Hari ini tidak ada bedanya dari hari biasanya, hanya saja masih pagi-pagi sekali Raja sudah terdiam seribu bahasa, tidak ada suara sama sekali yang keluar dari mulutnya selain hembusan nafas.
"Heh bambang!" panggil Samuel sambil menoyor kepala Raja yang sedari tadi diam.
"Apa sih? Pagi-pagi dah bikin kesel aja kerjaan lu." balas Raja.
"Heh Jamilah! Itu dialog gue harusnya, lu pagi-pagi udah kek sapi mau bertelur aja."
Sisca menoyor kepala Samuel.
"Katain aja terus gue goblok, nyatanya lo lebih goblok dari gue. Sapi bertelur, sapi bertelur... Pala lu bertelur!"
"Sesama otak mini gausah saling ngeledek yah." kata Kayla mencoba menghentikan adegan toyor menoyor yang dilakukan temannya.
"Kita lagi urus si Raja plis."
Sisca mengangkat bahunya tidak peduli.
"Lo kenapa lagi sih Ja?" Samuel duduk diatas meja Raja. Mumpung belum ada guru bisalah gayaan sedikit kek anak gadung di kelas.
"Eh," panggil Raja.
Yang lain mendengarkan.
"Kalian tau Cecil gak?" tanya Raja.
"Cecil? Cecil anak IPS-I kan?" Raja mengangguk.
"Kenapa?" tanya Samuel.
"Gue kemarin gak sengaja nabrak dia pas pulang dari lapangan basket. Terus..." yang lain sibuk menyimak.
"MANIS BANGET ANJER! CANTIK! PUTIH! MULUS! MANIS! KEK SUSU!"
Sisca melipat tangannya di depan dada dan memutar bola matanya dengan malas. Sudah ia duga si bangsat satu ini pasti bakal ngomongin hal yang unfaedah lagi.
"Apa? Incaran lo lagi?" tanya Samuel.
"Iya nih. Tapi gue gak kenal."
"Gue ada nomornya, mau gak?" tanya Samuel sambil memainkan dan mengayunkan hpnya di depan wajah Raja. Berniat agar Raja tergoda.
"Mana? Sini buruan!" dengan cepat Raja mencoba merampas hp Samuel.
"Eit... Tidak semudah itu Ferguso. Lo kalo mau apa-apa harus pandai menyogok dulu." kata Samuel.
Raja melempar tatapan sinisnya ke Samuel yang duduk di atas mejanya. Samuel yang melihat ekspresi Raja hanya tersenyum menantang, tangan kanannya memegang pundak Raja.
"Apa yang bakal lo pake buat nyogok gue? Hm?" tanya Samuel dengan suara kecil.
"Voucher makan di restoran bintang 5, makan sepuasnya." tawar Raja.
"Lo kurang kaya buat nyogok gue, boy." Samuel tertawa geli sambil menepuk-nepuk pundak Raja.
"Mobil sport gue dirumah gak ada yang pake, pake tuh buat elo ke resto, ajak temen lo sekalian." tawar Raja.
"Hm..." sebenarnya Samuel masih berharap lebih, ia yakin temannya yang merupakan sultan tersebut tidak akan sesusah itu diajak negosiasi.
"Ruangan VVIP, tempat karaoke, kolam renang, dan sebagainya bisa lo pake pokoknya, semuanya. 1/4 gedung hotel itu milik elo selama 3 hari." kata Raja.
"Not bad. Yo wis... Nih!" Samuel tidak mau menguras temannya lebih dalam. Dan rencananya ia tidak akan main dengan temannya ke hotel yang ditawari Raja. Ia berencana untuk mengajak saudaranya sendiri untuk pergi bersamanya.
"Mainannya para penguasa keuangan emang elit yah. Apalah daya gue main monopoli aja kalo nggak habis duit, yah gak ada duit, masuk penjara." bisik Sisca.
KAMU SEDANG MEMBACA
R A J A
Teen Fiction-RAJA- Dia adalah Raja, tidak hanya namanya saja yang Raja perlakuannya pun seperti seorang raja, berbuat seenak jidatnya, tidak peduli apa yang di pikirkan orang lain tentangnya. "Mereka mah cuman mainan gue doang, secara gue kan gak pernah ada cin...