02. Orang penting

12 1 0
                                    

"Kapan mau berhenti? Kapan aku boleh hajar dia?" tanya Rama pada Kayla.

"Gue juga mau kok ngehajar dia, Ram. Tapi gue gak bisa. Gue tau gue ini bego. Udahlah. Ntar juga berakhir." kata Kayla dengan santainya.

Kayla tidak tau jika Rama selalu mengkhawatirkannya. Rama tidak mau Kayla terjerat dengan manusia brengsek itu.

Rama sudah mengenal Kayla sejak mereka masih TK. Rama adalah tipe yang jarang bicara, dingin dan tidak suka dengan keramaian, itu akan mengusiknya. Tapi akan menjadi cerita yang berbeda jika itu ada sangkutannya dengan Kayla. Rama bisa mengekspresikan dirinya di depan Kayla, dia bisa tenang dengan Kayla. Kayla tidak pernah memandang Rama adalah anak yang aneh.

Rama merupakan blasteran Turki-Indonesia. Ia memiliki sorot mata yang tajam sehingga orang-orang selalu takut dan menjauhinya. Bahkan saat ia hanya berjalan, orang-orang dengan spontan akan menggeser langkah mereka agar tidak terlalu dekat dengan Rama. Tak jarang pula mereka akan saling berbisik sambil melirik Rama dengan tatapan yang tidak bisa di jelaskan. Rama tidak mengerti, hal itu justru membuatnya takut bersosialisasi.

Rama tidak begitu mempunyai banyak teman, di kelasnya ia hanya memiliki orang-orang yang hanya untuk saat ini menduduki gelar sebagai "teman"nya. Yah hanya teman. Tidak ada diantara mereka yang menarik perhatian Rama sehingga Rama akan membukakan pintu menuju ke tangga lebih dari sekedar pertemanan, lebih dari sekedar mengenal, atau hanya saling tahu nama.

Tak jarang, Rama juga menarik perhatian para cewek-cewek atau bahkan primadona sekolah. Dirinya yang begitu tampan tidak bisa luput dari mata setiap cewek yang memandangnya. Rama memiliki aura seorang pangeran yang seakan-akan selalu ikut dibelakangnya. Gelar pangeran berkuda hitam itu didukung oleh sikap Rama yang misterius, dingin dan sebagainya.

Satu-satu dari mereka akan datang memberikan hatinya kepada Rama semudah membalikkan telapak tangan. Tapi sekali lagi, hal itu justru membuat Rama ketakutan. Ia selalu mencoba menghindar dari para cewek pemangsa itu.

"Lo butuh bantuan?" tanya Rama kembali menggunakan bahasa non bakunya ke Kayla.

"Gak usah, Ram. Ini udah mau kelar kok. Setidaknya nyari drama korea itu lebih gampang daripada nyari jarum dalam tumpukan jerami." Kayla mencoba untuk membuat Rama tidak merasa khawatir.

"Dan gak lama lagi gue bakal liat lo mencari jarum dalam tumpukan jerami, itu kalo lo masih aja betah di jadiin babu sama dia." sindir Rama.

Kayla menghela nafasnya.

"Lo sebenarnya ada perlu apa sih kesini, Ram?" tanya Kayla yang sebenarnya agak jenuh dengan kedatangan Rama yang tanpa alasan itu malah menceramahinya.

"Gak ada. Firasat gue cuma bilang gue harus kesini." kata Rama enteng.

Kayla dan Rama tenggelam dalam diam mereka. Tidak ada yang membuka atau melanjutkan topik pembicaraan.

"Habis ini lo mau pergi lagi?" tanya Rama.

Kayla memiringkan kepalanya. Bingung.

"Kemana?" tanyanya.

"Kasih filmnya lah, kemana lagi?"

"Oh... Gue bakal kasih di sekolah aja."

Rama mengangguk mengerti.

"Ya udah, gue pulang yah." Rama segera mengambil jaket yang tadi ia tanggalkan di kasur Kayla.

"Lah? Dah mau balik?" tanya Kayla.

"Hm." Rama mengangguk.

"Mama ada oleh-oleh buat lo ma nyokap bokap lo. Udah gue taruh di meja belajar lo tuh." mata Kayla mencari-cari barang asing yang ada di meja belajarnya.

R A J ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang