GADIS GILA

17 3 0
                                    

Axsa tengah menyeruput es teh nya dan sesekali memutari bola matanya menyusuri kantin bersegi panjang yang cukup luas ini. Sedangkan sang sahabat alvaro, ia tengah menyantap sebuah ketopraknya dengan lahap dan lapar. Saat satu sendok ketoprak masuk kedalam mulut axsa, matanya terhenti bergerak saat mendapati sosok gadis yang tidak asing baginya, "gadis gila" ucap nya dalam hati, sosok gadis yang di lihat oleh axsa melangkah dengan riang menuju meja tempat lelaki itu duduk dengan nyaman.

"Kak axsa kan?" Tanya sang gadis saat ia sudah berada di hadapan lelaki itu, alvaro yang tengah melahap sang ketoprak, kini beralih menatap kearah gadis yang berdiri tak lain adalah alsya, gadis itu tersenyum lebar, hingga gigi gigi putih nya terpapar jelas di lihat oleh mata. Axsa mendengkus kesal, ia hanya diam tanpa mengubris omongan alsya.

"Wah..., Siapa tuh yang nyamperin axsa?" Tanya kenya tiba tiba, membuat amolla sang ketua mendelik cepat saat minum, ia menyipitkan mata diikuti juga oleh kedua temannya.

"Gawat ini mol" timpal ressa. Amolla terdiam dengan raut wajah kesal.

"Dia adik kelas kan, kok di sini si?!" Ujar kenya dengan kesal. Ressa mengangguk.

Alsya lalu menyodorkan satu coklat yang masih utuh ke arah axsa, alvaro memandang kearah alsya dengan tatapan heran sekaligus bingung. Axsa menarik nafas jengah, ia masih diam dan terus melanjutkan menyuap makanannya kedalam mulut.

"Tuh mol...., Segala di sodorin coklat si axsa nya..." Ucap ressa antusias. Amolla berdecak." Ck.... Ini gak bisa di biarin.!" Sergah nya lalu bangkit namun di tahan oleh kenya. Amolla menoleh.

"Kenapa?!"

"Jangan dulu..., Mending kita liat dulu, kali aja gak di ambil tuh coklat sama si axsa." Saran kenya, amolla pun mengangguk lalu duduk seperti semula.

Alsya menatap coklat nya yang tak di raih sedikit pun, ia pun mencari akal untuk bisa mendapatkan perhatian lelaki itu.

"Alsya ya?" Tanya alvaro. Gadis itu menoleh. "Iya, kok kenal sih?" Jawab alsya dingin. Alvaro tersenyum.

"Ya kenal lah...."

"Tapi alsya gak kenal kaka, alsya kenal nya sama kak axsa doang, maaf ya." Jawabnya polos membuat alvaro tercengang. Ia pun kembali menatap lekat kearah axsa.

"Kak, tolong dong , terima coklat alsya...."

"Terima ya...."

"Please...."

"Ya kak...." Cerocos alsya membuat api pada diri axsa menyulut hingga ke ubun ubun , sedangkan gadis itu sedang menangkupkan kedua tangannya memohon untuk di terima.

"Kak, teri---"

BRUK!!!

Tiba tiba axsa menggebrak meja kantin sembari berdiri membuat semua pasang mata refleks mandang kearah lelaki itu dengan heran, alvaro bangkit sambil mengusap usap pelan punggung axsa, the geng pingpong pun terkejut termasuk alsya yang sudah diam dan menunduk.

"LO BISA GAK GAK USAH NONGOL DI DEPAN MUKA GUE!!" Bentak axsa sehingga ia dan alsya menjadi sorotan siswa siswi di kantin besar ini. Alsya mendongak.

"Alsya gak bakal nongol lagi di depan kaka, kalau kaka mau ambil coklat dari alsya."

"Gue gak suka coklat!, Dan gue gak mau lo ada di sini..!!" Sinis axsa.

Dari arah belakang, mollena sahabat dekat alsya berlari cepat menyusul alsya yang tengah menunduk dan diam, ia berhenti di belakang tubuh gadis itu.

"Mending sekarang lo pergi, atau lo kena semprotan emosi gue yang bener bener bisa bikin lo nangis!"

"Alsya gak mau!"jawabnya cepat. Axsa mendongak. "Alsya gak mau pergi sebelum kak axsa mau nerima coklat dari alsya..." Lanjutnya dengan suara gemetar menahan tangis.

Axsa tertawa miring sambil menatap intens wajah alsya.

"Okeh kalau gitu." Ia pun meraih coklat yang berada di genggaman tangan alsya, gadis itu tersenyum, namun, coklat itu tidak di makan, melainkan di jatuhkan lalu di injak injak oleh axsa. Senyum alsya memudar saat mendapati coklat nya itu menjadi hancur tak bersisa. Semua murid ricuh termasuk the geng pingpong, mollena menganga lalu menghampiri axsa yang kurang pantas untuk di lihat.

"Kak, jahat banget ya lo jadi orang.!!, Dia itu beli pake uang, bukan pake daun, seharus nya lo hargain kek, kenapa lo malah nginjek coklatnya.!!!" Sahut mollena sangat kesal sambil merangkul pundak alsya dengan erat, gadis yang di rangkul nya hanya diam dan menunduk menatap sang coklat yang telah hancur. Alvaro memandang kearah axsa tak percaya, sedangkan amolla tersenyum bangga lalu bangkit dan bergabung dalam suasana menakjubkan ini.

"Gue suka hal ini...." Gumam amolla.

Axsa tersenyum sinis." Lagian, siapa suruh ngebeliin gue coklat, siapa yang salah?, Gue atau dia, iya gue tau beli coklat pake uang, tapi otak situ nya aja yang oon, ngebeliin orang tanpa tau pasti dia suka atau engga.!" Desis axsa. Sebenarnya alsya sedih, melihat perjuangan untuk nya di sia siakan.

"Mending lo pergi aja dehh!" Usir axsa.

"Oke kita pergi...!" Timpal mollena kesal sambil menarik tangan alsya, namun gadis itu menahannya.

"Mending lo berdua pergi aja deh..., Percuma kan kesini kalau kalian gak di anggap...." Sahut amolla dengan sinis, axsa, alvaro dan yang lainnya menoleh cepat ke arah amolla, gadis itu tengah melipat kedua tangannya di atas perut.

Mollena sudah tak tertahan oleh emosinya, bertambah kepada seseorang yang datang tiba tiba dan ikut campur dalam urusin ini.

"Sya..., Mending sekarang kita pergi," ajak mollena gemas sambil menggenggam telapak tangan alsya dengan erat, gadis itu menggeleng. "Sebentar len." Jawabnya, mollena menghembuskan nafas jengah.

"Heh, sa..., Mending lo minta maaf sama dia, kasian begoo..." Titah alvaro sambil menyikut siku axsa, lelaki itu mendelik kesal kearah alvaro. "OGAHHHH!!!!" Desisinya.

"Sayang, kamu kenapa?" Tanya amolla manja sambil bergelayut manja pada lengan kekar lelaki itu. Axsa mendelik sinis lalu melepaskannya.

"Lo gak usah ikut campur..., Mending lo pergi.!"

SKAK!

Amolla langsung terdiam sedangkan kedua temannya terkekeh samar.

"Mending lo pergi dari sini, sebelum emosi gue memuncak!," Titah axsa dengan tegas. Alsya mendongak.

"Oke, alsya bakalan pergi, maaf mengganggu..."

Axsa terdiam.

Tanpa sadar, air mata alsya meluncur dengan perlahan, tetes demi tetes axsa pun melihat nya, namun ia hanya diam dan menghiraukan gadis itu.

"Tapi alsya sedikit kesel sama kaka, karna apa, karna kaka gk ngehargain pemberian alsya..." Ungkap nya sambil menyeka air mata lalu pergi dengan cepat menuju kelas, di ikuti juga oleh sang sahabat mollena, axsa terdiam, ia memandang kearah punggung gadis itu yang mulai menjauh.

"Lo jahat sa.." ujar alvaro sambil menepuk pelan pundak axsa.

Ressa dan kenya menghampiri amolla yang tengah tersenyum sinis dan menggeleng.

***

Makasih banyak buat para pembaca yang gk bisa fia liat...😍😍😊😊 Makasih udh mau baca tentang cerita yang menurut fia sih gaje hehehe..

Tapi kok.. gk ada yang vote ya😥

#axsa
#alsya

Salam dari kpop untuk semua..🧡🧡🧡

HE IS MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang