Sebelumnya follow aku ini terlebih dahulu!!
Emang nih sultan bener bener kasih aku rezeki meskipun ngerepotin. hari ini rasanya bahagia banget gara gara sultan nyuruh buat pinjem buku fiksi aku jadi bisa kenal sama rey. Cowo manis yang pernah aku kenal mana baik pula so dia itu cool banget, itu cowo biasa termasuk katagori tipe cowo idaman selaraku.
Sepanjang perjalaan menuju ke halte bayangan rey muncul terus di pikiranku. Wajah ini terlihat begitu berseri seri, di pikiranku di penuhi oleh pikiran "Andai rey bisa jadi milik aku", gausah ngehayal rasya! Rey itu gak mungkin mau sama kamu.
Panas matahari begitu terik hari ini sampai ku rasakan panasnya masuk ke pori pori kulit terdalamku, bisa bisa kulit aku jadi hitam seketika. Angkutan kota lama sekali datangnya bagaikan satu tahun menunggu di halte bayangkan jika itu terjadi mungkin kulitku akan gosong. Lima menit lagi angkutanya tidak datang pasti kulit aku akan gosong.
Aku mengambil kaca dari dalam tas ransel yang berwarna serba coklat muda. Kerutan di kening mata menyipit karna silau tersorot paparan sinar UVE membuat wajahku hancur terlihat di kaca. Keringat mulai bercucuran mengalir dari kening sampai ke leher masuk ke dada yang terasa basah dan lengket.
"puh.. lama banget sih" gerutuku menyusut keringat yang sedari tadi terus mengalir tiada henti.
Emang gini ya kalau nunggu angkutan kota. Mana panas,lama,bau asep kendaraan lagi. Harus penuh kesabaran buat ngelakuin hal ini. Plesss karna sabar itu nomor satu.
"hey mba....angkutanya lama ya?"seorang pria dengan senyuman manis yang khas di bibirnya tepat terdiri di hadapanku dengan menggunakan motor CBR Berwarna merah.
Aku yang sedari tadi melihat ke arah timbulnya angkutan itu muncul menolehkan pandangan ke arah sumber suara. Tepat di hadapan ku berdiri seorang pria yang sedari tadi berhasil menguasai pikiranku "reyy!" ucapku terkejut dengan tatapan mata aneh pria itu menjawab,
"lama nunggunya?" tanya rey dengan nada penuh penekanan khasnya.
Aku tersenyum tersipu malu, setengah bahagia dan setengah berpikir semoga dia nganter aku pulang ke rumah "iya nih...dari tadi angkutanya gak dateng dateng!!"
Rey mengalihkan pandanganya ke arah jalan,lalu menolehkan wajahnya kembali ke arahku tatapanya semakin tajam,setajam silet yang menerka hariku. Hatiku berdebar lebih kencag dari sebelumnya. Ku balas tatapn rey dengan senyuman.
"naik ojek mau gak?" tanya rey masih dengan nada penuh penekanan khasnya.
Aku merasa bingung dengan ucapan rey, mataku menyipit tak paham kok rey nyuruh aku naik ojek sih. Padahal tinggal anterin aja sama dia kan simpel "naik ojek?" tanyaku tak paham.
"iya naik ojek, mau gak?" katanya
"kalau gak mau ojeknya mau pergi sekarang nih!!"katanya lagi, dengan menyalakan satater motornya lagi.
Aku baru paham sekarang ternyata ojeknya itu adalah rey. Emang ada ada aja anak ini. Selain manis dia juga lucu harmonis kayak teletabis.
"mana ojeknya?" tanyaku mengedarkan mata ke sekitarnya pura pura tak paham meskipun ray menyalakan motornya.
Rey tersenyum menatapku "yakin gak mau?"
"ini ojeknya udah siap!" katanya lagi mencoba untuk membuatku paham.
Wajahku terlihat begitu bingung "maksudnya?ojeknya kamu?" tanyaku polos.
Rey mendecak "ck! Ya iya lah ayo buruan!"
"mau gak?" tanyanya lagi penuh penenekanan.
Munafik kalau aku nolak ajakannya. Tanpa berpikir lama aku menghampiri rey dan menaikan tubuhku di jok belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Pilihan
Teen FictionIni menceritakan tentang: Di saat apa yang kamu inginkan ternyata bukan yang terbaik