PART 2

1.3K 135 0
                                    

Jam kosong tengah menyapa kelas 10 IPS 1. Tetapi kelas itu tak lepas dari keheningan. Alasannya sangat simple. Mereka takut Pak Kiki marah akibat kebisingan yang ditimbulkan kelas itu. Namun..

Brakkk !!

Gadis berkuncir kuda menghapus keheningan kelasnya. Ia menggebrak meja karena bosan. Seluruh tatapan didalam kelas itu menatapnya tajam.

"Lo pada takut amat sama Pak Kiki ?" Teriak gadis itu kesal.

Aldy, siswa yang berada disamping bangkunya turut angkat bicara "Bosen ya lo ?" Tanya Aldy.

Gadis itu menjawab "Kalo SI KIKI marah, tenang. Gue punya obat ampuhnya. Gue suntuk nih. Kita gitaran yok!" Jawab gadis itu semangat. Tak lupa juga sempat menekan nama Kiki disepanjang ucapannya tadi.

"(Nam) lo adeknya. Dia gak bakal marah sama lo. Tapi marahnya sama kita." Protes salah satu siswa pojok sebelah kanan.

Yap . (Nama kamu) memutar bola matanya malas. "Heh oneng, inikan usulan gue, mana mungkin Si Bangki ngamuk sama kalian. Kalo kalian kena marah, gue akan tanggung semuanya. Biar gua aja yang kena semprot. Kalian jangan." Kata (Nama kamu) sedikit kesal.

Brakk !!

Aldy ikut menggebrak meja. "Lo pikir disini ada gitar ?" Sewot Aldy.

(Nama kamu) tersadar "Eh iya juga. Gitar kita kan diambil sama Pak Kiki hehe..." Ucapnya mengingat ngingat sambil menggaruk tekuknya yang tidak gatal.

"GOBLOKNYA JANGAN DIPELIHARA (NAMA KAMU) ARABELLE CANDRANA !" Semprot seluruh kelas.

"Oh gue tau ! Gimana kalo kita pake ketukannya sama meja. Gimana ?" Usul (Nama kamu) pada yang lain.

"Ok. Kita mulai !" (Nama kamu) maju kedepan papan tulis.

"Sulit bagiku." Alunan lagu itu dimulai oleh (Nam kamu)

"Menghadapi kamu.
Tapi ku takkan menyerah.
Kau layak kuperjuangkan."

(Nama kamu) mengambil napas sejenak.

"Perih bagiku.
Menahan marahku.
Tapi ku akan lakukan.
Bahkan lebih dari itu."

"Semuanya dong !" Ajak (Nama kamu) kepada seluruh teman temannya disana untuk bernyanyi bersamanya.

"Aku yang minta maaf walau kau yang salah.
Aku kan menahan walau kau ingin pisah.
Karna kamu penting.
Lebih penting.
Dari semua yang ku punya."

Lagu itu serentak dinyanyikan oleh seluruh siswa yang ada dikelas itu. Alunan lagu juga tak hanya diiringi dengan ketukan meja, namun dibantu oleh Aldy yang mengeluarkan bakat Beatbox nya untuk mengiringi lagu yang sedang mereka nyanyikan.

"Jika kamu salah aku akan lupakan.
Walau belum tentu kau lakukan yang sama.
Karna untukku kamu lebih penting dari egoku." Sambung mereka yang langsung saja mengakhiri lagu tersebut.

Tiba tiba..

Clekkk..

Prok
Prok
Prok...

"Woww.. Jam kosong bukannya manfaatin waktunya untuk membaca materi malah nyanyi nyanyi. Apalagi KMnya. Uhh paling depan." Suara bariton itu bukanlah milik sang wali kelas, melainkan sang guru olahraga yang tak mereka sadari kalau Iqbaal sudah berada dibalik pintu yang sedikit terbuka.

(Nama kamu) menoleh dan mendekat kehadapan Iqbaal. "Kenapa ? Masalah pak ? To the point aja. Mau apa ? Mau ngelaporin ini ke Pak Kiki. Laporin sono. Saya tidak takut. Saya hanya takut cintaku ditolak oleh bapak!"

"Hahaha..." Gelak tawa siswa siswi itu terdengar jelas ke seluruh penjuru kelas.

"Diam!" Tegas Iqbaal bernada dingin.

Hening.

"Makan !" Perintah Iqbaal pada (Nama kamu) bernada dingin.

"Eh ada kemajuan. Perhatian dia. Ald gue berhasil !"

Aldy yang merasa dipanggil namanya membalas perkataan (Nama kamu) dengan acungan jempol dan senyum lebarnya.

"Pak Kiki nyuruh saya untuk menyampaikannya." Jelas Iqbaal masih bernada dingin.

"Bohong. Pasti bapak khawatir ya sama saya ?" Goda gadis itu sambil menaik turunkan alisnya.

Iqbaal memutar bola matanya malas. Ia menarik paksa gadis itu layaknya menarik paksa seekor kucing

Gadis itu meronta ronta. "Oyy gue bukan kucing!"

Iqbaal tidak menggubrisnya. Ia tetap menyeret gadis itu tanpa memperdulikan gadis yang ia seret.

Mereka pun sampai diruangan Kiki. Tak lupa Iqbaal mengetuk pintunya terlebih dahulu untuk memastikan apakah Kiki ada didalam sana.

"Masuk Baal."

Iqbaal membuka pintunya.

"Nih Bang adek lo. Tengil." Ucap Iqbaal sambil bergidik jijik melihat (Nama kamu) yang tengah merapihkan bajunya.

Kiki tertawa pelan. "Njir, adek gue kek kucing pake diseret kek gitu segala. Gila."

"Lebih tepatnya satu spesies." Celetuk Iqbaal sambil duduk dikursi yang ada diruangan itu.

"HAHAHA.. SALAH LO BAAL. ADEK GUE ITU SPESIES MONYET BAAL HAHAHA.." Ucap kiki sambil tertawa keras.

Iqbaal pun ikut tertawa. Sementara, (Nama kamu) mendengus kesal melihat kedua lelaki biadab yang ada didepannya. Ia pun duduk disebelah Iqbaal.

"Gajah sama Beruang sama aja." Gumam (Nama kamu) kesal.

"APA LO BILANG ?!" Semprot Iqbaal dan Kiki bersamaan.

"Mawar de jongh twins gue." Jawab gadis itu ngawur.

"Jauh amat bandingin lo sama Calon Istri gue." Celetuk Kiki ikut ngawur.

"HALU!" Sewot Iqbaal dan (Nam kamu) barengan.

Kiki hanya cengengesan sambil menggaruk tekuknya yang tidak gatal.

~o0o~

Bersambung

MR. IQBAALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang