Duduk di lobi sekolah pagi-pagi begini adalah alasan mengapa aku mendapatkan tatapan yang aneh dari seorang guru yang bertugas menjaga sift pagi. Bahkan penjaga sekolah pun belum kelihatan sejak tadi.
Bosan mendapatkan tatapan aneh itu, aku memilih pergi dari sana dan menuju kelas.
Ruang kelas ku berada di lantai tiga, disamping kiri tangga. Dan kuharap pintu kelasku sudah terbuka sekarang.
Aku agak berlari kecil menaiki tangga hingga sampai di depan pintu kelasku.
Pintu masih terkunci dan aku melirik jelas lain yang bernasib sama seperti kelasku. Lalu, lirikan ku jatuh pada jendela kelas pling ujung yang tidak beralas kaca.
Kau tau apa yang aku lakukan kan, tapi tetap saja usaha kecil itu tidak berhasil.
Penjagaan sekolah ku memang sangat ketat akhir-akhir ini, hal itu bermula dari perihal skandal siswa yang menghilang tiga bulan lalu, pasalnya belum ditemukan motif apapun yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi pada siswa tersebut.
Dari beberapa orang yang pernah kudengar mengenainya adalah, remaja itu sering berdiam diri dengan memperhatikan jalanan kota di rooftop sekolah sebelum pukul empat pagi dini hari.
Hmm, kupikir itu bukan masalah. Karena melihat jalanan kota dengan sinar matahari yang menyapu wajahmu adalah hal yang paling baik. Kau akan melihat ketulusan sekaligus kedustaan dunia secara bersamaan.
Tapi, mereka semua berpikir itu hal aneh. Ditambah lagi, sebelumnya gerbang sekolah tidak akan dibuka dibawah pukul empat pagi.
Bukankah dia bisa saja menyelinap? Dan remaja kerap melakukan hal itu, bukan?
Baiklah, kau sudah tau alasannya sekarang, Kini aku kembali aku menuruni tangga dan mencoba ke perpustakaan. Dan sama, perpustakaan juga belum dibuka.
Dan sekarang aku memilih duduk di taman sekolah bersama embun yang masih setia di rumput teki.
Ada beberapa bangku diujung taman. Tapi, akan lebih baik duduk di atas rumput teki yang diselimuti sisa embun malam yang bercampur embun pagi 'kan?
Hufftt...
Aku melihat arloji yang ada di pergelangan tangan kiri ku, pukul lima pagi sekarang.
Dan artinya, kurang lebih satu jam aku disekolah.Aku tidak tahu mengapa aku datang sangat cepat hari ini. Mungkin karena rumahku begitu membosankan semalam?
Aku memilih terlentang dengan tas yang menjadi bantalan ku. Sedikit memainkan Hiking Boots berwarna maron ku.
Hadiah kecil dari diri sendiri karena berhasil membuat ibu dan ayah pulang kerumah tahun lalu.Kini, aku agak sulit terpisahkan dengan sepatu ini.
Langit masih terlihat gelap, tapi tidak sepenuh sebelumnya. Pernahkah kau berpikir tentang sesuatu yang agak ajaib saat melihat langit? Seperti Dewi Iris yang mencoba mengeluarkan pelangi-nya saat Zeus sedang tidak memiliki perasaan yang baik dengan melampiaskan petir-petir di atas sana?
Sebuah buku dengan judul anadromí sto parelthón. Yang artinya kilas balik dalam bahasa Yunani. Sebenarnya itu bukanlah buku mitologi ataupun sejenisnya, tapi kisah gadis kecil bersama pangeran ilusinya. Aku agak susah mendeskripsikannya, tapi itu mengesankan.
Dan kau tahu aku tidak pernah membaca buku itu, aku hanya mendengar alur ceritanya dari paman sekitar lima atau enam tahun yang lalu di dalam sebuah ruangan buku lama milik paman di Los Angeles.
"Hei kau! Jangan tidur disana!"
Suara itu mengganggu bukan? Yeaa ternyata penjaga sekolah sudah tiba huh? Pantas saja!
KAMU SEDANG MEMBACA
WHERE'S MY SHADOWS -The Guardian Legacy - [ H I A T U S ]
FantasyZena, gadis berambut merah keturunan Guardian yang berusia 17 tahun, dikenal dengan pikiran dan gaya hidupnya yang agak sinting sejak awal. Dia hidup ditemani bayang- bayang yang bangkit dari alam bawah sadarnya. Kehidupan pertemanannya tak seberant...