part 6

127 3 0
                                    

Sofa tua itu cukup kuat untuk menyukseskan permainan agresif nya

Raiyan kembali berhasil membuat wanita cantik yang menemani nya itu merintih kenikmatan.

"Pakai baju mu sekarang dan kita selesai di sini, anggap kau tak perna mengenal ku"
"Fuck" gadis itu menunjukan jari tengah nya dan menggigit bibir bawah nya

...

Ekor mata raiyan menangkap seseorang yang membututinya.

"Sampai kapan kau mengikuti ku?"

Seorang pria tampan dengan kaca mata bulat nya dan memegang sebuah buku tebal mengikuti raiyan dari belakang.

"Dari gudang lagi?"
Pria itu bertanya dengan polos nya.
"Kenapa kamu kesini,harus berapa kali aku melarang mu"
Raiyan ingin memukul kepala nya tapi pria itu samasekali tak menghindar.
"Kenapa harus di gudang lagi, nggak takut tikus apa?? yang elit dikit dong kan di hotel bisa atau langsung di bawa ke apartment mu saja"
Dengan gaya bicara yang lembut namun terdengar sedikit kesal.
"Siapa yang mengajari mu bicara seperti itu, lalu kenapa sih kamu harus kesini lagi, tempat loh nohhh,, itu di perpus kalau di sini mau kacamata mu retak?"

Namun revan tak memperhatikan raiyan yang masih mengoceh fokus nya dan beralih pada gadis cantik yang menuju ke arah nya, mata nya membulat karna beberapa kancing kemejanya belom di bereskan.

"I--itu dia gadis nya" revan terbata-bata sambil menunjuk gadis itu.
"Astaga, dia bahkan masi memperlihatkan bra nya, tapi siapa peduli itu pasti hal biasa perawan saja suda nggak"
"Apa maksud mu?"
"Tutup saja mata mu itu tolol"

Wanita itu dengan santai nya berjalan melewati mereka saat raiyan tau wanita itu akan berbalik lagi dia langsung memalingkan wajah revan ke arah lain.
"Cewek brengsek, kenapa masi di situ"
"Fuck baby" lalu pergi.

"Apa katanya tadi raiyan"
Revan berusaha melirik namun masi di cegah oleh sahabatnya itu.
"Katanya dia mau makan bakso beranak di kantin"
"Tapi tadi aku mendengar kata baby"
"Ohh itu bayi bakso"

Melepaskan tangan nya, dan revan langsung mencari gadis yang sudah menghilang emtah kemana.

"Ayo jalan"
Raiyan merangkul revan.
"Kita ke perpus ni?"
"Yah kali aku ke perpus,emang banyak cewek cantik di sana?"
Sedikit menedang bokong revan.

Entah kenapa raiyan mau berteman dengam revan si cupu di banding cowok-cowok hits yang ada di kampus nya, bahkan dia juga tak segan memukul orang yang mengajarkan sesuatu berbau seks ataupun para wanita yang ingin menghancurkan kepolosan nya.
Revan tak kala tampan nya dari raiyan tapi sifat sudah pasti berbeda.
Dou tampan itu sebutan yang cocok untuk mereka.
Tapi tak jarang juga revan mendapat bulian karna bisa berteman dengan seorang raiyan.

...

Notif pesan, illa segera meraih ponsel yang ada di nakas dekat kasur nya.
Membuka pesan dan ternyata dari sahabatnya naya

Naya: laa,, kan lahiran loh udah dekat nih jadi gimana perasaan loh?

Illa tersenyum lebar saat membaca pesan itu

Illa: deg-dekan lah, ini itu pertama kalinya buat aku,, bisa nggak yah aku ngelawatinya, soalnya aku suka baca di Google itu sakit bangat loh

Naya: yah iyalah sakit,, baru tau lo. Makanya waktu pelajaran biologi lo tidur mulu sih
Illa: apaan sih, bukan nya ngasih semangat lo malah nakutin

Naya: sorry-sorry bercanda,, baperan bangat sih.
Illa:nay,, akhir-akhir ini lo ketemu sama raiyan nggak sih di kampus?
Naya: anjay,, dia lagi. Malas ahh bahas dia alergi aku. Laki-laki nggak jelas kaya dia nggak pantas kita bahas"
Ila: tapi nay,, lo liat dia nggak???

Lima menit ila kembali melihat ponsel nya namun pesan nya tak lagi di balas naya

"Raiyan ngapain yah sekarang, kok dia sama sekali tidak ngabarin aku, sumpah aku kangen bangat dengar suaranya"

~~

"Kak kenapa sih mondar-mandir nggak jelas kaya strika"

Ayna mengerutkan bibirnya karna kesal

"Entalah, tapi kok perut kaka lain yah, kaya ada yang aneh gitu,, dari tadi pagi mules"

"Lagiansihkakamakanpermensendirianmuleskanjadinyadedebayinyamarahtukarnakakapelit"

(yaampun ayna ternyata kamu ada bakat ngerep yah)_author

"Lo ngomong nya cepat bangat sih, ih dasar bocah"

"Lah kak illa ngompol"
Ayna menunjuk cairan bening yang juga di rasakan illa
"Pala lu ngomopol,,sana ayna panggilin mama cepat"
Awalnya ayna bingung namun karna melihat kakanya kesakitan dan Sudan mulai luruh di lantai dengan jurus seribu langka ayna menemui mamanya

"Maamaaaaaaaaaaaa" ayna berusaha mengeuarkan suara terbesar nya

"Tu anak yah kan bisa langsung nyamperin kenapa pake teriak segala sih,, suara nya jelek amat lagi"

adnan yang masi asik main game di kamar nya merasa terusik dengan suara cempreng ayna

"Kenapa ayna" tak lama anita pun datang
"Itu loh ma, kak illa dia kaya ngompol gitu terus dia jatuh deh kelantai,, terus-terus dia nyuruh aku buat panggil mama, kak illa juga kaya sakit perut tu ma, kak ila pelit sih, yaudah ma sana liat kak ila aku dah cape ngomong nya"

Tanpa pikir panjang bu anita segera menemui ila. Sesampainya di kamar dia di buat terkejut dengan ila yang sudah terbaring di lantai.

"Ila, illa kamu nggak apa-apa naa"
"Maa kok perutku sakit sekali"
"Iya sayang sabar"
Sambil menghapus air mata di pipi illa, bu anita memanggil adnan tak cukup dua menit adnan sudah di kamar illa

"Cepat telfon ambulance sekarang"
"I-iii iya ma"
Setelah menelfon ambulance adnan berlari menuju depan rumah untuk menunggu ambulance nya,,

Ambulance sampai sekitar 30 menit menunggu dan itu membuat illa sangat tersiksa.


















Jangan lupa di vote+comen yah teman-teman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HURT WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang