Spencer berdiri resah di depan ruang ICU, dia tidak pernah membayangkan akan memiliki perasaan seperti ini pada seorang wanita. Perasaan ini nyaris menyerupai seperti ketika dia harus menunggui Ibunya saat wanita yang telah melahirkannya itu harus dioprasi karena usus buntu. Tindakannya bahkan sama seperti saat itu, dia hanya mengigiti kukunya sepanjang sisa waktu perawatan Camilla.
Spencer menyipitkan mata ketika dia melihat seorang pria dengan tinggi 180cm sedang berlari dan kepalanya terus menyapu sekitar. Detik itu juga dia tahu siapa bajingan yang seluruh tubuhnya hampir dipenuhi tato dengan berbagai motif. Untuk sesaat pikiran Spencer seolah ditarik pada masa Camilla masih bersama Adam.
Bagaimana wanita itu dapat bertahan dan menikah dengan laki-laki yang bahkan tidak memperlakukannya dengan baik? Semua itu membuat Spencer meringis saat bayangan Dokter itu berada di bawah kuasa Adam dengan tubuh mereka yang bercucuran keringat. "Sialan!" Spencer mengumpat dan dia menarik tangan perawat yang kebetulan melintas di depannya.
"Miss, tolong jangan biarkan orang itu mendekati ruang ICU ataupun ruang rawat wanita yang masih berada di dalam sana," perawat itu tampak ragu untuk meng-iyakan ketika dia melihat laki-laki yang di tunjuk Spencer tengah bicara dengan beberapa perawat lain.
"Simpan pertanyaanmu nona manis, saat ini aku hanya ingin melindungi wanita yang masih terbaring di dalam sana. Dan jika siapapun dari rumah sakit ini yang membiarkan bajingan itu untuk menemuinya, maka aku akan mencabut semua aliran dana yang sudah aku berikan untuk sepuluh tahun kedepan," Spencer menunjukan sikap otoriternya. Dia tidak mau dibantah, tanpa menunggu untuk diperintah dua kali. Perawat tadi sudah menjauh dan berbisik pada temannya yang lain.
Spencer menatap Adam dari kejauhan saat melihat laki-laki itu menunjukan tatapan penuh amarah untuknya. Pihak keamanan datang sesaat sebelum Adam mengamuk dan berusaha menerjang melewati lorong yang menuju ruang ICU. "Pergi kau bajingan!" Spencer bergumam pelan.
Matanya tetap menatap jauh pada tubuh yang ditarik keluar oleh dua penjaga. Spencer yakin Camilla juga tidak ingin melihat bajingan itu berkeliaran di sisinya, tidak ada kehangatan ataupun sesuatu yang dapat membuat Camilla membaik jika Adam terus mengganggu dengan sikap yang terlihat keras.
Tidak perlu menggunakan IQ di atas rata-rata untuk mengetahui bahwa Adam bukanlah pria yang dapat bersikap baik pada pasangannya---setidaknya itu menurut pengamatan Spencer. Mengingat kemarin malam dia menyaksikan bahasa tubuh Adam yang tampak gusar---Spencer yakin Camilla telah melewati masa sulit yang mungkin telah membuat retakan besar dalam hatinya.
Spencer melompat dari tempat duduk ketika mendapati dokter yang diperkirakan berusia 30 tahun keluar dari ruang ICU. Ada rasa kesal yang menyelinap pada perasaan Spencer saat dia melihat Dokter itu memperhatikannya dengan tatapan tidak yakin.
"Bagaimana keadaannya?" Spencer bertanya dengan suara gusar. Dokter tadi menghela napas dan memutar kepala menatap pada pintu yang tertutup di belakangnya, "Jangan mengulur waktu!" kesabaran Spencer pecah.
"Dia baik-baik saja, luka di kepalanya tidak terlalu serius. Kami sudah menangangi semua luka yang terlihat dan memberinya obat tidur, pastikan seseorang berjaga di dekatnya sepanjang malam," Dokter itu menatap Spencer dan seolah memintanya untuk memastikan sesuatu.
"Aku keluarganya dan akan berjaga sepanjang malam," jawab Spencer tegas. Dia tidak ingin orang lain meragukan kehadirannya, dia berada disana untuk menjaga Camilla dan tidak akan membiarkan wanita itu sendirian. Spencer sudah menghubungi pihak rumah sakit tempat wanita itu berkerja, jawaban yang dia dapat hanya sebuah desahan pasrah karena semua orang tidak ada yang mengetahui di mana keluarga wanita itu berada.
***
Spencer menyelinap masuk ke dalam ruangan yang dicat putih dengan satu tempat tidur untuk pasien. Camilla bernapas dengan teratur dalam tidurnya, dia menyeret langkah dengan pelan ketika melewati dua sofa berukuran sedang bermotif abstrak dengan warna coklat.
![](https://img.wattpad.com/cover/15478531-288-k396107.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender To Reality [Surrender Series #2]
RomansSpencer Alfredo Smith jatuh cinta pada Camilla Lauren Byrne seorang Dokter yang pernah merawatnya saat dia terluka dalam sebuah insiden, dokter itu seolah tidak tertarik dan tidak perduli. Namun dengan usaha keras akhirnya Camilla menyambut perasaan...