Awal (1)

42 5 0
                                    

Panas...

Itulah yang saat ini aku rasakan.

Sakit di sekujur tubuhku. Mata yang lemah ini mencoba membuka tirainya untuk dapat melihat keadaan. Samar, itulah yang aku rasakan saat mencoba mendapatkan penglihatan di sekitar.

"Apa yang terjadi? "

Aku tak mengingat apapun tentang kejadian sebelum ini. Kepalaku berat, mataku sayu, tenagaku habis.

Saat ini, tubuhku sedang bersandar di sebuah pohon. Aku mencoba menyapu sekitar dan menemukan adanya sumber panas yang selama ini telah kurasakan.

Rumah terbakar.

Walaupun aku tak mengingat apapun, tapi aku merasa bahwa rumah itu adalah rumahku. Si jago merah dengan cepat melahap setiap sisi dari rumah, yang kini hampir menyisakan abu saja.

Tubuhku hanya mendapatkan goresan kecil, sehingga tidak sulit untuk bergerak, namun tenagaku habis.

Dingin, selain panas, hawa ini yang sedang menyelimutiku. Saat ini aku melihat butiran salju kecil turun dari langit yang menandakan bahwa sebentar lagi akan masuk ke musim dingin.

Aku mencoba untuk mengingat apa yang terjadi sebelumnya, namum hasilnya nihil. Jangankan mendapatkan ingatan, bayangan sedikit saja tidak ada. Aku merasa seperti orang yang tiba-tiba muncul di dunia.

Tidak terlalu jauh, aku mendengar derap suara langkah kuda yang semakin lama semakin mendekat. Kucoba untuk mengumpulkan tenaga untuk dapat berdiri dan meminta pertolongan.

Dari jauh, terlihat rombongan yang masing-masing gerbong dibawa oleh beberapa kuda.

Tak lama berselang, rombongan pun berhenti di depanku, salah seorang perwakilan turun menemuiku.

"Halo, aku Bart, apa yang terjadi disini? " ucap Pria jangkung yang memakai setelan militer dengan tersenyum.

"Aku Arke. Aku tak tahu apa yang terjadi disini."

Rasa gemetarku lumayan hebat, mungkin karena kupaksakan diriku untuk berdiri disaat tak ada tenaga. Mataku mencoba menatap mata orang yang bernama Bart tersebut.

"Sepertinya kau sedang berada dalam kesusahan kawan, bagaimana kalau ikut dengan kami? Saat ini rombongan sedang berjalan menuju Kerajaan Balton. "

Bart menunjukan jarinya kedepan ke arah kerajaan Balton berada sambil melihat keadaan rumahku. Aku mengikuti arah jarinya, dan kemudian memalingkan wajahku ke arah rumah yang sedang terbakar.

Tanpa pikir panjang, aku menyetujui tawaran Bart untuk ikut dalam rombongan. Bart kemudian menyuruh seseorang untuk turun dan membawaku ke salah satu gerbong rombongan.

"Ayo cepat! "

Pria itu nampak tak suka dengan perlakuan Bart kepadaku, dan dengan kasar sedikit memaksaku untuk bergerak menuju gerbong yang dituju.

Tampak ada beberapa orang yang bervariasi, ada yang seumuran denganku, dan ada yang lebih tua berada dalam gerbong.

Blamm...

Pria tadi menutup pintu dengan kasar setelah aku masuk kedalam salah satu gerbong. Aku dengan cepat mencari tempat kosong dan duduk diantaranya.

"Ini."

Salah seorang memberikan aku sebuah kain untuk menghangatkan diri dari hawa dingin.

"Terimakasih."

"Sama-sama, aku Barry. Kau? " ucap Pria yang memberi aku selimut.

"Aku Arke, apa yang terjadi padamu?"

A Blast From The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang