kunang kunang, kota bandung

19 2 1
                                    

aku berangkat menuju suatu tempat, dengan motorku, sendirian,
melupakan peristiwa di perpustakaan bersama rey,
***

"semangat ya?" aku berbicara pada lawan bicaraku, yang mengenakan baju khusus untuk beladiri,iya itu, naey
"semangat dong, tapi, kayanya sih, dia ga nonton" jawabnya, sedikit kesal, sambil membenarkan posisi duduknya
"giebran? nonton kayanya" jawabku, "tadi rey obit sama fulka bilang mau ke rumah giebran dulu, trs kesini" lanjutku, menjelaskan

"brin, liat" naey menunjukkan layar handphone nya,
terdapat foto laki laki, berkulit putih, berfoto didepan cermin, sambil menyikat giginya, mulutnya yang dipenuhi buih, dari pasta gigi.
"giebran" jawabku
"cakep bgt, ga paham lagi" kata naey sambil memandangi foto gibran

"nama bandung ada di tangan mu, jangan kepikiran giebran terus, HAHA" aku menjawab, sambil sedikit menasehati
"doain naey yaa," katanya padaku
"pasti, naey!" tiba tiba orang dibelakangku mentahut, siapa?

empat orang, laki laki, satu orang perempuan
siapalagi? rey,fulka,obit,laura, dan? giebran

"semangat naey," kata giebran
"tadi ya, giebran bilang, menang itu bonus, yang penting naey ngga terluka, gituu" obit, menyindir giebran

kami bercanda sampai mendekati waktu pertandingan naey,

oke! kamu tahu?

bandung memenangkan perlombaan ini, artinya? naey berhasil!

***
penyerahan penghargaan sudah diterima, naey melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, provinsi.

"aku pulang dulu naey, udah hampir isha," aku dan laura pamit kepada naey, di depan gedung tempat naey berlomba
"aku juga, bye!" satu persatu pergi meninggalkan tempat itu,
akhirnya hanya tersisa naey dan giebran

"mau kemana?" tanya giebran
"pulang, capek" sambung naey
"yaa" balas giebran

naey, manusia bodoh, dia salah mengucapkan kata, seharusnya tidak pulang!
naey mau kemana saja, naey tidak capek kemana saja, asalkan bersama giebran.

***
"makasih, mampir dulu" naey turun dari mobil giebran, sambil mempersilahkan masuk kerumahnya, walaupun hanya sekedar minum teh

"giebran nungguin naey di sini, mandi, ganti baju, habis itu, temuin giebran lagi" jawab giebran, yang sudah berada di depan gerbang rumah naey, disamping naey berdiri

"ga deh, giebran ikut masuk, mau ketemu mama" giebran memutar otaknya

naey hanya diam, menunjukkan senyuman kecil di bibirnya

"mamaa, naey menang!" naey berteriak, ketika membuka pintu rumah.
"lahh,anak mama keren bgt, maaf mama papa tadi gabisa dateng," jawab mama naey, sehabis menuruni anak tangga.

"gapapa maa, naey udah seneng tadi di VC, hihi" kata naey sambil memeluk ibunya

"ada mas giebran, mas tante turut berduka ya mas, duduk dulu, ini naey giebran lagi keadaan gini kok malah di repotin" kata mama naey

"gapapa, saya suka banget kalau direpotin, apalagi sama naey" kata giebran sambil menunjukkan deretan giginya

"walah, kamu tu, udah duduk dulu, mau tante bikinin teh anget, udah jam delapan, lo ini" jawab mama naey,

sementara naey sudah kekamarnya, untuk mandi dan menuruti perintah giebran tadi.

***

naey turun, menemui giebran bersama secangkir teh di ruang tamu,

"yuk" kata giebran
"mama?" kata naey menanyakan mamanya, apakan menberikan izin
"sudah tau" kata giebran, sambil tersenyum

naey, menikmati malam hari bersama giebran, menyusuri lorong kota,
naey paham giebran, meskipun giebran sedang berduka, ini yang harus naey lakukan.
karena begini lah, giebran ingin diperlakukan agar bahagia,

naey, dan giebran berhenti di salahsatu kafe, di tengah kota bandung

sesekali, naey memperhatikan lampu kota yang amat banyak, berkelip, seperti kunang kunang, lalu melihat wajah giebran, mengenggam jemari tangan giebran, memohon secara diam diam, dia tidak ingin kehilangan, sosok giebran.

'terimakasih, giebran' naey.
***

"ajarin sholat ya naey" kata giebran tiba tiba, ketika duduk di kursi cafe, di fooftop
"hah? eum, ya.. besok, eh?" kata naey terbata bata
"ya besok, masa sekarang" kata giebran
"giebran sama mamah udah manggil guru ngaji, bisa sekalian ngajarin sholat ga ya?" giebran melanjutkan

"bisaaa!" kata naey, terlihat senang, karena...
aku tidak tau, karena apa, karena hari ini menyenangkan, menurut naey

"naey seneng?" tanya giebran
"banget" lanjut naey.

"naey tu kaya kunang kunang nya giebran" kata giebran
"kenapa?" tanya naey
"karena, selalu bawain giebran cahaya pas semuanya gelap, walaupunn...
cahaya sekecil apapun" jawab giebran

-mungkin saat itu, naey menganggap dirinya sebagai kunang kunang paling bahagia di kota bandung, (atau bahkan di dunia?)-

***
biasa ya? votecomment!

kepo naey? baca juga ceritanya!
naylafijar

wanderlustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang