"Eh sayang." Itu yang pertama yang keluar dari mulut Melviano dengan senyuman menyebalkan yang membuat orang bergidik saat di dekatnya.
Ucapan tadi di tujukan pada perempuan yang baru saja lewat di depannya setelah memarkirkan mobil putih miliknya, jangan harap perempuan itu akan menoleh saat di panggil oleh orang yang katanya masuk most wanted di fakultas mereka.
Bukan Melviano jika tidak bisa mendapatkan apa yang dirinya inginkan, jadi Melviano berdiri dari duduknya di bawah pohon yang ada di parkiran. Berlari dan menyejajarkan langkah dengan perempuan incarannya.
"Orang nyapa tuh dijawab." Melviano menyeringai saat ucapannya tidak di balas, jangankan mau di balas. Perempuan di sebelahnya melirik saja Melviano sangat yakin tidak akan terjadi.
"Dingin banget sih." Kembali tidak ada tanggapan, keduanya berjalan bersisian di koridor yang tidak pernah sepi itu.
Sebenarnya bukan bersisian melainkan Melviano yang berusaha menyesuaikan langkah karena perempuan di sebelahnya terus saja berjalan cepat dengan kaki pendeknya itu.
"Tau enggak sih es dingin di taruh di tempat panas aja langsung mencair. Lu mau gue taruh di tempat panas juga? Nanti bukannya mencair malah makin menciut." Melviano langsung tertawa keras, membuat dirinya berhenti untuk sekedar tertawa.
Tanpa disangka perempuan yang sejak tadi di kejarnya pun ikut berhenti, menatap tajam Melviano yang kini tengah memegangi perutnya karena sakit tidak bisa berhenti tertawa.
"Gue enggak peduli ya dengan deretan cewe lu, apalagi lu yang mau jadiin gue deretan selanjutnya. Sebaiknya lu menjauh deh dari gue, hama tau enggak." Melviano memberhentikan tawanya, begitu pula dengan perempuan itu yang kembali melanjutkan langkahnya.
"Usaha terus ya No." Teriakan itu membuat Melviano menoleh dan menemukan teman setingkatnya sedang tertawa, lebih tepatnya menertawakan di tolaknya Melviano untuk kesekian kalinya oleh perempuan yang sama.
"Diem deh anjing." Melviano melanjutkan jalannya, ia melihat jamnya dan 15 menit lagi dirinya punya jadwal kelas.
-
Haylie menyimpan tasnya dengan keras ke mejanya, Miya yang ada di sebelahnya hanya diam. Sudah tahu kejadian apa yang menimpa temannya ini, tapi dia juga tetap saja menjadi pendengar saat temannya itu akan kembali menyeritakkan hal yang sama.
Haylie mendudukkan dirinya, masih dengan sumpah serapah yang dirinya berikan pada orang yang baru saja bertemu dengannya.
"Lu tau enggak sih?" Mulai Haylie.
IYA TAU. Jawab Miya dalam hati.
"Tadi pas selesai markirin mobil gue di gangguin lagi sama bedebah enggak tau diri yang kerjaannya cuman nyempitin kampus." Miya mengangguk-angguk dengan tangan yang setia menepuk-nepuk punggung temannya. "Kesel banget jing, dia pikir gombalannya mempan sama gue? ENGGAK! DAN ENGGAK AKAN PERNAH. Buat kesalahan segede apa sih gue sampai cowo kaya dia bisa masuk ke hidup gue?"
Haylie masih belum mau berhenti bicara, matanya seolah menunjukkan laser yang bisa digunakan untuk membunuh orang sekarang juga.
"Hidup gue harus banget gitu bersinggungan sama kehidupan dia? Kaga bisa di rumah lagi gitu? Kalau bisa gue tidur sekarang dan bangun terus ternyata dia ada di hidup gue ini cuman mimpi. Serius ikhlas gue, najis banget di deketin most wanted yang katanya di incer banyak orang. Ambil aja ambil, kaga butuh gue mah."
Sumpah serapah Haylie berhenti saat Dosen memasuki kelas, padahal Haylie masih mau mengumpat-umpati lelaki yang sepertinya hidupnya tidak punya peran penting di dunia.
-
"Gaakan nyerah lu sama Haylie?" Melviano mendongak dan menemukan temannya di depannya, padahal beberapa saat lalu bangku di depannya masih kosong.
"Enggak." Jawabnya lalu kembali menyuapkan batagor miliknya.
"Udah berapa bulan sih lu ngedeketin dia?" Melviano diam, berpikir. Sudah berapa lama saat keduanya pertama bertemu di sebuah acara musik.
"Dua bulan deh kayanya."
Doyoung di depannya langsung melotot, "Seriusan jing?" Melviano mengangguk sebagai jawaban.
"Napa dah?"
"Lu sadar enggak kalau ini pertama kalinya lu ngejar cewe sampai lebih dari satu bulan? Biasanya dua minggu juga udah dapet."
Melviano kembali terdiam, baru sadar akan fakta itu. Benar juga, baru kali ini dia mengejar perempuan sampai begini. Biasanya langsung dapet karena emang enggak pernah ada yang nolak.
"Emang bego aja kali cewe yang gue deketin sekarang, masa nolak cowok seganteng gue." Doyoung di depannya hanya geleng-geleng.
"Atau jangan-jangan ini bukan keisengan lu lagi ya?" Melviano mengangkat alisnya tak mengerti. "Kali aja lu beneran suka sama yang ini."
Melviano langsung tertawa, "Gausah ngaco deh lu."
"Ih serius bego, coba dipikirin."
"Ga perlu di pikirin, semua perempuan di mata gue sama aja."
Doyoung mendengus, "Awas aja kalau sampai lu suka beneran, gue yang bakalan nonjok lu untuk pertama kalinya."
"Ya ya terserah lu."
-
Ada yang couple-in couple ini sama kaya aku?
Jujur aku suka couple ini dari semenjak baca salah satu cerita tentang mereka, i hope you enjoy reading this.
Kalau mau ngepoin akun aku bisa langsung ke Nadictfict
Buat couple terakhir bakalan di lanjut DwiVenaEkaPutri
