03. Sabar

13 1 0
                                    

Saat jam istirahat, geng yang di beri julukan 'geng savage' itu memilih untuk makan bersama di kantin seperti biasa.

"Mbak... Nasi goreng merahnya satu dong. Laper nih, dari tadi dengerin pak Surya ngajar bikin oleng." Raja mendatangi kedai makan mbak Ifah.

"Heh! Raja! Lo ngantri dulu sono! Yang mau makan bukan cuma lo doang yah!" mbak Ifah yang sudah tiap hari dibuat sakit kepala oleh Raja itu menaikkan suaranya saat Raja tiba-tiba muncul di depan kiosnya tanpa mengantri.

"Plislah mbak... Bisa-bisa maag aku kambuh nih. Aw... Aw... Perih..." Raja selalu membuat trik yang sama biar makanannya di dahulukan.

"Nggak! Mau lo mati disitu juga ane kagak peduli."

"Oho... Mbak... Mati nih aku..."

"Mati sana! Ga ada yang peduli!" bentak mbak Ifah masih fokus sama pesanan yang lain.

"Mbak... Plis... Udah ga tahan nih, tau nggak, aku tuh udah capek belajar, sekarang butuh asupan mbak, kalo gak ada asupan gimana mau belajar ntar? Gimana Indonesia bisa maju kalo anak mudanya aja malas belajar, kan? Kan? Jadi, tolong yah, bagian Raja dulu yang di buatin, nasi goreng doang kok. Yah? Yah? Yah? Yaaahhh..." Raja menarik-narik lengan wanita gemuk yang lebih pendek darinya, Raja sampai berjongkok untuk merendahkan tingginya sambil memohon.

"Ck! Iye iye, ntar! Udin! Nasi goreng merah satu! Cepat! Ntar nih bocah kaya raya yang gak punya malu mati depan gua! Kasian kalo mati sekarang, dosanya masih banyak!" perintah mbak.

Raja yang mendengar ucapan mbak Ifah langsung tersenyum lebar, ingin rasanya ia mengibarkan bendera kemenangan di tengah-tengah kantin.

"Lo udah pesan belom?" tanya Kayla mendekat ke arah Raja. Raja menggeleng sambil tersenyum.

"Lo? Udah pesan? Atau mau gue pesenin sekalian?" tanya Raja menawarkan bantuan.

Kayla menggeleng.

"Gak usah, gue ke kedai lain aja." saat Kayla sudah berbalik ingin beranjak pergi, tiba-tiba lengannya di tarik oleh Raja.

"Mau kemana? Ntar lama lagi. Sini aja biar sekalian. Nanti gue suruh mbaknya dahuluin pesanan lo." kata Raja.

Kayla tesenyum sambil menggeleng.

"Gak mau, kasian mbak Ifah udah harus urus elo masa iya harus urus gue lagi? Gue di kedai lain aja. Lo kalo lapar makan duluan gih, gak usah nungguin, gue bisa makan sendiri." ucap Kayla.

"Gak. Gue mau makan bareng pokoknya. Gue tungguin. Duduknya bareng juga yah? Yah? Yah?"

Kayla mengangguk. Kalau begini, ia benar-benar tidak akan pernah terbebas dari Raja.

"Ya udah sana buru!" kata Raja.

Kayla mengangguk dan segera pergi ke kedai lain untuk memesan makanan.

"Mas, nasi goreng satu." pesan Kayla saat mendapati kedai yang pembelinya sudah mulai berkurang.

"Oke neng."

Kayla tersenyum sambil menunggu.

"Kak Kayla?" tanya seseorang di samping Kayla.

"I-iya? Siapa yah?" tanya Kayla sopan.

"Nama aku Fani, kak." jawab orang itu.

"Fani? Kelas berapa?"

"10 IPA 4 kak."

"Oh, kenapa yah?"

"I-ini, bisa titip ke kak Raja nggak, kak? F-fani malu mau kasih langsung ke orangnya." Fani menitipkan sebuah kertas origami pink yang dilipat kecil kearah Kayla.

R A J ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang