11

4.2K 524 13
                                    








"Oh? Seulgi ya?" Tanya orang itu.

"Eh, iya." Seulgi bingung kenapa orang itu tau namanya.

Orang itu peka dengan ekspresi kebingungan seulgi, diapun memperkenalkan dirinya.

"Gue Solar."

"Oh.." Seulgi cuma bisa oh doang, karena sejujurnya dia sama sekali gak kenal sama solar ini.

"Tau nama gue dari mana?"

"Waktu itu gue dikasih tau temen gue pas lo main basket di gor."

"Lo nonton?"

"Hmm, Oiya lo kenal irene kan? Gue temennya."

"Oh, irene udah pulang?" Tanya nya padahal dia udah tau. Ruangan sepi gini gamungkin irene belum pulang.

"Udah dari tadi."

Seulgi ngangguk kecil, dia gak tau harus nanggepin gimana. Abis itu dia inget tujuan awalnya dateng ke ruang osis.

"Ini gue mau daftar festival."

"Oh, boleh. Berapa orang?"

"Dua." Seulgi ngasih duit nya ke Solar.

"Oke makasih, Nanti kalo ada yang mau ditanyain, tanya ke Irene aja. lo deket kan sama dia?"

"Iya. Yaudah gue pamit ya."

"Iya." Solar ngelanjutin beberes nya karena tadi ke jeda sama kehadiran Seulgi.

Seulgi jalan ke parkiran sambil memikirkan ide nya. Ya, dia mau ajak Irene tampil bareng.

Seulgi tau kalo Irene pinter nyanyi, karena dia sering liat story temen-temen geng nya yang ngevideoin Irene lagi nyanyi di tempat karaoke.

Seulgi berharap banget Irene mau dan dia yakin itu bakal jadi penampilan yang gak akan dia lupain seumur hidupnya.


.


"Gimana kemaren? boleh minjem kas?" Tanya Wendy. Dia udah lupa sama kemarahannya kemarin gegara ditinggal Seulgi lagi.

"Boleh dong. Apasih yang enggak buat pemain terbaik." Ucap Seulgi sombong.

"Idih idih. Eh btw, kemaren pas lo ke lapangan ada orang yang nyari-in lo."

"Siapa?"

"Gak tau juga gue. Yang gue inget orang nya cantik."

"Siapa? Irene? wkwk..."

"Bukan anjir, yakali. dia aja lagi rapat kan kemaren."

"Ya abisnya yang menurut gue cantik cuma Irene seorang." Kata Seulgi jujur.

"Bucheenn teruss." Wendy geli sebenernya, tapi yaudah lah ya, sebagai teman yang baik, dia akan terus mendukung Seulgi.

"Itu kenyataannya, Wen."

"Iya iya."

Tringg Tringg

Bel istirahat berbunyi.

"Kantin, Gi?"

"Nanti deh, gue mau ngomong dulu sama Irene." 

Wendy sekarang mikir kalo Seulgi bener-bener serius sama Irene. Buktinya dia udah berani ngomong langsung gitu, Padahal dulu tuh seulgi kalo mau ngajak ngomong Irene kudu mikir dulu 3 hari 3 malem.

Seulgi nyamperin Irene yang lagi kumpul sama gengnya,

"Rene."

Irene cuma nengok tanpa bales sapaan Seulgi. Temen-temen Irene pada ngeliatin Seulgi yang tiba-tiba dateng

"Ini pulpen yang kemaren. Makasih ya." Ucapnya sambil menaruh pulpen itu di meja Irene.

"Iya, Sama-sama."

"Nanti mau pulang bareng gak?" Tanya Seulgi hati-hati. Di antara semuanya, hanya Jennie yang menganggap pertanyaan itu aneh.

Irene terlihat berpikir sebentar,

"Yaudah." Jawab Irene sambil menatap seulgi lembut.

Seulgi senang, ia tidak bisa menyembunyikan senyum dan wajah merahnya. 

"Oke." Seulgi pergi dari meja Irene masih dengan senyum lebar nya.

Saat Seulgi sudah pergi, Yeri langsung nanya gak sabaran ke Irene.

"Rene, kok lo sama dia jadi deket banget?"

"Iya, gak biasanya lo langsung deket gitu sama orang." Tambah Joy.

"Kenapa emang?" Irene malah nanya balik.

"Ya, gapapa sih. Pengen tau aja." Jawab Yeri.

"Seulgi suka sama lo ya, Rene?" Ucap Jennie tiba-tiba.

Temen-temennya pada kaget sama ucapan jennie, tapi Irene lebih kaget lagi,

"Maksud lo?"

"Ya mungkin aja, dari kemaren dia nempelin lo mulu."

Irene diem, dia masih gak ngerti sama omongan Jennie, atau lebih tepatnya dia takut. Dia takut, soalnya temen-temennya udah mulai curiga karena kedekatannya dengan Seulgi.

.

Sore ini, Sesuai ajakan Seulgi tadi, mereka berdua bakal pulang bareng. Tapi sebelum nganterin Irene pulang, Seulgi ngajak Irene ke cafe, katanya ada yang mau diomongin.

"Kenapa ngajak kesini?" Tanya Irene sesampainya mereka di cafe.

"Ada yang mau gue omongin."

"Apa?"

"Gue....."

Irene nungguin lanjutan perkataan seulgi dengan jantung yang berdegub kencang.

"Gue mau lo tampil di festival sekolah bareng gue."

"Hah, oh.. kirain mau ngomong apa." Jawab irene salah tingkah karena malu dengan pemikiran dia yang terlalu halu.

"Emang lo ngarepin apa dari pertanyaan gue?"

"E-engga kok.."Kata Irene gugup.

Seulgi ketawa kecil, dia gemes banget ngeliat Irene malu-malu gitu.

"Lo mau?" Ucap Seulgi memperjelas ajakannya.

"Maaf ya. Tapi gue gak mau." Irene tuh kurang suka jadi pusat perhatian.

Irene tau dari Solar kalo Seulgi daftarin 2 orang buat ikut festival sekolah, tapi dia tidak mengira kalo yang mau diajak tampil bareng Seulgi itu dirinya.

Raut wajah seulgi langsung berubah, dia berasa abis ditolak irene.

"Please, Rene. tampil bareng gue." Mohon Seulgi sambil megangin tangan irene.

"Gak bisa, Gi. Lagian gue kan panitia." Jelas Irene lagi.

Seulgi lupa. Dia lupa kalo irene itu panitia.

"Oh iya! Kok lo bodoh banget si gi!" batin Seulgi dalam hati.

Seulgi lepasin tangan irene dan benerin posisi duduknya. Seulgi diam, dia masih merutuki kebodohannya. Bisa-bisanya dia lupa. Padahal dari kemarin ia sudah memikirkan rencana ini dengan matang.

"Kenapa?" Tanya Irene khawatir.

"Gak papa kok. Mau pulang sekarang?"

"Mm, yaudah."

Mereka berdua bangkit dari duduknya. Seulgi jalan duluan, irene mengikuti nya dengan wajah kebingungan.

Dari cafe itu ke rumah Irene tidak jauh. Jadinya baru sebentar perjalanan, mereka sudah sampai di depan rumah Irene.

Irene turun dari motor,

"Lo bener gak papa, Gi?" Tanya Irene yang masih khawatir.

"Iya, gak papa kok."

"Yaudah sampe rumah langsung istirahat ya. Makasih udah nganterin gue."

"Iya, Rene. Sama-sama. Gue balik ya."

"Iya, hati-hati."

Seulgi muter balik motonya dan pergi dari rumah Irene. Dia masih kesel banget sama diri nya sendiri.








SCHOOL ;SeulRene ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang