Mino-Irene [10]

231 34 5
                                        

Irene menarik nafas dan menghembuskannya sejak 15 menit terakhir, dirinya juga tidak bisa berhenti mondar-mandir di depan pintu apartemennya. Tidak lain menunggu lelaki yang kemarin berniat mengunjungi dirinya untuk serius dengan dirinya.

Irene tiba-tiba terkekeh dengan sendirinya, bagaimana dirinya bisa percaya akan ucapan seorang mahasiswa yang baru dirinya temui akhir-akhir ini. Irene bahkan tidak tahu lelaki itu tinggal dimana dan sekolah dimana.

Anehnya, Irene merasa nyaman dan berharap lelaki tersebut benar-benar akan datang dan serius dengannya.

Irene kesal, padahal dirinya sudah menghabiskan sekitar 2 jam untuk mempersiapkan diri. Irene bahkan mengambil cuti yang tidak pernah dirinya ambil untuk menyiapkan semuanya. Untung saja dirinya tidak mengundang orang tuanya karena terlalu bersemangat.

***

"Lu tuh harus hati-hati dong." Nino kesal sekali melihat temannya terbaring di ranjang rumah sakit dengan banyak luka di sekujur tubuhnya.

Padahal Nino sudah bersiap sejak sore untuk menemui pujaan hatinya, nyatanya alam semesta sedang tidak mendukung. Karena Jinu, temannya. Jinu mengalami kecelakaan tabrak lari tepat sebelum Nino akan pergi ke apartement pujaan hatinya.

"Ya sorry." Ujar Jinu lirih, Nino jadi terdiam dan tidak bisa mengeluarkan seluruh kekesalannya.

"Yaudah biarin dia istirahat aja dulu, kita tunggu di luar." Yoon menarik Nino keluar dan keduanya berakhir di halaman rumah sakit.

"Pembayaran rumah sakit gimana?" Tanya Nino saat keduanya sudah mendudukan diri di bangku yang di sediakan.

"Yang nabraknya tanggung jawab atas pembayaran rumah sakit, dia juga ngasih beberapa uang buat pengobatan setelah keluar." Jelas Yoon membuat Nino mengangguk-anggu mengerti. "Btw, elu mau kemana udah rapih gini?"

Nino ikut memperhatikan pakaian yang dirinya pakai, ia mendesah mengingat hal yang seharusnya dia lakukan.

"Gue harusnya sekarang nyamperin calon pujaan hati gue." Yoon di sebelahnya mendecak.

"Lu dari waktu itu ngomongin pujaan hati mulu, emang beneran ada orangnya? Kalaupun ada elu mau nikahin dia pakai apa? Tanpa uang?" Nino mendesah mendengar uang selalu menjadi penghalang di hidupnya.

"Ck itu gimana nanti." Nino tiba-tiba bangkit membuat Yoon mengerjapkan mata melihat tingkah temannya ini. "Karena Jinu udah baik-baik aja gue mau ngejar masa depan gue dulu, nanti gue balik lagi."

Belum ada jawaban yang Yoon berikan Nino sudah melesat pergi.

***

Irene menegak sodanya yang sudah kaleng kedua, rasanya Irene ingin mabuk dengan meminum banyak soda meskipun itu tidak mungkin karena soda tidak mempunyai kadar alkohol.

Kini rasanya Irene ingin menertawakan dirinya sendiri karena berharap banyak pada seorang lelaki yang baru di kenalnya.

Bel apartemennya membuat dirinya bangkit dan membuka pintu, padahal ini sudah tengah malam seharusnya dirinya tidak membukakan pintu untuk sembarang orang.

Irene membeku di tempatnya, matanya tidak bisa berhenti menatap lelaki yang berdiri menjulang di hadapannya. Lelaki yang sedari tadi di tunggunya dan baru muncul sekarang. Jujur saja ada perasaan senang di hatinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang