#Story: Es Krim

957 140 18
                                    

Fariq masih menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fariq masih menangis. Isakannya terus keluar. Wajahnya sudah memerah pun dengan hidungnya. Lelehan ingus kadang keluar dari hidungnya yang malah ia sedot lagi ke dalam.

"Ayah jahat!" teriak Fariq kesal sambil melempar cemilannya. Ia mundur, bersandar ke lemari berwarna putih tempat di mana ia menyimpan mainannya.

Fajar yang berjongkok di depan anaknya itu mendesah frustasi. Anaknya ini, sedang ngambek karena permintaannya tidak dikabulkan.

"Susu lagi, ya, Nak?" Fajar mencoba bernegosiasi. Ia menyerahkan susu kemasan rasa stoberi kepada anaknya itu.

Namun Fariq menepis susu kemasan itu, lalu menendangnya. "Gak mau! Aiq gak mau, Ayah! Aiq maunya es krim!"

"Tapi 'kan Aiq tadi udah ngabisin stok es krimnya. Udah gak ada lagi, sayang."

"Beli lagi!"

"Kalau makan es krim banyak-banyak nanti perut Fariq jadi gede, lho. Jadi segede panda, mau?"

Bukannya membaik, Fariq malah semakin menangis. Ia melempari Fajar dengan susu kemasan yang sudah habis ia minum tadi. Lemparannya tepat mengenai wajah Ayahnya. Fajar meringis pelan lalu mengusap hidungnya.

"Aiq mau es krim!!"

Fajar yang mendengar teriakan frustasi anaknya semakin pusing. Kepalanya berdenyut. Sebenarnya ia tidak tega melihat anaknya menangis keras begitu tapi mau bagaimana lagi, ia harus tegas. Fariq sudah menghabiskan sisa es krim yang tidak sedikit. Ia rasa toleransinya sudah cukup untuk hari ini. Jika tidak, anaknya nanti sakit dan ketika Fariq sakit, ia akan semakin manja. Membuat Fajar kelimpungan sendiri.

"Besok aja Ayah belinya, ya?"

Fariq menggelengkan kepalanya kuat. "Mau sekarang, Ayah..." pinta Fariq memelas disela isakannya.

Fajar kembali menghela napas frustasi. Ia menengok ke belakang, menatap Rian yang sedang melipat kedua tangannya di dada. Alis Rian terangkat, seolah bertanya ada apa.

"Bisa bantu aku bujuk Fariq, Love?"

Rian berdecak. Ia paham dengan situasi ini karena dari tadi ia sudah ikut memperhatikan. Ia pikir Fajar bisa mengatasi rengekan anaknya tetapi ternyata kalah. Padahal Rian ingin melihat bagaimana Fajar menyelesaikan rengekan Fariq hingga tuntas. Yasudah.

"Ayahnya aja gak bisa, apalagi aku Mas?"

"Tolong?"

Rian mencibir. Ia mencubit lengan Fajar gemas lalu mendorong tubuhnya ke samping kiri. Kaki Rian yang ramping mendekati tubuh Fariq yang sedang meringkuk. Kasian.

"Fariq kenapa nangis?" tanya Rian lembut. Ia mengelus rambut hitam Fariq sambil berjongkok di depannya.

Bibir Fariq bergetar, lalu isakan kembali terdengar. "Ayah jahat ... Aiq kan mau es krim," katanya lirih.

"Yang tadi Fariq makan gak cukup, hm?"

Fariq menggeleng. "Aiq mau lagi."

"Mau janji sama Om gak?" tanya Rian berhati-hati.

Fariq menatap Rian antusias. "Apa, Om?"

"Fariq anak pintar, kan?"

Fariq menganggukkan kepalanya.

"Om bakal pastiin Ayah beli es krim buat Fariq, tapi ... Fariq harus janji makannya besok. Gimana? Yes or yes?"

Fariq memberengut tidak suka. "Aiq maunya sekarang!"

"Yaudah, Ayah nanti gak bakal beliin es krimnya." Rian berujar dengan cuek. Membuat Fariq mengerucutkan bibirnya karena kesal.

"Yes or yes, Fariq?"

Fariq menatap intens Rian. "Yes ..." ujarnya pelan.

Rian tersenyum senang. "Gitu dong, anak pintar. Sini peluk Om dulu," kata Rian lalu merentangkan kedua tangannya.

Fariq langsung menghambur ke pelukan Rian. Wajahnya tenggelam di dada Rian. Ia menggerakkan wajahnya disana, membuat kaos Rian kotor karena air mata dan bekas ingus Fariq.

Fajar yang memperhatikan ikut tersenyum senang. Keputusannya memilih Rian memang tidak salah. Dari awal, sejak ia dengan sengaja menitipkan anaknya kepada Rian saat di kantor dulu sudah membuktikan bahwa tunangannya itu mempunyai naluri yang sangat baik dalam mengurus anak kecil.

Dan Fajar semakin yakin ingin mempersunting Rian.

Karena Fajar mencari pasangan bukan hanya untuk dirinya tapi juga untuk anaknya, Fariq.

















Pas liat igs Aa tadi siang, haluku emg begini gaes
Gemeessss T__T

Oh ya, jangan lupa ikut komis di akun Cabanglokal ya
Kapan lagi kalian bisa request cerita sesuka kalian sambil berdonasi?
Ini untuk orang" diluar sana yg sedang kekurangan di tengah maraknya pandemic virus Covid-19, lho. Tergugah kah hati kalian? 💛

Hehehe
Thanks udah baca 💜

Salam,

Istrinya FA setelah MRA 💋
[120420]

You've Got Mail! [F/R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang