Sekarang non cantiknya sudah berusia 7 tahun, itu artinya non cantik harus bersekolah di tingkat Sekolah Dasar. Tak mudah menjadi seorang bi inah ia kerap kali dimarahi habis2an karena ingin menyekolahkan non cantiknya itu, dia seringkali berdebat dengan nyonya besar. Bahkan dia rela gajinya dipotong hanya demi sekolah non cantiknya itu.Namun pada akhirnya bi inah gagal, karena dia tidak bisa mendaftarkan non cantiknya itu ke sekolah dasar dia sangat ingin sekali melihat non cantik memakai seragam merah putih, dia sangat ingin non cantik mempunyai teman. Namun disaat keinginannya sedang bersikukuh banyak hal yang harus ia fikirkan. Daftar sekolah tidaklah mudah, hal kecil pun non cantik tidak punya. Nama, akta kelahiran, kartu keluarga dan lainnya. Lantas apa jadinya nanti jika bi inah keukeuh ingin mendaftarkan non cantiknya itu ke tingkat sekolah dasar. Apa yang harus ia ucapkan kepada kepala sekolah nantinya.
Bi inah memutuskan untuk menjadi guru bagi non cantiknya itu, dia membeli buku, alat tulis, buku paket sekolah dasar, tas dan semua perlengkapan yang ia butuhkan.
"Bi kenapa aku engga pakai seragam, kaya orang2 yang lewat depan rumah?" Katanya sembari menggambar sesuatu dibuku gambar.
"Karena non cantik itu sangat istimewa, non cantik itu selalu dijaga oleh bi inah" kata bi inah sambil membelai rambut non cantiknya itu.
"Bahkan akupun ga pernah sama sekali keluar rumah bi, aku selalu main bersama bunga, ikan, cacing, kupu-kupu itupun kalau kupu-kupunya sedang ada" katanya terus bertanya.
Bi inah mulai bingung, ia tahu lambat laun non cantiknya itu semakin besar dan semakin paham juga mengerti tentang dirinya. Dia harus menjawab apa nanti, apakah ada pertanyaan yang lebih sulit dari ini Ya Allah tolong bi inah.
"Bi inah kenapa ko bengong, nih gambar aku udah jadi" katanya.
"Oh engga ko, mana coba sini bibi liat. Wah bagus banget yaa gambar non cantik ini coba jelasin ke bibi ini gambar apa" kata bi inah.
"Ini tempatnya ditaman belakang bi, karena aku gatau lagi tempat yang lebih indah dari taman belakang. Ini mamah sedang menyuapi aku, ini papah sedang menggendong aku dan ini bibi sedang menyiapkan makanan untuk makan siang" ucapnya semangat.
Gambar itu tidak terlihat seperti apa yang diucapkan non cantiknya itu, gambarnya hanya membentuk sebuah taman dengan bunga2 dan hijau dedaunan. Lalu terdapat orang2an yang dibuat layaknya seperti apa yang non cantiknya katakan.
Bi inah sangat terharu ia tak sanggup menahan lagi air matanya, dipeluklah non cantiknya itu lalu dicium puncak kepalanya lama.
Non cantiknya itu memang selalu memanggil dirinya dengan sebutan aku, karena itu adalah pelajaran dari bi inah. Ia harus selalu mengakui dirinya dan menyebut dirinya adalah aku.
Bi inah bukan tidak sayang terhadap non cantiknya itu sehingga dia enggan memberikan sebuah nama untuk non cantiknya itu, namun bi inah tidak mau mengambil hak kedua orang tua non cantiknya itu. Biarlah nanti waktu yang terus menjawab bagaimana takdir non cantik selanjutnya.
***
Kalian boleh komen apapun sesuka kalian, kritik dari kalian sangat membangun buat cerita ini🤗Yu kita bangun kolaborasi, kalian mau alur cerita ini kayak gmna? Kita satukan pemikiran aku dan pemikiran kalian.
Jangan lupa vote and coment ya readers💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Pernah Selesai
Fiksi Remajabagaimana bisa seorang wanita lugu, dekil, hitam bisa berubah menjadi seorang wanita yang cantik luar biasa. bukan tentang operasi plastik tapi ini tentang takdir, takdir yang merubahnya. cacian, hinaan yang dia dapatkan tak pernah ia gubris. ia sel...