alsya berlari kencang lalu berhenti tepat saat ia menuruni tangga, hati nya masih terasa sakit, pemberian nya tak di hargai oleh sosok lelaki yang ia cintai, alsya masih menangis, namun berusaha berhenti untuk menegarkan hati kecil nya yang sedang rapuh, ia sadar, mungkin selamanya cinta nya itu tidak akan terbalas, namun ia yakin, jika berusaha, mungkin cinta itu terbalas.
"Udah gk usah nangis sya..." Mollena sang sahabat merangkul pundak gadis itu sambil mengusap pelan pundak nya, bermaksud menenangkan, alsya mendongak sambil menyeka air matanya.
"Gue gak nangis kok, kelilipan doang..." Jawabnya, mollena terkekeh.
"Kalau mau ngeboong, pikir pikir dulu... Orang yang nangis dan orang yang gak nangis tuh beda oonn" sergah mollena. Gadis itu terdiam. Sang sahabat menghela nafas.
"Yaudah, lo sabar aja ya, mungkin lo ngasih ny kurang tepat waktu, mungkin aja nanti dia mau kok, lo tenang aja ya.." mollena menyemangati alsya, gadis itu mengangguk.
"Mending sekarang kita ke kelas yu...nanti pak gilang dateng lagi..." Ajak nya, alsya tak memberontak, ia pun melangkah bersama sahabat nya itu menuju kelas.
***
Axsa terduduk diam di dalam kelas, merenung lebih tepatnya, ia memikirkan kejadian barusan di dalam kantin, sebenarnya ia kasian, namun ia merasa malu saat pertama, entahlah, yang saat ini berada di pikiranya itu adalah KESAL.
"mikirin apaan lo broo?..." Ucap alvaro yang baru saja datang dari luar kelas, axsa menoleh. "Kagak" jawabnya singkat. Alvaro mengangguk.
"Mikirin yang tadi ya...?"
"Kagak"
"Boong"
"Hmmmm"
Alvaro terkekeh." Kasian tau si alsya nya..." Ucap alvaro lalu mendudukan dirinya di samping bangku sang sahabat. Axsa hanya memberikan tampang datar dan dingin.
"Emang lo gak kasian ama si alsya?" Tanya alvaro sambil menaruh kedua telapak tangannya di atas meja. Axsa hanya diam.
"Sa..." Panggil alvaro. Tak lama, axsa bangkit lalu meneloyor pergi meninggalkan sahabatnya itu.
"Sa.., yeh, di tinggalin gue... , Untung lo temen gue..., kalau bukan udah gue panggang jadi udang rebus..." Gerutunya lalu bangkit menyusul sahabatnya itu.
***
" Minggu depan kita akan mencoba membedah lidah buaya, setelah itu kita akan lihat berapa khasiat yang dimiliki lidah buaya itu...., Mengerti anak anak..."tutur bu arum guru pengajar biologi. Semua murid mengangguk antusias lalu menjawab.
"Asyiap bu....."
"Ya sudah, kalian bisa membereskan peralatannya, sebentar lagi bel pulang sekolah berdentang." Titah bu arum lalu melangkah menuju meja semulanya. Semua murid dengan sigap membereskan semua alat tulisnya lalu di masukan kedalam tas.
"Sebelum pulang anak anak, ada yang mau bertanya tentang hal barusan?."
"Saya bu..." Seseorang dari arah meja belakang mengacungkan satu jarinya, ia adalah alsya, gadis itu mengacungkan tangan setinggi langit ke- 4. Semua pasang mata refleks menoleh kearah alsya, termasuk mollena.
"Lo mau nanya apa?" Tanya mollena pada alsya, gadis dengan wajah tirus itu tak menjawab.
"Kenapa sya?"
"Bu...., Kenapa kita bedah lidah buaya?, Nanti kan kita di makan meren bu sama buayanya" ujar alsya sangat polos. Semua murid tertawa di ikuti juga oleh bu arum. Berbanding dengan gadis ini yang hanya diam tak mengerti mengapa semua teman temannya tertawa.
"Alsya...., Alsya... , Lidah buaya itu bukan cuma lidah yang ada di buaya, ini tuh tumbuhan sayang, bukan lidah di buaya...." Jawab bu arum dengan lembut, alsya terdiam sejenak, lalu mengangguk dan tersenyum.
"Bu...."
"Apa lagi...?"
"Mending kita jangan bedah lidah buaya aja bu..."
Bu arum mengernyit."loh, terus kita berah apa?"
"Bedah hati dia aja bu, saya pengen tau di hatinya dia itu ada nama siapa?" Ujar alsya. Semua murid melongo.
KRIK!
" TABLOOOO!!!!!!" Serbu seluruh kelas. Gadis itu hanya nyengir kuda. Sedangkan bu arum menggeleng sambil terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MINE
RomanceJadi bagaimana?, Jika orang yang kita cintai itu adalah MASA LALU, seperti masa kecil, lalu berubah seiring jalannya waktu dan tahun, mungkin hampir tidak saling mengenal ataupun mengingat. Suatu pertemuan yang tak di sangka, dengan dia yang me...