Bab [5]

3.2K 100 4
                                    

Bab 5

"Apa ada yang bisa saya bantu, Sir?" Petugas Valet menatap Spencer dengan heran saat pria itu keluar dari mobil dengan tangan memegang piring berisi makanan yang hanya tinggal setengah.

"Tidak," Spencer menjauhkan piring dari petugas tersebut, lalu dia menyerahkan kunci mobilnya. "Tolong parkir mobilku di tempat biasa," dia menjauh dengan diiringi tatapan aneh dari orang-orang.

Spencer berjalan sambil sesekali tersenyum saat melihat piring di tangannya. Oh, katakan saja dia gila atau sebagainya. Tapi hey, dia benar-benar merasa sangat senang meskipun sudah diusir dengan cara yang menggelikan. Selama ini tidak pernah ada wanita yang berani bersikap seperti itu padanya, kebanyakan dari mereka bahkan cendrung agresif dan menawarkan diri dengan suka rela, tapi wanita ini---Camilla---tidak pernah sedikitpun terlihat tertarik. Dan hal tersebut membuat Spencer semakin ingin memiliki dokter cantik itu.

Dia selalu merasakan adrenalinnya terpacu setiap kali berdekatan dengan Camilla, ada hal baru yang selalu membuatnya penasaran dan membuat perasaannya semakin berkembang. Meskipun di sisi lain dia merasa khawatir dengan keberadaan Adam, pria itu seperti duri dalam daging yang bisa membuat tenggorokannya terluka kapan saja.

Adam adalah masa lalu Camilla yang sepertinya masih belum bisa dilupakan oleh wanita itu, kadang dia berpikir mungkin saja dokter itu menjaga jarak darinya karena dia masih memiliki trauma di masa lalu, Spencer sangat yakin bahwa luka yang ditinggalkan di hati wanita itu sangat dalam---hingga membuatnya menjaga jarak.

Tapi terlepas dari itu semua, dia tidak akan pernah terpengaruh dengan masa lalu yang pernah terjadi antara Camilla dan mantan suaminya. Setidaknya mereka sudah berpisah tiga tahun yang lalu, namun informannya belum menjelaskan secara detail hal apa yang membuat pasangan itu berpisah. Meskipun jika dilihat---tanpa menggunakan kacamata pengamat pernikahan---Spencer yakin bahwa bajingan itu tidak bersikap seperti layaknya suami yang baik.

Dan berkas catatan perceraian Adam dengan Camilla tidak tercantum secara utuh, di sana tidak disebutkan alasan kenapa mereka bisa bercerai. Padahal data lainnya menunjukkan bahwa perceraian mereka memakan waktu dan menjalani serangkaian proses persidangan yang melelahkan.

Sepertinya Adam memiliki cukup uang untuk meminta petugas---orang dalam---menghapus data yang bisa memberatkannya, dan alasan data itu masih tersimpan dalam arsip pengadilan---Spencer mengambil kesimpulan hal tersebut mungkin dikarenakan oleh Camilla yang sudah banyak membantu Yayasan Amal negara, dan sering melakukan kegiatan sosial yang membantu meringankan pekerjaan pemerintah.

Ponsel Spencer berbunyi ketika dia sudah berada di apartemennya. Tangannya meletakkan piring yang masih dipegangnya di atas meja dapur, lalu dia merogoh ke dalam celana Denim dan menemukan Iphone miliknya. "Ya, Monica. Aku sedang di rumah dan sudah melewati hari yang cukup sulit," dia menjawab pertanyaan orang yang sedang menelponnya.

"Baiklah, kita bertemu di tempat biasa," jawab Spencer saat wanita yang menelponnya itu mengajak untuk bertemu. "Aku akan sampai lima belas menit lagi," tambahnya, sebelum dia mematikan sambungan telpon.

Dia berbalik, matanya menatap piring yang dibawa dari rumah Camilla dengan tatapan senang, sudut bibirnya terangkat, lalu dia mendengus untuk mengejek diri sendiri. "Kau sepertinya memang berbeda dari mereka semua," gumamnya.

Spencer duduk kalu menghabiskan sisa makanannya dalam waktu kurang dari tiga menit. Lalu dia meletakkan piring tersebut di wastafel dan mengingatkan diri sendiri untuk tidak membuat bahan porselen milik Camilla itu pecah.

Setelah meletakkan piring tersebut dengan hati-hati, lalu dia berbalik dan segera pergi untuk menemui Monica yang sudah menunggunya di Cafe yang hanya berjarak beberapa blok dari gedung apartemennya. Spencer memilih untuk berjalan kaki---mengingat Cafe tersebut; selain jaraknya yang dekat, tempat itu juga berada di sebrang lapangan dan jalur yang biasa digunakan oleh orang-orang untuk berolahraga.

Surrender To Reality [Surrender Series #2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang