Budayakan vote sebelum membaca dan coment setelah membaca
Coment next biar aku lanjutin ceritanya
"Happy reding"
****
"Buuuuuu...."
"rasya berangkat sekolah" teriakku pada ibu yang sedang sibuk memasak di dapur sambil membawa sehelai roti isi coklat dari atas meja makan, aku berangkat ke sekolah dengan terburu buru bahkan tanpa mencium tangan ibu terlebih dahulu.
Aku kan ada janji sama rey buat berangkat bareng tapi kenapa rey belum datang juga, aku menunggu di depan rumah dan sudah hampir 5 menit aku berdiri di depan rumah, tapi tak kulihat pucuk kepala rey muncul. Apa rey ingkar janji? tidak mungkin! Tapi kalau iya bagaimana? ah sialan pikiranku sedang buruk hari ini.
"woy...ngapain masih di sini, bukanya berangkat sekolah. Tuh nunggu angkutanya di depan sana di halte,bukan di sini" suara yang begitu familiar di telingaku. Suara siapa lagi kalau bukan sultan, kakak yang super super bikin aku darah tinggi tiap hari.
Dengan menaiki motor beat yang di modif seperti baby look ya kurang lebih seperti itu. Dia kini tepat berada di sampingku membuat pikiranku tambah berantakan, kusut sekusut kusutnya.
Ku tatap dia dengan tatapan tajam dan bibir cemberut "apaan sih ikut campur mulu. Nyamber gak ada kabel. Udah sana ah pergi!" perkataan ku membuat kak sultan tersenyum sinis
"gitu aja ngambek. aduh kasian ya
ce me wew-nya belum dateng" kali ini kak sultan bener bener ngejek aku. Rasanya jleb sampe urat hati!Ucapan kak sultan membuat amarah ku meledak ke level 3 "berisik ah. Sana pergi sultan"
"Pergi cepet ih"
"sultan"
"kamu kan mau sekolah juga, jadi cepet pergi"
Tak ada respon dari kak sultan dia terus memasang muka mengejek aku yang sedari tadi berdiri di sini memintanya untuk pergi tapi dia malah diam saja. Sampai akhirnya amarahku mulai naik lebih tinggi
"sultannnnnnnnnnn"teriakan ku membuat sultan menutup kedua telinganya dengan menggunakan tangan.
"pergi" ucapku dengan volume tegas dan penuh penekanan. Meskipun tidak membuat efek jera pada sultan. Dia masih berdiri di hadapan ku dengan baby looknya itu yang menurutku jelek banget.
"udah ayo bareng aja sama kakak!" pinta sultan dengan nada yang begitu halus.
Aku tolak tawaran kak sultan dengan perkataan yang mungkin tidak mengenakan. Dengan nada cepat dan gaya gestur tangan yang begitu rempong "gak mau. Motornya jelek. Mending naik angkutan kota sekalian dari pada naik motor kayak gitu aku gak suka ihhhhhh____"
Kak sultan hanya menggelengkan kepalanya setengah kesal "eh..masih untung kakak ajak bareng dari pada nanti kesiangan. Ya kan?" katanya terkekeh agar aku ikut bersamanya
"lagian motor kayak gini tuh lagi musim, makanya cek. updet dong. Jangan udik kayak gitu" sultan menempas perkataanku dengan begitu percaya diri.
Tak ada respon dariku, ku alihkan pandangan ke arah jalan dengan muka yang masih cemberut. Sultan tak memperdulikan itu dia langsung pergi dari hadapanku tanpa lupa mengejekku sebelum pergi.
"ce me wew-nya gak akan dateng"
"babay" ucap sultan meninggalkanku sambil melambaikan tanganya. Ulah sultan berhasil membuatku mendengus kesal dan menggesrekan sepatu ke trotoan di depan rumah.
Aku memutuskan untuk pergi ke halte,lagian rey gak dateng dateng dari tadi mungkin dia lupa sama janjinya. Hati aku rasanya hancur banget dengan berjalan sambil menggeskeran kaki di terotoan aku pergi ke halte.
Sebelum sampai di halte tiba tiba di belakangku ada yang mengetidkan kelakson motornya. Aku kira dia rey dan ternyata bukan. Ku palingkan wajah ke belakang. Ternyata itu adalah dito rasanya sial banget hari ini. Pertama rey gak dateng,kedua sultan yang super nyebelin,ke tiga cowo yang suka memaksakan kehendaknya. Kumplit sekali derita hidup seorang rasya aurelia natalia.
Tak ku perdulikan dito. Ku balikan kembali wajah ke arah halte dan berjalan tanpa memperdulikan pria yang suka memaksakan kehendaknya ini.
Dito tak pernah berhenti mengganggu ketenangan hidup ku. Dia mengikuti langkahku dengan mendorong motor Rx-king yang super legend itu.
"gimana mau gak bareng sama aku?" perkataan dito berhasil menghentikan langkahku dengan tatapan tajam dan bibir memicing ku lihat muka dito yang terlihat begitu santay dan tidak tahu malu.
"Gak" jawabku singkat dengan nada sangat ketus.
Dito begitu sabar mengahadapiku, wajahnya masih terlihat seperti orang yang tidak tahu malu walaupun sudah di tolak dengan keras dia tetap memaksaku untuk ikut bersamanya
"kali ini kamu harus nurut sama kakak kelas. Udah ayo cepet nanti kesiangan. Udah gak gausah gengsi. Naik aja" kata dito dengan penuh percaya diri. Dia kira aku bakal luluh gitu dengan perkataanya? Gak mungkin! Dito berhasil ngeruntuhin benteng pertahanan seorang rasya aurelia natalia.
Ku tatap wajah dito lebih tajam dengan berjalan perlahan ke arah dito,mungkin dito mengira aku akan ikut bersamanya!tapi itu mustahil sekali.
Ku dekatkan muka ke arah dito perlahan lahan sampai dekat sekali. dengan sinis ku tatap wajah dito dan mendecak kesal"ck!kamu pikir aku mau berangkat sama kamu?gausah mimpi. Mending kamu pergi dari sini" ku jauhkan kembali wajah ini dari dito dan melangkah kembali, langkahku berhasil di hentikan oleh dito dengan menggenggam tangan sangat kasar.
Ku balikan badan ke arah sumber genggaman yang sangat kasar itu dan berusaha melepasnya
"kamu harus mau"kata dito memaksaKu injak kaki dito dengan keras sampai dia menjerit kesakitan "awww"
"kenapa aku harus mau?" tanyaku dengan nada sangat lantang. Dito masih merasakan sakit di bagian kaki kirinya.
"ini perintah. Di kamus dito gak ada yang namanya penolakan. Jadi kamu harus mau" ucapan dito membuatku jijik dan lebih kesal.
Untung saja sang malaikat penyelemat datang menghampiriku dengan motor CBR merah yang di parkir di depan motor dito. Siapalagi kalau bukan rey. Meskipun aku sedang kesal denganya karna baru dateng sekarang padahal udah dari tadi aku nunggu dia. Tapi gak papa lah yang penting dia dateng dan jadi malaikat penyelamat untukku dari incaran tuan pemaksa.
"rey!" ucapku melihat rey yang tiba tiba muncul. Dito membalikan badanya ke arah motor yang berhenti di hadapanya dengan tatapan kesal.
Tak ku pedulikan dito sedikitpun dengan rasa bahagia aku berjalan menghampiri rey.
"akhirnya kamu dateng juga. Aku nunggu dari tadi. Ayo kita berangkat" ajakku pada rey. Tatapan rey terus melihat ke arah dito yang sedari tadi menatapnya dengan kesal.
"itu bukanya kak dito. Mau ngapain dia di sini sama kamu?" tanya rey terheran melihat dito.
Dengan gugup ku jawab perkataan rey "udah gausah di bahas gak penting. Mending kita berangkat sekarang aja. ya!"
Kami berdua berangkat bersama tanpa memperdulikan dito yang dari tadi tak berhenti menatap kami berdua.****
Updet lagi gays.Follow akun aku jika berkenan
Dan vote selalu di tunggu tentunya
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Pilihan
Teen FictionIni menceritakan tentang: Di saat apa yang kamu inginkan ternyata bukan yang terbaik