part 3

71 3 0
                                    

Aku bingung harus bagaimana lagi,aku sudah berusaha membujuk raiyan, aku iklas jika dia nanti bermain dengan wanita lain asal sekarang dia mau menikahi ku,,
Semakin hari perutku akan semakin membesar

Mengurung dirinya selama beberapa hari di kamar adalah hal yang tepat bsgi illa untuk menghindari kecurigaan orang di sekitar nya dengan semua tanda-tanda kehamilan yang sudah sangat sulit untuk di sembunyikan.

Illa meraih ponsel nya segera menakan kontak naya.

"Hello naya,aku sudah memutuskan"
"Iya laa,, memutuskan apa ni?"
"Aku akan pulang besok, aku harus memberanikan diri untuk menceritakan semua kepada keluarga ku"
"Kamu yakin laa,,kamu udah tau takan bagaimana reaksi mereka nanti"
"Aku sudah tidak tau lagi harus bagaimana, aku sudah berusaha meminta raiyan untuk bertanggung jawab, aborsi pun sudah kita lakukan. Aku sudah memikirkan bagai mana reaksi mereka tapi aku berharap kalau pikiran ku ini salah"
"Iya laa,, lebi baik kalau jujur, mereka pasti punya solusi yang lebih baik, raiyan cowok brengsek, tampang nya doang baik tapi hatinya ih amit-amit deh, aku sumpahin dia nyesal nanti sudah berbuat seperti itu"
"Sudalah nay,, ini bukan sepenuh nya salah nya, jangan terus-terus menyalahkan dia"
"Apaan si illa cowok yang model nya gitu masi lo belain juga,waras nggak si lo??"
"Sudah lah nayy,, "
"Ampun deh illa, mau di sakitin gimana lagi sih? Lo menderita sementara dia bahagia dengan para cewek barunya, yaudah deh illa aku nggak ngerti lagi dengan jalan pikiran lo"

Naya mematikan telfon nya tanpa bertanya lagi pada illa.
Maaf naya, pasti kamu emosi bangat, tapi aku sangat tidak bisa jika raiyan terus-terus di salah kan

Keesokan harinya illa bersiap-siap untuk berangkat, karna tempat illa sekarang dan kampung halam nya tidak dalam satu daratan jadi illa menggunakan tranportasi laut,,
Selama perjalanan sesekali ia meneteskan air mata, dia terus di banyangi reaksi orang tua nya.

Apu aku akan di usir,apa aku tidak akan di anggap anak mereka lagi, gosip-gosip tetangga apa aku juga akan ada dalam pembahasan mereka

Pikiram nya terus menghantui tekad nya untuk jujur.
...

Illa kok kamu pulang, lagi libur yah,,,

Pertanyaan yang yang terus aku dengar dengan sejak aku tepat di depan runah ku.

Untuk bererapa hari ini aku tidak ada kuliah aku juga rindu di sini.

Aku berharap jawaban itu cukup meyakin kan mereka.
"Kaka illa"
Aku di sambut suara melengking ayna, dia berlari dan melingkarkan tangan nya di pinggang ku.
"Kak illa kok ada di sani,kak ila kangen ayna yah"

"Ayna,mama mana?"
"Di dalam tu?"
"Bapak udah balik dari sekolah?"
"Belom?"
"Adnan?"
"Di dalam, yaudah ayooo nanya mulu deh"

Ayna menarik tangan illa, dia sedikit kesal sedari tadi illa terus menanyai nya.

"Ehh illa,kamu kesini emang lagi libur yahh? Kok nggak ngabarin mama dulu kalau mau pulang, kan bisa di jemput papa di pelabuhan"
"Nggak kok ma,, beberapa hari kedepan illa tidak ada matakuliah jadi illa balik ajah"

Dengan cepat illa menutup mulut nya, rasa mual nya tak bisa dia sembunyikan lagi

"Illa kamu kenapa nak"?
Hanya menggelengkan kepala, illa segera berlari menuju kamar nya. Walau ada kamar mandi terdekat tapi dia memilih untuk menggunakan yang ada di kamar nya.

"Illa kamu masi pusing yah nak, mungkin itu efek perjalanan tadi, oh iya mau ibu buatin teh hangat sayang"?
Dari luar kamar anita terus manyakan kondisi illa
"Nggak apa-apa kok ma,, aku perlu istrahat saja"
Dari luar anita mencoba mendengar dengan jelas apa yang di katakan illa.

HURT WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang