[05]

26.5K 3.2K 823
                                    

[Name] duduk manis di bench lapangan indoor voli. Rambutnya tertata rapi dengan baju training lengkap dengan celana panjang.

Mata [e/c] nya menatap kagum sang suami yang melakukan jump serve dengan semangat.

Tubuh berpeluh dengan kaus putih yang kadang menampilkan cetakan otot perut dan lengan serta keringat yang mengucur dari surai biru dongkernya.

Ah, membayangkannya membuat pikiran menjadi ambigu.

"Nice serve! Tingkatkan yang seperti itu , Kageyama!"

Perkembangan permainan Kageyama benar-benar terlihat jelas jika dibandingkan dengan saat SMA. Kamp Pelatihan Pemuda Jepang memang tak mengecewakan.

"Kesini, Kageyama!"

"Hoshiumi-san!"

Dengan cepat , bola yang melambung di toss oleh Kageyama dan di spike oleh Hoshiumi.

"YOSH!" Keduanya melakukan tos.

"Kageyama itu memang keren ya."

"Kageyama Tobio, orang yang pernah jadi Raja Lapangan saat SMP itu, kan?"

"Iya. Dia terkenal karena julukan itu, lho!"

[Name] menghela nafas sebal. Setiap ia berkunjung pasti ada saja jurnalis berita yang mengungkit masa lalu kelam sang suami.

Memang , ya. Dimana ada fans, disitu pula ada haters.

Bukan. Sebenarnya mereka bukan haters, sih.

Mereka hanya penulis berita yang sering datang untuk kepentingan pekerjaan terutama di majalah olahraga.

"Bagaimana kalau julukan "Raja Lapangan" jadi bahan kita selanjutnya?"

"Me-"

"Hentikan omong kosong kalian atau sang ratu akan marah lho."

Baru saja [Name] ingin memekik ke arah jurnalis itu, ia dipotong oleh seorang tinggi dengan kacamata dan surai kuning.

"T-Tsukishima!"

"Lagipula berita itu sudah basi. Lebih baik cari materi yang bagus atau wanita ini mengamuk."

Kedua orang itu menatap ke arah [Name]. Dengan sedikit gugup keduanya membungkuk lalu menjauh dari sana.

"Apa telingamu panas mendengar mereka?" sindir Tsukishima.

"Berisik! Apa yang kau lakukan disini?" Tanya [Name] agak ketus. Teman SMA yang satu ini tak pernah bisa diajak akur.

"Aku bekerja disini. Apa kau lupa?" Tsukishima mendengus. "Ini Sendai, pendek."

"Berhenti mengataiku pendek karena istrimu lebih pendek dariku, Saltyshima!"

"Bedanya dia tidak galak sepertimu."

"Sialan."

Tsukishima tertawa sinis lalu menatap ke lapangan.

"Yah, si Raja memang sudah tidak raja lagi. Kuakui itu."

"Apa maksudmu?"

"Dia itu mulai berubah sejak kita SMA. Ada seseorang yang dengan lembut mengangkat mahkota raja itu dari kepalanya." Tsukishima berteori.

"Oh, Hinata? Kalau itu-"

"Bodoh sekali. Kau orangnya!"

"Hah?"

Tsukishima mendengus.

"Kalau saja kau sadar, si Raja melunak semenjak menyukaimu. Kau tau, cinta itu bisa membutakan segalanya."

[Name] terdiam. Ia merasa pipinya memanas. Apa benar Kageyama berubah karena dirinya?

"Dan dia menjadikanmu Ratu , memakaikannya mahkota miliknya dan menjadikan mu segalanya."

Ah.. Iya.

Itu memang benar.

Kageyama begitu memujanya.

Kageyama [Name] adalah seorang ratu.

===

"Tsukishima, apa yang kau lakukan disini?"

"Oh, sang raja sudah kembali. Ratu mu sedikit emosi tadi jadi aku menenangkannya."

"Ratu? Oh, Ratuku. Apa yang membuatmu emosi?"

"J-JANGAN IKUT-IKUTAN , TOBIO-KUN!"

Wife! - Kageyama TobioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang