Part 4 (Tak terduga)

1.2K 155 6
                                    

Esok harinya...

Pagi sekali, terlihat Kiki yang sudah rapi dengan seragam yang ia kenakan untuk mengajar disekolah sang adik. Ia mengetuk ngetuk pintu kamar adik perempuannya sambil berteriak membangunkan adiknya itu.

Tok tok tok...

"(Nam) bangun woy!"

Tak ada sahutan sama sekali.

"(Nam) jangan ngebo lo!"

Hening.

Kiki menyeringit bingung dengan keadaan kamar (Nama kamu) yang menjadi hening mendadak.

Apa jangan jangan...

Tidak mungkin. (Nama kamu) tak tahu apa apa tentang rahasia itu.

Rahasia apakah?

Kita simak saja ceritanya haha..

"Mau ngapain lo disini uy?" Tanya (Nama kamu) yang tiba tiba muncul dibelakang Kiki.

"Eh monyet Afrika." Latah Kiki yang terkejut dengan kehadiran sang adik yang tiba tiba muncul dibelakangnya.

"Abang melihara monyet afrika?" Tanya (Nama kamu) polos.

"Kampret lu! Gue kira belum bangun!" Protes Kiki.

(Nama kamu) tercengir kuda.

(Nama kamu) melangkah lebih dulu meninggalkan Kiki. Ia berlari menyusuri tangga dan remang remang ia mendengar...

"Gimana yah kalo adek gak mau dijodohin sama anaknya Herry."

"Tenang bun. Dia kan suka sama anaknya Herry. Adek kan suka ngintilin anaknya Herry bun."

Terdengar, sang bunda menghela napas.

"Apa Ayah yakin?"

"Ayah seratus persen yakin Bunda."

Kiki berjalan menyusul (Nama kamu) dari belakang. Ia menyipitkan matanya dan melihat (Nama kamu) yang telrihat tengah mengusap air matanya. Seketika itu, Kiki tersadar akan satu hal yang ia, ayahnya, dan bundanya rahasiakan dari adik perempuannya itu.

"(Nam)..." Panggil Kiki dengan nada bicara lembut.

(Nama kamu) tak merespon apapun.

"AYAH! BUNDA! ABANG! KENAPA KALIAN TEGA MAU JODOH JODOHIN AKU SAMA ORANG YANG GAK AKU KENAL!" Teriak (Nama kamu) dengan emosi yang sudah memuncak diubun ubun. Matanya sudah memerah menahan amarahannya dan air matanya.

"JAWAB AKU!" Bentak (Nama kamu).

Ia terisak dengan wajah yang sudah tak merautkan lagi wajah kegembiraan disana. Matanya sudah memerah dan mengeluarkan air mata yang cukup deras.

"(Nam).. Ayah sama bunda udah janji sama Om Herry untuk menjodohkan kamu dengan Anaknya (Nam)." Ucap sang ayah memohon.

"Iya (Nam). Ini pilihan terbaik buat kamu." Ucap sang bunda menimpali.

"(Nam) gue yakin lo pasti gak akan nyesel dengan orang yang Ayah dan bunda pilihin buat lo. Lo pasti suka sama dia." Ucap Kiki menenangkan.

"Oh jadi abang tau semuanya tentang ini? Kenapa abang gak ngasih tau adek. Oh atau abang emang sekongkol sama ayah dan bunda." Sinis (Nama kamu).

Tangan (Nama kamu) mengepal sempurna.

"Kalo pun adek nolak permintaan ayah, ayah pasti tak akan menerima penolakan adek. Begitupun abang dan bunda." Sinis (Nama kamu) dengan mata yang sudah bercucuran air mata.

"Anggap saja ini balas budi kamu untuk ayah dan bunda (Nam)." Ucap sang ayah memohon.

"Oh jadi ayah sama bunda gak ikhlas ngerawat adek? Haha.. aku baru tau." Lagi lagi (Nama kamu) berucap sinis.

MR. IQBAALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang