Saga Alvarro
6.40"KAAAKK," Suara cempreng seorang anak perempuan memekakkan telinga Saga. Ditambah dengan pukulan dan cubitan kecilnya yang menggelitik bagi Saga.
Dia, Carissa Alvarro a.k.a Caca. Adik perempuan Saga yang masih berusia 10 tahun.
Saga menggeliat dan mencoba melindungi dirinya dengan selimut. "Apaan sih Caa,"
"BANGUN KAK UDAH JAM 7 INII, KAKA GA SEKOLAH?" tanya Caca setengah berteriak."Apaan masih jam 5 juga," elak Saga sambil mengganti posisi tidurnya.
"Kebo banget sih," kata Caca kesal. Ia membuka paksa satu mata kakanya dan menunjukan jam di alarm yang ada di nakas. "NIH LIAT,""HAH," Mata Saga otomatis melotot. Astaga dia telat! Saga dengan gerakan cepat bangun dari kasur empuk itu.
"CACA KOK GA BANGUNIN KAKA SIH," protes Saga
"Ini lagi di bangunin," jawabnya polos. Saga berdecak sekali dan segera bersiap untuk sekolah.Semalaman Saga tidak bisa tidur karna memikirkan kejadian di supermarket kemarin. Itulah sebabnya ia telat bangun.
💌💌
Sesampainya disekolah, Saga segera memarkirkan motor nya dan berlari ke depan gerbang. Ia semakin kalut melihat gerbangnya nyaris tertutup sempurna. Tapi berkat kaki nya yang lincah ia berhasil masuk sebelum gerbang benar benar tertutup.
Saga mengatur nafas dan tersenyum cerah. "Pagii Pa Ade.." sapa Saga kepada satpam berbadan besar disertai kumis tebal itu.
Pa Ade hanya bisa geleng geleng melihat wajah tanpa dosa Saga.Dengan cepat Saga berjalan menuju kelasnya. Untungnya, ia bisa mengambil jalan pintas menuju sekolah. Jadi ia hanya membutuhkan waktu yang singkat.
Sepanjang koridor ia bisa mendengar ricuhnya para cewek menyebut nyebut murid baru dalam percakapan mereka.
"Gile murid barunya ganteng banget woyy,"
"OMG kece parahh,"
"dateng dari surga apa ya,"
"Jodoh guee,"Saga hanya bisa geleng geleng mendengar beberapa percakapan mereka. Ia mengedikkan bahu tidak peduli. Lalu, masuk ke kelasnya.
💌💌
Triingg!!
Bel tanda istirahat berbunyi. Siswa siswi SMA Pancagatra berhamburan keluar kelas. Seketika kantin penuh dengan anak anak kelaparan.
Saga dengan kedua sahabatnya pun segera mengisi perutnya di kantin. Sedari KBM berlangsung perutnya terus bergerumuh tanda lapar.
Saga menyapu pandangan ke sekitar mencari seseorang diantara puluhan orang di kantin ini. Tak lama, temannya menarik lengan Saga mendekat ke meja seseorang yang ia cari. "Nih Hanna," ucapnya antusias. Saga tersenyum lalu mengambil duduk disebelah Hanna.
Hanna tidak sendiri. Ia bersama dua teman nya, Wilda dan Aya. Waktu istirahat seperti ini, Saga dan kedua temannya selalu gabung di meja yang sama dengan Hanna dkk. Mereka, Jovan dan Arka.
"Siang semuanyaa," sapa Arka bersemangat.
"Pada mau makan apa nih?" sambung Jovan.
"Kita dah pesen nasgor, kalian mau makan apa?" tanya Aya sambil mengunyah permen karet nya"Um, aku mau nya pesen hati kamu.." Mata Arka berkedip-kedip menggoda Aya.
Muka Aya langsung masam, merasa jiji dengan gombalan Arka. "Idieeh, gue tempelin nih permen karet ke mulut lo, biar rapet!" ancam Aya sambil melotot."Ih galak banget neng," sahut Arka.
Jovan tertawa. "Lagian, gombalan lo tuh basi banget, Ka,"
Arka hanya tersenyum tidak berdosa."Oh ya, tadi ada murid baru loh dikelas kita," kata Wilda memberi tahu.
"Oh ya?" sahut Saga, dahinya berkerut. Ternyata murid baru yang cewek cewek tadi sebut berada di kelas Hanna, XII IPA 1.
Hanna mengangguk membenarkan."Iya, mana ganteng lagi," lanjut Wilda
"Siapa?" tanya Saga mulai penasaran. Pasalnya kata ganteng selalu disebut sebut, ia jadi heran se tampan apa murid baru itu.
"Namanya--"
Ucapan wilda terpotong saat ada kericuhan di depan pintu kantin. Pandangan Saga dan teman temannya otomatis mengarah ke kericuhan itu."Nah nahh, tuh murid barunya," lanjut Wilda antusias.
Betapa terkejutnya Saga saat melihat murid baru yang Wilda tunjuk. Itu.. Alden!
Pandangan nya menajam, rahangnya mengeras, tangannya mengepal. Alden pindah ke sekolah yang sama dengannya. Kelas yang sama dengan Hanna. Ini mimpi buruk!Aya seperti meleleh. "Ah.. jinjja Jal saenggyeotta," Dibalas anggukan semangat dari Wilda.
"Um, gue kek pernah liat dia deh, dimana ya? Lupa gue," Dahinya berkerut mencoba mengingat dimana pernah ketemu murid baru itu.
"Tadi dikelas kan lo ketemu," sahut Wilda.
"Bukan itu maksud guee," kata Hanna gemas.Saga tidak menggubris percakapan mereka. Arah matanya terus menatap gerak Alden. Tidak menyangka mimpi buruk ini akan terjadi.
Alden menyadari tatapan itu! Ia menyunggingkan senyum sinis pada Saga. Alden seperti sudah merencanakan ini. Ia sama sekali tidak terkejut melihat kehadiran Saga.
"Saga?"
"Ngelamun mulu, mikirin utang dia,"
"Saga lo kenapa?" Tangan Hanna menyentuh kepalan tangan Saga. Detik itu ia baru sadar dari kericuhan pikirannya.
Saga hanya menggeleng."Wahh, jangan jangan si Saga kepincut sama ke gantengan tu murid baru," ucap Arka ngaco.
"Wahh wahh, jiwa gay nya bergetar ni orang," lanjut Jovan tambah ngaco.
Saga spontan melirik tajam."NGACO LO BEDUA" sahut Saga kesal. Disusul ketawa renyah yang lainnya.Tanpa disadari, Alden memerhatikan nya dari jauh. Terlihat bahagia
Alden semakin berambisi menghancurkan kebahagiaan yang Saga punya.To be continue..
A/N:
Kata 'Jinjja Jal saenggyeotta' yang disebutkan Aya tadi, artinya benar benar tampan.Jangan lupa vote and comment-!

KAMU SEDANG MEMBACA
Difficulties
Ficção AdolescenteKetika masa depan mempertahankan maka masa lalu akan selalu merebut -Saga Alvarro *** Hanna adalah orang yang sangat berpengaruh dalam hidup Saga. Masalah dan beban berat yang Saga punya selalu lebih ringan bila Hanna ada di sisinya. Senyum nya, taw...