[1]. Gebetan

52 13 13
                                    

Berjuang memang capek, apalagi kalau gak dihargai sama sekali. Pupus sudah harapan hidup rasanya.

Mau bunuh diri tapi belum tobat, kalau gak bunuh diri stres dengan cinta.

Mungkin bisa dikatakan kita terobsesi dengan yang namanya cinta, terdengar agak susah membedakan mana yang namanya cinta sama bego. Rasanya sebelas dua belas.

Bagi kalian pernyataan diatas cocok dikaitkan dengan gadis yang bernama Fradella Wulan Ayunindya atau kerap disapa Ulan. Gadis cantik yang kisah cinta nya bertepuk sebelah tangan. Sungguh miris.

"Lo gak capek apa ngejar si Zidan terus hah?"

"Ya capek lah, tapi mau gimana lagi?" tanya Wulan balik. Sebenarnya dia sendiri sudah muak dengan semua drama cinta ini, tapi melepas seseorang yang sudah ia sukai dan perjuangin semalam 2 tahun ini bukanlah hal yang mudah.

"Tapi dia enggak suka sama lo," tegas Nanda

"Lo tau dari mana? Lo cenayang?" sinis Wulan. Pusing rasanya mendengar cewek ini menceramahi nya. Bisa kelar 7 hari 7 malam.

"What? Lo gak pake otak lo?" Nanda terlihat kaget sekaligus geram dengan sahabat nya satu ini. Bener bener udah bego karena cinta.

"Lo gak liat selama ini dia gak respon lo sama sekali? Dia diem aja kan? Peduli gak? Gak kan? Terus lo mau bikin hati lo sakit lebih dalam lagi?" lanjutnya

"Lo jangan liat dari cover nya aja dong. Siapa tau kan dibelakang gue dia baper terus kesemsem pengen nembak tapi gengsi"

Satu kata yang tergambar dalam benak Nanda tentang gadis yang duduk dihadapannya saat ini. Bego. Ya kata itu memang pantas bahkan sangat pantas untuk seorang Wulan yang rela berjuang mati matian demi mendapatkan cinta pujaan hati nya, Zidan Rafardhan Parviz. Anak kelas sebelah.

"Allahu Akbar, sana sana lo. Pergi jauh jauh. Hush hush..."  seperti anak ayam Nanda mengusir Wulan begitu saja.

"Kantin yuk, perut gue mual nih pengen makan permen" ajak Wulan.

Ohhh tidak semudah itu Ferguso, dia pikir dengan berbagai alasan membuat Nanda mempercayai nya? Cukup sudah kejadian 1 minggu lalu yang membuat Nanda ingin mengumpat habis pada Wulan. Dimana Wulan meneriaki gebetan nya dan membuat drama singkat dengan berkata "Ned Nanda kirim salam tuh, katanya kapan lo nembak dia?"

Sungguh Nanda malu mendengar nya. Mana Arjuna melihat kearah nya lagi. Mau diletak dimana muka nya?

"Gak" balas Nanda cuek.

"Ayo dong, lo mau liat gue muntah disini? Lo tega Nan?" bujuk Wulan. Sungguh pintar dia mencari alasan untuk menemui Zidan.

"Bentar lagi guru masuk" alibi Nanda. Tidak tidak. Dia tidak mau kejadian itu terulang lagi. Cukup sekali dan tak akan pernah lagi terjadi.

Apalagi kelas Zidan dan Arjuna sedang olahraga dilapangan. Dan Nanda tidak melihat kumpulan para cowok dilapangan hanya tersisa kumpulan para cewek yang tengah asyik bergosip dibawah pohon rindang. Otomatis mereka berada dikantin.

"Kita free class Nan. Gak usah pura pura lupa deh lo. Ayo gue gak tahan nih, pengen muntah" ujar Wulan yang kini sedang memegangi perutnya.

"UKS sana minta minyak angin"

"Gak mempan Nan, gue mau muntah bukan sakit perut" balas Wulan.

Nanda menghela napas panjang, cewek ini selalu saja punya alasan klasik untuk menemui Zidan.

Wulan menarik paksa tangan Nanda keluar kelas menuju kantin. Jarak antara kantin dan kelas mereka cukup jauh, karena kelas mereka berada didepan sementara kantin berada dibelakang dekat area kelas 10 dan 11.

Sesampai dikantin Wulan dapat melihat suasana nya sangat sepi, mengingat ini belum bel istirahat dan baru jam pelajaran kedua. Ia berjalan memasuki kantin yang hanya diisi dengan kumpulan para manusia yang bolos pelajaran dan siswa yang baru saja menyelesaikan kegiatan olahraga untuk sejenak melepas penat dan dahaga.

Dipojok kantin ia dapat melihat kumpulan siswa yang bisa dibilang cogan-nya SMA KEMILAU BANGSA. Wulan termangu ditempat nya. Rata rata isinya hypebeast semua dan memiliki postur tubuh yang bagus serta tampang yang dapat memikat kaum hawa. Sejenis diguna-guna sih.

"Napa? Mingkem duluan kan lo sebelum perang?" goda Nanda yang berada dibelakang Wulan.

Sial, kenapa disaat saat seperti ini Wulan tidak melihat gebetan cewek itu untuk mengancam nya kalau saja terjadi hal yang tidak tidak. Memang dirinya kalau sudah berada didepan Zidan dan teman temannya bakalan adem ayem, tapi ingat jangan menilai dari cover nya saja.

"Kok si Juned gak ada ya?" gumam Wulan.

"Apa? Lo mau ngancem gue lagi?" tanya Nanda tanpa basa basi seperti sudah tau maksud dari perkataan Wulan.

"Iya"

"Gue teriakin Jidan ya?" ancam Nanda.

"Eh eh jangan dong. Ntar image gue luntur lagi" ujar Wulan.

"Image lo itu emang udah luntur semenjak lo ngejar dia terang terangan" ujar Nanda.

Ngejar terang terangan? Memang selama ini dia mengejar Zidan secara terang terangan dan bukan hanya Wulan tetapi Nanda juga yang mengejar Arjuna secara terang terangan. Bar bar sekali bukan?

Bagi mereka sih itu seru dan cukup menantang tapi bagi sebagian kaum hawa tindakan itu cukup menjijikkan serta menjatuhkan kodrat mereka sebagai wanita. Apakah mereka tidak malu dengan mahkota yang mereka punya? Menurut Wulan itu tidaklah masalah, selagi mereka tidak berlebihan tidak apa apa bukan?

"Gak usah ngeledek harus nya lo juga sadar diri! Berjuang 4 tahun tapi gak pernah direspon!" ucap Wulan sarkas.

"Apa apaan lo ngejek gue?" balas Nanda tak terima. Ini namanya penghinaan.

"Gue cuma nyampeiin fakta sih," ujar Wulan santai.

Sungguh Nanda pengen memaki gadis ini rasanya.

----------
Yuk divote ceritanya dan tinggalkan komen dibawah!
Happy Reading
Enjoy your story!
❤️
----------

The WanderlustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang