Akibat Batu Kerikil

101 20 2
                                    

Batu kerikil aku capai
Lalu ia menghempap si Murai
Suaranya nyaring menjerat
Sesiapa sahaja yang terpesona
Tidak ubah seperti cacing kepanasan
Menunding jari ke arahku
Tanpa empati dan simpati.

Palang berkarat menjadi santapan mata
Pulang ke gua bersarang labah-labah
Kuhembus nafas ke nadi
Lalu ia berlayar ke lautan samudera
Menari riang hingga ke tengah malam
Walau sedar akan hakikat esok
Nadi itu akan tiada.

Saat mentari bersemuka dengan bulan
Aku merenung pungguk di dahan
Menyanyi merdu hingga membuai
Tanpa aku sedari
Si pungguk menangis tersakiti
Palangnya sama sepertiku.

Si Murai tertawa indah
Racun nistanya menjadi melodi
Saat aku melangkah ke lubuk suram
Ada sesuatu yang menjalar
Memaksa aku mendongak langit
Ada sesuatu yang meraung
Memaksa aku menunduk memandang rumput
Saat itu aku tahu
Di sini bukan tempat aku.

Realitasi ✓Where stories live. Discover now