~o0o~
Tokkk..
"(Nam) bangun.."
"Enghhh.." Lenguhan gadis cantik berambut panjang hitam pekat terdengar pelan seiring dengan masuknya cahaya matahari ke celah celah jendela kamarnya. Selain itu, terdengar juga ketukan pintu dan suara seorang wanita dari balik pintu kamarnya.
"Masuk bun.." Ucapnya serak.
Clekk..
Seorang wanita paruh baya menghampirinya sambil tersenyum manis. Gadis itu menyeringit bingung. Tak biasanya bundanya itu tersenyum manis seperti itu.
Pasti ada maunya. Pikirnya.
"Ini bunda pasti ada maunya." Ucap gadis itu mengintrogasi sang ibunda.
"Enggak, bunda mau ngomong aja sama kamu." Kata sang ibunda sambil menyisir lembut rambut anak gadisnya.
"Katanya kamu mau beli sepatu sama baju. Bener ?" Tanya wanita itu pada anak gadisnya yang terlihat bingung dengan pertanyaannya.
"Kenapa bun? Iya, tapi uangnya mana cukup bun." Jawab gadis itu masih dengan kerutan didahinya.
Wanita paruh baya itu masih setia memasang senyum manisnya dan berkata "Bunda udah transfer ke ATM kamu."
Gadis itu menganga tak percaya "Bun, ini masih tengah bulan. Tumben."
"Cek aja dihp kamu. Bunda pamit dulu."
"Iya bun."
Ia sesegera mungkin membuka hpnya yang tergeletak dinakasnya. Matanya membulat sempurna ketika ia melihat nominal uang yang bundanya transfer untuknya.
"WHAT 5.000.000?!?! KESAMBET APA BUNDA?!" Pekik gadis itu masih tak percaya.
"Woy (Nama kamu) Arabelle Candrana! Cepet turun! Jangan sampe kita telat" Teriak seorang laki laki yang sekarang tengah berada didepan pintu kamarnya.
Yap! (Nama kamu) Arabelle Candrana. Anak bungsu dari keluarga Candrana sang pemilik lestoran ternama yang hampir tersebar keseluruh kota besar diindonesia seperti Bali dan Ibu kota jakarta. Gadis cantik nan imut ini masih menginjak kelas 10 SMA di SMA Angkasa Jaya.
Dan yang berteriak tadi ?
Dia adalah kakak lelaki (Nama kamu) yang menjabat sebagai guru Matematika sekaligus Guru Bk yang paling ditakuti oleh siswa dan siswi diSMA itu. Ia juga menjabat sebagai wali kelas 10 IPS 1 yang kebetulan adalah kelas adiknya sendiri. Namanya Ryzki Candrana.
"Iya bang ! Gue mandi dulu bentar ! Sarapannya abang bawa aja. Ntar disekolah kita sarapan bareng." Jawab (Nama kamu) membalas teriakan Kakak lelakinya itu dengan teriakan cemprengnya.
Tak butuh waktu lama, ia langsung mengambil handuk dan berlari kamar mandi. Dengan terburu buru, ia memakai seragamnya tanpa dimasukan kedalam rok dan sisir yang tergeletak diatas meja riasnya langsung ia kantongi ke saku rok abu abunya. Liptin juga ikut ia kantongi karena ia tau bahwa abangnya akan marah besar kepadanya ketika ia telat menghampirinya digarasi sana.
Ia berjalan menyusuri anak tangga dengan terburu dan sedikit berlari sambil menyeret tasnya dan ikat pinggang yang tak sempat ia pakai tadi.
"Bun (Nama kamu) berangkat yah!" Pamitnya berteriak dari depan pintu sambil memakai sepatu."Iya nak. Hati hati."
Ia berlari kearah garasi mobil yang sudah ditumpangi Kiki, selaku kakak lelakinya.
"Bang kiki baik deh. Uhh jadi sayang."
Kiki memutar bola matanya malas "Cepet masuk ! Gue gak mau kalo dikatain punya adek gembel kek lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. IQBAAL
Teen FictionKisah cinta ini terjadi antara seorang siswi dan gurunya. Sang guru yang awalnya benci, akhirnya ia dapat takluk dan melunak dihadapan siswinya itu. Karena perjodohan dan dorongan semangat dari siswi itu, ia juga merasakan getaran yang membuat hatin...