Happy Reading
🍀🍀🍀
-
Kemeja hitam tidak dikancing dan kaos hitam serta celana hitam.
"Apakah kamu bertindak sebagai agen rahasi? Aku memberikanmu dua puluh dress dan gaun yang cantik, tapi kenapa kamu masih menggunakan kemeja. Capek aku jadi sahabatmu. Lihat aku yang cantik ini,"
Reina melihat gaun putih indah menutupi lutut serta riasan feminim sangat cocok di kenakan Clara. Sejak menjadi siswa SMA Merdeka, Clara banyak disukai dengan parasnya yang cantik.
Sedangkan Reina tidak terlalu tertarik untuk terlihat cantik sesuai pandangan orang disekitarnya. Terkadang dia mencoba melakukan hal yang dia sukai. Memakai pakaian yang nyaman dia kenakan.
"Aku datang bukan sebagai tamu, aku hanya kameramen biasa. Aku tidak setara dengan tamu yang ada disini,"
"Ayolah jangan merendah begitu. Kita itu perlu menarik perhatian pria ganteng yang ada disini"
Reina mengambil posisi yang bagus untuk memotret jauh dari Clara yang tengah asik berbincang dengan temannya yang juga di undang oleh kak Lucas. Dia sadar, jika saja bukan karena Clara dia tidak akan diundang di acara ulang tahun CEO perusahaan terkenal yang memiliki banyak sorotan.Ketika Reina menggerakkan Kameranya, tidak sengaja melihat Angkasa dengan pakaian yang mirip dengannya. Untung saja dia mengenakan Topi untuk menutupi wajahnya.
Tentu saja dia tidak melewatkan kesempatan memotret Angkasa. Meski disisi lain, tampak Lucas dengan tampilan jauh lebih rapi dengan jas yang menarik hati penggemarnya.
Wanita yang wajah awet muda itu membuat Reina terpesona. Senyum indah dilayar Kameranya membuat dia terkesima melihat kecantikan ibunya dua anak itu. Bahkan jika memakai gaun poles membuat gaun itu terlihat lebih mewah.
"Aku hanya wanita 40 tahun, yang masih merayakan ulang tahun hanyalah untuk mempererat hubungan persahabatan kita. Baik itu sesama teman, rekan kerja dan karyawan yang sempat hadir. Sekaligus untuk kebahagiaan kedua putraku yang bersikeras untuk mengadakan acara untuk membuat ku bahagia. Aku ucapkan terimakasih,"
Hasil potretnya membuat dia merasa puas. Sepertinya itucukup karena pidatonya akan berakhir.
Pandangannya teralihkan ke panggung yang ada di belakang Dian ibu Lucas dan Angkasa.
Reina berlari menyelamatkan Dian yang sedang berpidato
"Aku harap kalian menikmati ..."
Bruk
Reina berhasil menyelamatkan Dian namun seketika pandangannya buram. Panggung itu juga roboh seketika mengejutkan seluruh tamu.
"Wajahmu pucat Reina," Clara menghampirinya.
"Kameraku rusak" dia merasakan tangan kirinya tidak bisa digerakkan.
"Sepertinya tanganku juga harus diperbaiki, tapi yang penting ibu selamat," Reina pingsan.
***
Pandangan samar dia mencoba bangun dan melihat Angkasa, Lukas, Dian dan Clara dihadapannya,
"Apakah aku menghancurkan acaranya?" Tanya Reina,
"Tidak nak, aku sangat berterimakasih karena kamu telah menyelamatkanku. Apakah sakit?" Ucap Dian yang terlihat khawatir
"Seharusnya kalian melanjutkan Acaranya, kasian para tamu. Ini hanya patah biasa kok"
"Kamu bisa diam ngak acara memang sudah akan berakhir, Tante Dian juga tidak keberatan. Bodoh,"
"Aku baru saja sadar dan kamu malah mengataiku," rengek Reina.
"Kamu istirahatlah, Mereka berdua akan mengantarmu,"
Reina merasa wanita itu memiliki banyak orang yang tidak menyukainya sehingga memilih mencelakainya.
"Bisa aku memeluk Tante?" Ucap Reina.
"Aku harap dimanapun Tante berada selalu dalam lindungan Tuhan, aku khawatir," Reina memeluknya dengan satu tangan.
"Kamu seperti kenalanku," ucap Dian menatap Reina.
To be continued
➡➡
_________________________________________
TERIMA KASIH TELAH MEMBACA BAGIAN INIDON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT
Hai Readers...
Ini cerita pertama aku jadi maaf ya bila banyak typo bertebaran dan kritik juga boleh☺
Love you allSalam kenal
By. Indah
KAMU SEDANG MEMBACA
My Special Potrait
RomanceKisah ini diawali dari seorang gadis bernama Reina yang bersikap dingin setelah berakhir persahabatannya dengan teman masa kecilnya. Dan setelah Ibu dan ayahnya berpisah. Ia menutup diri dan tak ada keinginan untuk berteman lagi. Pada masa sulitnya...