[10]

24.5K 2.8K 589
                                    

"YOSHA!!"

[Name] bertepuk tangan dengan air mata mengumpul di pelupuknya.

Bagaimana tidak?

Kini Kageyama tengah tersenyum lebar ke arahnya sambil mengangkat piala kemenangan Turnamen Nasional dengan bangga.

Seakan mengatakan 'Suamimu ini terbaik, bukan?'

Ya, tentu saja. Kageyama adalah suami terbaik.

Biarpun ia tak ingat ada apa hari ini,

Tapi [Name] merasa Kageyama telah memberinya kado terbaik hari ini.

"Selamat, ya, Tobio-kun!"

Sang istri menghampiri Kageyama di koridor stadion.

[Name] tersenyum bahagia sambil memeluk erat sang suami. Kageyama mengacak rambutmu gemas.

"Semua juga berkatmu, Kageyama [Name]."

[Name] terkikik geli. Kageyama tersenyum lembut sambil mengecupi puncak kepala sang istri.

"Hei, karena masih belum terlalu sore.. aku ingin membawamu ke suatu tempat." ujar Kageyama.

"Um? Baiklah. Aku mau." [Name] tersenyum lalu mengangguk.

Apa [Name] tak salah lihat?
Kageyama tengah merona dengan bibir menggetarkan senyuman.

_____

"Tobio-kun?"

"Hm?"

"Kenapa kita kemari?"

[Name] menatap heran gedung sekolah berwarna putih itu. Irisnya menatap penasaran.

"Ini SMA Karasuno.. Tempat kita bertemu pertama kali." tunjuk Kageyama , lalu tangannya menarik [Name] berjalan ke arah belakang.

Dimana gym berada.

"Ini gym.. kau sering memberiku semangat disini.." ucapan Kageyama terputus. Ia menarik nafasnya lalu menghelanya berat.

"Dan.. disini..." Kageyama kembali menarik sang istri , kini ke dekat vending machine tempatnya biasa membeli susu.

"Tempat aku mengungkapkan semua perasaanku padamu."

[Name] membisu. Irisnya agak terbelalak dengan rona yang semakin menjadi-jadi dipipi.

Apa ini? Apa yang dilakukan Kageyama?

"Itu perjalanan pertama kita. Lalu.. ke destinasi berikutnya."

Kageyama membawa sang istri ke salah satu taman kecil.

"Disini.. kencan pertama kita," ujar Kageyama lagi. "Kau ingat?"

Iya, [Name] ingat. Saat itu Kageyama rela mengantri panjang hanya untuk membelikannya corndog.

"Lalu disini.." Kageyama kembali menarik sang istri ke dekat ayunan.

"Tempat aku membuatmu menangis karena membentakmu saat latihan.."

Yang satu ini cukup berkesan.

"Aku benar-benar bodoh waktu itu.."

Setelah itu Kageyama menarik sang istri ke pekarangan pohon Sakura.

"Disini.. tempat kita lulus, dan tempat dimana aku kembali menemui mu setelah aku berhasil menjadi setter di Schweiden."

Mata [e/c] itu berbinar. [Name] merona.

Dia takkan lupa tempat ini. Dan satu lagi,

"Dan disini... Aku melamarmu, dan memintamu menjadi teman hidupku , selamanya.."

Segaris senyuman timbul di wajah keduanya. Kageyama tersenyum sangat lebar, ia menarik lembut tangan sang istri lalu mereka berjalan ke destinasi terakhir.

"Dan disini..."

"Rumah kecil keluarga Kageyama. Tempat dimana kau dan aku akan menghabiskan sisa waktu kita bersama."

"Dengan beberapa malaikat kecil yang akan mewarnai rumah ini, aku ingin kau , Kageyama [Name].. menemaniku disini sampai akhir hayatku."

[Name] tak lagi memperdulikan derai air matanya. Dengan erat ia memeluk tubuh Kageyama.

"Tentu.. tentu saja aku mau!"

Kageyama tersenyum, ia mengecup bibir sang istri dengan lembut sambil membelai pipi halusnya.

"Selamat hari jadi pernikahan kita yang pertama ,sayang."

"Aku akan selalu mencintaimu."

-end.

Wife! - Kageyama TobioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang