Bab 7

39 29 4
                                    

Happy Reading

●●●

🐣🐣🐣

    Reina duduk di dekat jendela kaca rumah sakit.

        "Kamu tidak mau memberi tahu orang lain bahwa kamu sudah sadar? Ini sudah 3 hari loh"

        "Jika mereka tahu aku sadar. Aku akan diberi banyak pertanyaan, aku lelah dengan masalah mereka. Sepupumu aku sangat membencinya,"

        "Sejak kapan kamu mengenal Angkasa?"

         "Kamu mengenalnya?"

         "Kamu sekelas, Tio si brengsek itu pakai akunku untuk posting hal yang tidak berguna."

         "Hal yang tidak berguna? Apa hubungannya dengan Angkasa"

         "Apa benar Angkasa yang melukaimu?"

         "Bukanlah, aku hanya menyelamatkan dia dari serangannya David. Siapa sangkah aku akan koma,"

         "Siapa lagi David, geng sama Tio, kenapa geng kalian suka berkelahi. Aku yang dapat masalah karena kalian."

          "Kami hanya anak nakal, dan itu yang buat kita melupakan masalah. Anak rumahan sepertimu tidak akan mengerti,"

         "Tio posting kalau Angkasa penyebab kamu koma,"

         "Hah kenapa kamu baru bilang, aku harus ketemu dengan Bos Angkasa,"

          "Oh dia bosnya, Kamu seharusnya tidak merelakan nyawamu sama manusia seperti dia. Tidak punya hati,"

           "Angkasa tidak seburuk itu. Dia mungkin salah paham,"

           "Aku tidak percaya kamu lebih membelahnya. Karena dia akuakan dikeluarkan dari sekolah. Aku di tuduh curi uang iuran,"

          "Apa yang akan kamu lakukan?"

          "Apalagi, kalau bukan temui si brengsek itu."

          "Aku rasa kamu akan mengalahkan dia. Terus apa yang kamu takutkan?"

         "Citra baikku akan hilang kalau berkelahi dengan makhluk seperti kalian. Bukankah hidup damai lebih menyenangkan?"
 
         "Jika kamu butuh bantuan aku akan membantumu,"

         "Kamu baru saja pulih, jadi apakah kamu masih jadi siswa SMP?"

         "Tentu aku koma,"

         "Kamu harus panggil aku kakak dong"

         "Aku lebih tua darimu,"

***

         "Dia masih berani datang ke sekolah,"

         Lokerny dipenuhi sampah, bukunya hilang kuncinya dirusak. Reina duduk dimeja yang di penuhi coretan. Dia tetap diam.

My Special Potrait Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang