"Kay, lo suka sama Raja?"
Deg!
Kayla dengan mata bengkak khas orang yang sudah menangis keras itu menatap Sisca. Sisca menatap lurus ke dalam mata Kayla. Mata yang penuh kesedihan, kehancuran itu membuat Sisca tak bisa mengucapkan barang sepatah katapun.
Sisca mencoba meraih saklar lampu dan menyalakan lampu kamar Kayla yang begitu gelap, tak ada cahaya lain selain dari cahaya langit sore dari luar jendela kamar Kayla yang tertutup tirai putih itu, tapi dengan cepat Kayla mencegatnya dan menyuruh Sisca untuk duduk di sampingnya.
Tak ada pembicaraan yang terjadi diantara mereka berdua. Mereka hanya diam, hanyut dalam pikiran masing-masing.
Kayla hanya menatap kosong, tatapannya lurus ke depan di dalam kamarnya yang gelap itu, berbeda dengan Sisca yang duduk di sebelahnya sedang menatap Kayla begitu dalam seakan-akan menuntut jawaban atas pertanyaannya tadi.
"Hm," Kayla membuka suara. "Jangan kasih tau Raja."
"Tapi kan lo sendiri tau Kay, kalo dia gak mau pacaran ma temannya sendiri."
"Makanya gue gak pernah kasih tau siapa-siapa soal ini."
Sisca mulai jengah, ia langsung meninggikan suaranya.
"Berapa lama?"
"Gak lama kok."
"Heh! Gue tanya udah berapa lama, jawab gih!"
"3 tahun."
"Hah?!"
"Sejak gue baru kenal ma dia untuk pertama kalinya."
"Anjir! Pas mos dong?"
Kayla menganggukkan kepalanya.
"Dan lo nyembunyiin perasaan lo selama itu?"
Kayla mengangguk lagi. Sisca mendengus kesal.
"Seandainya gue gak mergokin lo, gak bakal ada yang tau perasaan lo ke Raja?"
"Rama tau."
"Selain dia?"
"Gak ada. Tapi lo udah mergokin gue beberapa detik yang lalu."
"Lo bisa-bisanya nahan perasaan lo selama 3 tahun?!"
"Bisa. Gue bisa. Udah biasa."
"Tapi lo udah tau kan perlakuan Raja ke lo?! Kalo tau gini gue bakal nge hajar mukanya tiap hari, Kay!"
"Gue tau, dan gue udah terbiasa kok sama kelakuan dia, Sis."
Sisca geram, ia tidak tau apa Kayla ini benar-benar sudah dicuci otak oleh orang lain sehingga ia sama sekali terlihat begitu lemah jika menyangkut soal Raja, berbeda dengan Kayla yang biasa ia lihat. Kayla yang biasanya adalah orang yang bisa menolak mentah-mentah para cowok yang mendekatinya dengan tatapan dingin sehingga tidak ada cowok yang cukup nyali untuk mendekatinya sekarang. Tidak hanya itu, ia juga tidak terlalu menikmati jika pembicaraan mereka selalu saja menuju kearah percintaan, pacar dan segalanya. Tapi siapa sangka cewek berhati dingin dan batu itu diam-diam menyimpan rasa untuk cowok yang tidak punya hati seperti Raja.
Sisca menepuk pundak Kayla dengan cukup keras hingga menghasilkan bunyi.
"Lo kuat." entah itu pujian atau apa yang diberikan oleh Sisca untuk Kayla.
"Jadi? Rencananya lo sampe kapan nyimpen perasaan lo?" tanya Sisca.
"Gak tau, selamanya mungkin. Kita juga dah kelas 12, ntar juga lulus."
Sisca diam lagi, ia nampak berpikir.
"Bagaimana kalo gue bantuin lo."
"Hah? Buat apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
R A J A
Teen Fiction-RAJA- Dia adalah Raja, tidak hanya namanya saja yang Raja perlakuannya pun seperti seorang raja, berbuat seenak jidatnya, tidak peduli apa yang di pikirkan orang lain tentangnya. "Mereka mah cuman mainan gue doang, secara gue kan gak pernah ada cin...