Saga Alvarro
Saga keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah. Aktivitas hari ini cukup melelahkan, ia harus berkutat dengan beberapa buku untuk menyelesaikan tugas atau melatih dirinya agar lebih paham bisnis.
Saga duduk di sebelah Caca yang sedang menonton kartun. Ia meneguk minuman sodanya sambil memperhatikan Caca mengunyah permen karet.
Caca menoleh karena merasa diperhatikan. "Apa?"
"Caca gaboleh makan permen malem malem, sini buat kaka." Saga hendak merebut bungkus permen karet itu namun, dengan sigap caca mempererat permennya.
"Pasti pengen juga kan?!"
Saga berdecak. "Engga!"
Caca melihat Saga menyelidik.
"Bilangin papah loh caca makan permen malem malem," ancam Saga.
"Bilangin papah loh kakak minum soda malem malem!" Balas Caca tak mau kalah.
"Kaka kan dah gede. Caca masih kecil, nanti giginya rusak, siniin permennya, kaka sita!"
Caca menggeleng. "Trus kalo udah di sita, mau kakak apain?"
"Mau kaka makan lah, kan sayang kalo di buang,"
"Ish tuhkan kakak juga mau permen caca!" serunya sambil berkacak pinggang.
Saga tersenyum, adiknya ini sangat lucu. "Yaudah, mana minta."
"Gamauu, wlee." Caca menjulurkan lidahnya sambil memasang wajah mengejek.
Saga melotot lalu menarik Caca. Caca tak sempat melarikan diri dari serangan gelitikan kakak nya. Alhasil, dirinya terus tertawa karena kegelian.
"Kakakk ahahahah,"
Tiba tiba suara papahnya menghentikan aksinya. "Saga, papa mau bicara sama kamu,"
Akhirnya Saga mengekori papah ke ruang kerjanya.
Seperti tak pernah kapok, Caca malah semakin meledeki nya dari belakang. Saga melotot memberi peringatan kepada adik tengilnya itu.
"Kenapa pah?" Saga menutup pintu ruang kerja itu.
Papah menghela nafas panjang. "Gimana hubungan kamu sama Alden?"
"Masih seperti musuh pada umumnya," balas Saga seadanya.
"Papah ketemu dia tadi sore. Alden ada di kota yang sama dengan kita, kamu tau?"
Saga menghela nafas. Ia ingin menyembunyikan ini dari papahnya. Namun, orang itu malah menunjukkan dirinya. "Alden pindah ke sekolah Saga, pah."
Papah Saga terlihat sedikit terkejut. Namun kemudian berseringai seperti mendapatkan sesuatu di otaknya. "Ada bagusnya, kamu semakin bisa perbaiki pertemanan kalian,"
"Tapi pah, Alden makin benci sama Saga. Dia slalu ngancem, apapun itu!"
"Kamu harus bisa perbaiki nya, Saga. Buat pertemanan itu kembali lagi!"
"Tapi itu ga gampang pah. Dia ancem mau ambil apapun dari Saga!"
"Ikuti kemauannya, Saga. Tebus kesalahan kita!"
"Tapi kenapa harus slalu Saga yang maju ngatasin ini pah?!" Saga sedikit berteriak, ia tidak ingin jika harus melepaskan Hanna untuk Alden.
"Kenapa papah sama mamah malah kabur dalam masalah ini? Bukan kah harusnya ini jadi tanggung jawab kalian?!"
Brraakk
Suara pukulan meja membuat Saga sadar dengan emosinya.
"Jangan jadi anak kurang ajar kamu!" Papah menunjuk Saga memberi peringatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficulties
Teen FictionKetika masa depan mempertahankan maka masa lalu akan selalu merebut -Saga Alvarro *** Hanna adalah orang yang sangat berpengaruh dalam hidup Saga. Masalah dan beban berat yang Saga punya selalu lebih ringan bila Hanna ada di sisinya. Senyum nya, taw...