Hanna Nuella Alodie
Sepi dan tenang, begitulah keadaan perpustakaan setiap hari nya. Orang yang berada di perpus ini biasanya ada 2 golongan. Golongan orang yang belajar, dan yang menggapai mimpi alias tidur.
Jam kosong seperti ini Hanna isi dengan belajar di perpus. Kebetulan kelas Saga pun sedang jam kosong.
Dan entah hidayah darimana, kini Saga ikut belajar dengan Hanna.
Biasanya Saga masuk golongan orang yang menggapai mimpi di perpus ini.Kelas dan jurusan mereka memang berbeda. Hanna XII IPA 1, sedangkan Saga XII IPS 2. Tapi Saga sangat penasaran ingin mencoba pelajaran yang ada di kelas IPA.
Selama 35 menit belajar, Hanna bisa melihat kesulitan Saga pada materi kimia ini. Beberapa kali dahi nya mengernyitkan dan menggaruk kepalanya.
Semakin diperhatikan rasanya lucu sekali. Hanna menunduk dan tersenyum kecil.
"Ngapa lo senyum senyum gitu?" tanya Saga heran. Hanna menoleh tanpa ekspresi.
"Autis lo?" tanya Saga asal asalan.
Hanna menarik kuping Saga. "Ngomong apa barusan?"
"Ah ah jangan di tarik, nnti ilmu nya jatoh. Gue jadi bego lagi ntar," keluh nya sambil mencoba menjauhkan tangan Hanna dari telinganya.
Hanna tertawa kecil lalu melepaskan jewerannya. "Lo kan udah bego,"
"Makasih loh pujiannya," Saga senyum terpaksa.
"Dengan senang hatii, pujian ini dari lubuk hati yang paling dalam," sahut Hanna yang dibalas jitakan dari Saga. Hanna meringis sambil tertawa.
Tiba tiba kedatangan seseorang menginterupsi kegiatan mereka. Dia si murid baru yang selalu dapat julukan tampan dari para cewek, Alden.
"Hai Hanna," sapanya lalu duduk di sebelah Hanna.
Hanna hanya mengangguk dan kembali pada buku bacaannya."Ngapain lo disini?" tanya Saga tak suka.
"Loh? Kenapa? Hanna kan satu kelas sama gue," sahut nya pura pura tidak mengerti bahwa Saga tak suka. Saga memutar bola mata malas."Na, lagi baca buku apa?" tanya Alden.
Hanna menunjukan judul buku yang tertera 'kimia'."Oh.. suka kimia ya, Na?" Alden mencoba menarik perhatiannya.
Hanna hanya mengangguk. Alden menghela nafas sambil tersenyum tipis.Diam diam Saga mengejek nya, dalam hati sukurin dikacangin.
Alden menatap Saga tajam karena menyadari tatapan mengejek itu.
"Na, kita pernah ketemu loh sebelumnya,"
Hanna langsung menoleh. Sudah ia duga, ia pernah bertemu cowok ini sebelumnya.
Alisnya mengernyit seolah berkata dimana?
"Di alfa waktu itu, lo liat gue ngobrol sama Saga," sahut Alden sambil tersenyum tipis.
"Aaa, iya gue inget," kata Hanna sambil mengangguk angguk. Hanna menatap Saga sekilas. "Lo siapanya Saga?"
"Um, gue--"
"Al, gue mo ngomong sama lo," ucap Saga dingin. Alden mengernyit.
"Rooftop, sekarang." lanjut Saga memerintah.Alden memutar bola mata malas, lalu segera pergi menuruti keinginan Saga.
Hanna menatap keduanya heran. Ada apa ini? Mereka seperti tidak saling akur.
"Hanna, 15 menit lagi pergantian pelajaran, masuk kelas gih," ucap Saga sambil mengusap lembut rambut Hanna.
"Lo kenapa sih sama tu orang?" Hanna menatap Saga heran. "Lo hutang cerita sama gue!"
Saga tertawa kecil sambil mengangguk. "Iya iya. Gih, semangat ya,"
Hanna membereskan bukunya. "Jangan mabal, awas lo!"
"Iya buset," sahut Saga. Lalu, Hanna pergi untuk masuk kelas.
💌💌
Saga Alvarro"Gimana? Seneng ga satu sekolah lagi sama gue?" Alden memulai percakapan setelah keduanya berada di rooftop sekolah.
Saga menghela nafas. "Apa tujuan lo pindah kesini?"
Alden menepuk pundak Saga sambil tertawa hambar. "Santai dong jangan tegang gitu,"
Saga berdecak. "Gue serius,"
"Jelas gue mau susul lo, gue mau kita satu sama,"
"Apa maksud lo?"
"Lo rebut keluarga gue, gue rebut... Hanna dari lo,"ucap nya sambil tersenyum sinis
Saga mencoba untuk tidak terlihat marah ketika Alden membawa bawa Hanna dalam masalahnya, ia tidak ingin menunjukkan bahwa Hanna adalah segalanya. Itu hanya akan membuat Alden semakin menjadi.
Saga hanya menatapnya dingin, dan membiarkan Alden melanjutkan bicaranya.
"Gue tau lo sayang banget sama cewe itu kan, gue gaakan biarin lo bahagia sama orang yang lo sayang, Ga."
"Caranya?" Saga tetap terlihat tenang.
"Gue akan bikin Hanna jatuh cinta sama gue, apapun caranya."
"Begitupun gue, gue akan pertahanin Hanna apapun caranya," sahut Saga cepat.
"Cih, lo gaakan bisa. Tinggal tunggu waktu kehancuran lo. Gue pastiin orang orang yang lo sayang ninggalin lo satu persatu,"
"Kenapa gaakan bisa? Lo dengan percaya dirinya ngomong seolah lo bisa rebut orang orang yang gue sayang, kenapa gue engga? Gue bisa pastiin mereka tetep ada di hidup gue," Saga menghela nafas kasar. "Gue sama sekali ga takut sama ancaman lo Al,"
Alden menarik kerah baju Saga kasar, hendak memukul namun tertahan.
"Napa lo? Pukul nih pukul. Biar reputasi lo sebagai most wanted rusak,"
"Gue gapeduli reputasi anjing. Gue bakal pukul muka busuk lo nanti, setelah lo liat kehancuran lo sendiri!" bentaknya didepan wajah Saga.
Alden melepas kerah Saga kasar. Lalu pergi dari rooftop.
Saga menghela nafas. Pikirannya terus berkecamuk. Saga akui, ia sedikit takut dengan ancaman Alden, takut jika Hanna dan orang orang yang dia sayang akan benar benar pergi.
To be continue..
A/N:
Hai haii:D
Jangan lupa vote and comment ya-!

KAMU SEDANG MEMBACA
Difficulties
Novela JuvenilKetika masa depan mempertahankan maka masa lalu akan selalu merebut -Saga Alvarro *** Hanna adalah orang yang sangat berpengaruh dalam hidup Saga. Masalah dan beban berat yang Saga punya selalu lebih ringan bila Hanna ada di sisinya. Senyum nya, taw...