengkap dengan tangannya yang masuk kedalam saku almetnya. Keisya memberanikan diri untuk melangkahkan kakinya pelan-pelan. Beruntung kali ini Keisya tak sendiri, ada beberapa mahasiswa baru yang menemaninya mendengarkan wejangan pagi.

"Kenapa telat?" tanya salah satu komdis

"Kesiangan kak" Jawab Keisya lirih

"Baru ospek aja telat, kalau udah kuliah titip absen?? iya gitu? Namanya mahasiswa???Hebaaattt" ucap komdis dengan nada sedikit menyindir, sambil bertepuk tangan.

EDELWEISS || NUCA'S JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang