AWAN YANG LAIN

915 84 10
                                    

Lepas ospek, perkuliahan dimulai, semester awal mata kuliah masih wajar lah ya, hal-hal dasar bukan hal yang sulit bagi Nuca dan Tiara. Di Fakultas Kedokteran tempat Nuca dan Tiara Kuliah, sistem pembelajarannya bukan SKS (Satuan Kredit Semester) tapi menganut sistem blok, satu semester dibagi menjadi beberapa blok, jadi semua mata kuliah sudah ditentukan dari pihak kampus, gampangnya sebut saja paketan.

Dokter Ari baru saja mengakhiri kuliah Biomed yang menjelaskan mitosis sel-sel, mengingat-ingat lagi mata pelajaran SMA tentang struktur sel, tentang DNA dan RNA yang ternyata sekarang lebih ruwet dan bikin gumoh. Dalam satu tubuh manusia banyak sekali materi genetik yang begitu njelimet, jika dipikir-pikir lagi siapa yang mampu menciptakan makhluk sesempurna itu, selain Allah. Gitu manusia masih banyak yang nggak mensyukuri apa yang ada dalam dirinya.

Bolpoin warna-warni berserakan, dengan buku-buku yang masih terbuka, mata Tiara memindai sekelilingnya, teman-temannya mulai berhamburan keluar, ia hanya mengucek matanya dan membenamkan wajahnya diantara lekukan tangannya diatas meja

"Kenapa Tir? Makan yuk.. aku belum sarapan nih" Ziva mengernyit melihat Tiara

Ziva ini teman baru Tiara di FK, anak perantauan dari pulau seberang, namanya anak kos kalau kuliah jam tujuh pagi mana sempet cari sarapan dulu, lama-lama jadi kebiasaan, sarapan sama makan siangnya jadi satu.

"Ziv kayanya sehelai rambutku mulai keriting deh"

"Heh??"

"Ini baru sebulan di FK, lulus kayaknya rambutku keriting semua"

"Kayaknya yang laper aku deh Tir, kenapa kamu yang gaje gini"

Tiara hanya berdem.

"Ayolah Tiirr, laper nih sumpah,daripada aku pingsan nanti"

"Tapi mager Ziv.."

"Ah, yaudahlah aku nyusul Nuca sama anak-anak lain ajadeh"

Tiara spontan menegadahkan kepalanya. "Yaudah ayooo.."

Mereka pun akhirnya menuju kafetaria, tatapan Ziva tertuju pada sesosok pria tegap bertubuh tinggi, dengan tangan dimasukkan saku berjalan berlawanan arah dengannya. Alvin, Kakak tingkat mereka, selain Alvin ini anak BEM, dia juga Band yang isinya anak-anak kedokteran juga, ya walaupun manggungnya baru lintas Fakultas.

"Tir.. Kak Alvin idaman banget yaa.."

"Anak BEM itu? Galak dia, dulu pas ospek dia kakak asuhku tau"

"Tripple T Tir" Ucap Ziva dengan mata yang berbinar binar.

"Apaan Tripple T?"

"Tampan, Tinggi, Tajirr, kurang apa cobaa"

Tiara mengerucutkan bibirnya, dalam benakknya ia tergambarkan sosok yang lain, sosok ini bukan hanya tampan, tinggi, tajir, tapi juga taqwa, tadarusan tiap hari, arghhhh, Tiara membatin "Mau Nuca... simpenin Nuca buat Aku ya Allah". Tiara tertawa geli sendiri. Nuca memang berbeda tak seperti cowok kebanyakan, yang matanya jelalatan saat melihat cewek cantik lewat didepannya. Mungkin Nuca terlalu pandai untuk menutupi ekspresi wajahnya, bukan Nuca tau wanita itu mulia, ia tak ingin matanya digunakan untuk menodai kemuliaan itu.

Ziva terdiam, menatap temannya yang tiba-tiba tersenyum-senyum sendiri, matanya membulat menatap Tiara.

"Tir, kak Alvin aku cim, jangan direbut ya"

"Yaelah Ziv, standarku mah yang lima T"

"Apaan tuh lima T"

"Mau tau ajaa"

Nuca sudah duduk manis di kafetaria bersama teman-teman yang lain. Semangkuk soto di depannya sudah hampir habis. Ziva datang dengan hebohnya dimuka kafetaria, melambai-lambai dengan tampang kekanakannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EDELWEISS || NUCA'S JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang