Perjuangan

1.6K 22 1
                                    

   Raja Drupada sedang memikirkan untuk mengadakan acara Swayamvara untuk Srikandi, entah kenapa Raja Drupada melakukan hal itu. Dan Drupada mengutarakan hal itu pada Srikandi.
  "Ayah, ini gila dan konyol!" Srikandi menaikkan nada suaranya.
  "Tapi Srikandi, banyak yang mengirim surat lamaran untukmu, jadi ayah memutuskan mengadakan Swayamvara untukmu, nak." Jelas Drupada.
  "Tidak mungkin, Ayah. Ayah tahu kenapa aku lahir ke dunia, untuk membunuh Bisma!" Srikandi berteriak. Drupada melotot, "Kau tak boleh melawan perintahku!"
  "Jadi sayambara ini cuma perintah untukku?" Srikandi berkata dengan penuh kekesalan.
  "Srikandi! Pergi ke kamarmu!" Bentak Drupada. Srikandi menggeleng, "Ayah tahu kalau aku bukan anak kecil lagi. Ayah hanya sayang dengan Drestadyumna! Ayah hanya meremehkan perempuan!" Srikandi membela diri.
  Drupada tambah marah, "Kau mau diusir dari Kampilya!"
  "Usirlah aku.." Suara Srikandi memelan.
  "Pergilah Srikandi! Aku telah mengusirmu!" Teriak Drupada. Srikandi mengambil busurnya dan pergi tanpa membawa apa-apa.

   Srikandi harus melewati gerbang istana. Para pengawal membukakan pintu gerbang. Srikandi membalikkan badannya sebentar, ia tak tahu harus kemana, tapi Ayahnya telah mengusirnya. Srikandi tahu..dia harus berjuang demi dirinya sendiri. Saat itu gerbang hampir ditutup. "Tunggu, Kak Srikandi!" Panggil Drestadyumna.
  "Drestadyumna?" Srikandi menghentikan langkahnya.
  "Kakak jangan pergi," Ujar Drestadyumna seperti mau menangis, Srikandi bingung melihat Drestadyumna begitu sedih.
  "Tidak, Drestadyumna. Aku harus pergi, tapi kita akan selalu menjadi saudara." Srikandi tersenyum.
  Drestadyumna memeluk Srikandi, "Selamat tinggal, kak. Kapan pun kakak butuh bantuan, aku selalu ada." "Terima kasih, Drestadyumna." Srikandi tersenyum. Kemudian pintu gerbang tertutup.
   Srikandi tak tahu harus kemana, mungkinkah ia harus tinggal dihutan? Atau menumpang di rumah seseorang? Aah, itu tidak mungkin. Atau dia harus pergi ke Indrapastha? Tidak! Dia tak mau merepotkan Pandawa, selain itu dia ingin menghindar dari Arjuna dan Nakula.

   Srikandi memutuskan untuk tidur di hutan, karena hari sudah malam, dan walaupun dingin, tapi Srikandi harus bertahan di hutan, tak mungkin dia menyerah. Srikandi tertidur malam itu. Dia sangat lelah. Malam itu dia tidur dengan nenyak.
  "Srikandi," Terdengar suara yang tak asing. Srikandi membuka matanya, ternyata sudah pagi. Ada seorang pria di hadapannya.
  "Eh, siapa kau?" Srikandi langsung terbangun. 
  "Srikandi, aku Arjuna." Ternyata itu Arjuna! Bagaimana Arjuna menemukannya? "Arjuna..a..apa..yang kau lakukan disini?" Srikandi agak takut. Arjuna tersenyum, "Aku mau mengunjungi ayahmu. Apa yang kau lakukan disini? Ayo pulang!"
  "Tidak, tidak," Jawab Srikandi, menolak ajakan Arjuna.
  Arjuna tahu ada yang salah. "Ada apa, Srikandi? Katakan padaku."
  "Tidak, ini bukan urusanmu, pergilah ke Kampilya!" Srikandi berdiri dan hendak pergi.
   Arjuna menarik tangan Srikandi. "Srikandi, tidak baik bagi kau untuk pergi sendiri. Biarlah aku mengantarmu dulu." "Arjuna, aku tak mau diantar." Tolak Srikandi yang mulai kesal itu.

   Srikandi pun pergi. Arjuna tak bisa membujuk Srikandi lagi, karena Srikandi keras. Tapi Arjuna khawatir dengan Srikandi. Tapi Arjuna terpaksa harus pergi. Arjuna pun mengendarai kudanya menuju ke Kampilya. Sementara Srikandi terus berjalan, tanpa arah. Srikandi ingat dulu waktu Amba berjalan tak tahu harus kemana, meminta pertolongan, kenapa hal itu terjadi lagi? Mengapa Srikandi ta bisa membunuh Bisma? Apa maksud Dewa untuk merencanakan takdir yang sulit untuk Srikandi? Kenapa, kenapa, dan selalu kenapa? Srikandi berjalan terus.
   Srikandi sudah lelah, tiba-tiba ada seekor kupu-kupu terbang disekitar Srikandi.
  "Apa maksudmu, Kupu-kupu?" Tanya Srikandi, Srikandi mengejar kupu-kupu itu dan kupu-kupu itu menghilang tiba-tiba. Ternyata didepan Srikandi ada sebuah kerajaan besar yang tak lain lagi dari...Indrapastha!
   "Srikandi!?" Ujar Nakula, ada Sadewa juga. Srikandi kaget dan ia ingin pergi.
  "Jangan pergi, Putri Srikandi." Ujar Sadewa.
  "Oh, maaf, aku harus pergi." Srikandi berkata. Nakula menghentikan Srikandi. "Masuk dulu ke Indrapastha." Nakula tersenyum jahil. Srikandi kesal sekali melihat senyuman Nakula itu.

   Saat mereka masuk ke dalam istana. "Tuanku Nakula, Sadewa, dan..." Drupadi kaget melihat Srikandi. Srikandi juga kaget, tapi tak tahu harus apa.
  "Kakak kenapa bisa ada disini?" Tanya Drupadi bingung tapi juga senang.
  "Aku..aku..hanya berkunjung." Ujar Srikandi, dia berbohong padahal.
  "Masuklah, ayo." Yudhistira menyambut. "Arjuna sedang pergi ke Kampilya."
  Srikandi hanya mengangguk, karena dia sudah bertemu Arjuna tadi pagi.
   Nakula senang kalau Srikandi datang, apalagi Arjuna sedang pergi. Drupadi merasa aneh kalau Srikandi terlihat sedih, pasti ada yang salah.
  "Kak Srikandi, ada yang salah?" Tanya Drupadi.
  "Tidak, adik Drupadi. Aku harus pergi, aku tak mau merepotkan kalian." Srikandi pura-pura tersenyum.
  "Tetaplah disini dulu, lagian sudah malam, kakak menginap dulu. Banyak kamar kosong di istana, jangan pergi dulu." Ujar Drupadi.
  Srikandi menghela nafasnya, dia ingin menginap tapi dia tak mau. Tapi mau bagaimana lagi? "Baiklah, Drupadi." Jawab Srikandi dengan singkat.

   Ketika Arjuna pulang, Arjuna mendekati Srikandi.
  "Kenapa kau tak katakan itu padaku?" Ujar Arjuna. Srikandi bingung apa yang dimaksudkan oleh Arjuna, Srikandi tak mengerti.
  "Apa maksudmu, Arjuna?" Tanya Srikandi dengan bingung.
  "Bahwa kau diusir!" Bisik Arjuna. Srikandi kaget, matanya melebar. "Bagaimana kau tahu?" Srikandi marah pada Arjuna.
  "Drestadyumna menjelaskannya padaku." Jawab Arjuna.
  "Aku memang diusir, tapi itu tak masalah." Srikandi bersikap biasa.
  "Srikandi, kau memang tegar, tapi kau perlu bantuan." Ujar Arjuna, "Aku mau membantumu sebagai....teman.." Aku kaget mendengar perkataan Arjuna. Tapi jika benar Arjuna ingin membantuku, mungkin aku harus menerimanya.
  "Baiklah, Arjuna. Terima kasih atas bantuanmu." Ujarku. Arjuna tersenyum padaku. Tapi aku hanya mau tinggal disini sebentar saja, tak lama-lama.

Kisah SrikandiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang