Kecurigaan Sadewa

1.7K 22 4
                                    

   Srikandi ingin tetap berteman dengan Arjuna dan Nakula. Jadinya ia masih menemui mereka kadang-kadang, tapi Srikandi bersikap seperti tak ada apa-apa diantara mereka. Dan jadinya Arjuna dan Nakula jarang tegur sapa. Mereka tegur sapa kalau ada Yudhistira saja, supaya mereka terlihat rukun. Tapi Sadewa dan Bima memperhatikan kejanggalan ini.
  "Ada baiknya aku tanyaka mereka, ya, Kak Bima." Sadewa minta pendapat Bima.
  "Iya, Sadewa. Aku bingung kenapa mereka seperti itu? Seperti bersaing saja..hahaha.." Bima tertawa.

   Sadewa pun menemui Nakula, kakaknya. "Salam, Kak Nakula." Sapa Sadewa.
  "Salam, Sadewa." Balas Nakula. Sadewa duduk disamping Nakula yang sedang mengasah pedangnya itu. "Kurasa pedangnya sudah tajam." Kata Sadewa.
  "Hhhmm.." Jawab Nakula hanya seperti itu.
  "Kak, kenapa kakak dan Kak Arjuna musuhan?" Tanya Sadewa. Nakula berhenti mengasah pedangnya. "Kami tidak musuhan," Jawabnya singkat dan kembail mengasah pedangnya.
  "Tapi kalian saling berdiam diri." Ujar Sadewa, "Kalau ada masalah bisa kita perbincangkan."
  "Sadewa, sudah kubilang kalau kami baik-baik saja. Kami hanya saling sibuk, tapi kami akur." Nakula menghela nafasnya.
  Sadewa hanya mengangguk, walau ia tak percaya dengan jawaban Nakula. Tentu ada yang janggal, tak ini harus dipecahkan, pikir Sadewa. Sadewa pun pergi.

   Arjuna melampiaskan kekesalannya dengan cara memanahi pohon. Sadewa datang ke Arjuna. "Salam, Kak Arjuna." Sapa Sadewa.
  "Salam, Dik." Sapa Arjuna balik sambil berkonsentrasi memanah.
  "Kak, panah kakak sudah berulang kali salah bidik. Kakak kurang konsentrasi." Ujar Sadewa, saat dia melihat kalau Arjuna tak kena-kena memanahnya, itu aneh, kan Arjuna adalah pemanah yang hebat, tak pernah salah bidik.
  "Kakak ada masalah dengan Nakula?" Tanya Sadewa. Arjuna kaget dan berhenti memanah.
  "Sadewa, kau bicara yang benar saja. Kita selalu akur." Arjuna melanjutkan memanah, kali ini bidikannya tepat mengenai sasaran.
  "Aku tahu tapi kalian jarang tegur sapa." Ujar Sadewa.
  "Sadewa, kita akur. Hanya saja kita pada saling punya urusan." Jawab Arjuna. Sadewa menghela nafasnya, susah sekali mendapatkan jawaban yang pasti.
   "Bagaimana?" Tanya Bima ketika dia dan Sadewa sedang makan.
  "Tidak berhasil." Jawab Sadewa yang agaknya kesal.
  "Ya, sudah. Mungkin mereka punya urusan lain." Bima melahap makanannya. Sadewa hanya bisa merenung saja.

Kisah SrikandiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang