Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"FELIX! PEGANG TANGAN GUE!"
seruan bintang itu bikin felix langsung masukkin dompet temuannya ke saku celana kemudian tangannya menggapai tangan bintang yang terulur di depannya.
bintang kesulitan buat narik felix karena cowok itu terperosok lumayan dalam. bintang noleh, manggil temen-temennya yang lain yang kayaknya nggak sadar kalo felix jatuh di kubangan lumpur.
"guys, tolong disini! bang chan! bang wahyu! bang mahes!" seru changbin manggil satu persatu rekannya.
chan yang emang mimpin jalan dan udah lumayan jauh di depan sana samar-samar denger seseorang manggil nama dia. tapi chan cuek aja, siapa tau cuma salah denger.
"bang chan, ayo!"
tapi seruan awan yang manggil namanya bikin cowok itu nengok dan kaget begitu barisan rekannya udah pada lari mencar menghampiri suatu titik. chan muter badan dan segera nyusul temen-temenya yang kini udah berkerumun.
"kenapa? ada apa?"
"felix jatuh di kubangan, mas." sahut sadam.
chan membelalak. dia jalan ngehampiri felix dan jongkok di sebelahnya. tangannya bolak-balikin badan felix pelan, ngecek ada yang luka atau nggak. "ada yang luka? ada yang sakit?"
felix ngangguk ragu, "kayaknya tadi kaki gue sempet kegores ranting kayu sebelum jatuh."
chan menghela napas lalu mengacak rambutnya sendiri. "ada aja halangannya dari kemaren."
"gini aja," wahyu buka suara. "kita obatin felix dulu. sekalian istirahat aja sampai kita bener-bener siap buat lanjut nanjak. tenangin pikiran masing-masing dulu, ya. jangan mikir aneh-aneh. p3k masih lengkap?"
"masih, bang." sahut mahes.
"oke." chan berdiri kemudian memapah felix dibantu bintang sementara yang lain ngikutin dari belakang. "kita istirahat dulu sebentar."
setelah mendudukkan felix di tempat yang udah digelar tikar, mahes langsung ngeluarin kotak p3knya dan mulai ngobatin luka felix. di sela-sela kegiatannya, mahes lihat felix ini daritadi nggak ngelepasin pandangannya dari awan yang asyik ngobrol sama sadam di atas pohon tumbang.
"lo kenapa lihatin awan mulu? naksir ya lo?" celetuk mahes. volume suaranya yang nggak bisa dibilang pelan itu sontak mengundang perhatian rekan-rekannya yang lain.
jihan langsung semangat begitu ada bahan gosipan. cowok itu tepuk tangan, "yang bener, lix??? wah, cinlok nih ceritanya?!"
bintang nengok kemudian ngangkat aliasnya. dia bertanya ke felix, ada nada nggak suka terselip di kalimatnya, "lo ada hubungan apa sama awan?"
juan pun sama. cowok yang semula ngelihatin awan itu sontak beralih jadi mandang felix. mendadak ngerasa kalo felix tau sesuatu. tapi juan pilih bungkam dan sibuk gambar-gambar abstrak di tanah.
