Kekaguman 2 Gus

2.4K 99 33
                                    

Sudah menjadi tradisi ketika ada santri baru atau sehabis pulang salalu membawa aneka jajan. Ketika si santri datang diantar orang tua. Seluruh anggota kamar akan bersikap dewasa dan melayani tamu dengan hormat. Seperti anjuran nabi. Namun setelah orang tua atau wali santri itu pulang. Segera terjadilah kegaduhan berebut jajan. Ini suatu tradisi yang lazim terjadi di pesantren salaf. Berebut jajanan ini menjadi suatu hal yang menarik dan menyenangkan dan menarik di kalangan santri. Seperti saat ini, Arsyil kembali ke pondok setelah 3 hari berada di rumah.
Setelah Ummi Arsyil keluar semua menggerubungi Arsyil untuk berebut jajan. Arsyil yang melihatnya hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku temannya.
Setelah bercanda tawa Arsyil pergi ke mushollah untuk melaksanakan sholat ashar, karna tadi dia belum sempat sholat.

"Assalamu'alaikum syil, kamu di panggil Ummi ke ndalem sekarang" Ucap Dian menghampiri Arsyil yang sedang melipat mukenahnya di mushollah.
"Wa'alaikumsalam. Owh.. Iya an, habis ini ana kesana. Syukron" Jawab Arsyil tersenyum. "Yaudah aku pergi dulu ya" Ucap Dian meninggalkan Arsyil yang masih membenarkan jilbabnya.
Setelahnya dia pergi menuju ndalem untuk menemui Ummi Halimah, rasanya dia rindu pada beliau karna sudah 3 hari tak bertemu dan mendengar ceritanya.
"Assalamu'alaikum" Salam Arsyil di depan pintu ndalem.
"Wa'alaikumsalam" Terdengar jawaban salam dari dalam.
'Kok suaranya kayak laki-laki sih' batin Arsyil, seingatnya tidak pernah ada santriwan di ndalem kecuali kalau Abah yang menyuruh untuk keperluaan sesuatu yang penting. Mendadak, Arsyil pun menundukkan pandangan, tak ingin memandang wajah lelaki itu meskipun dalam hatinya dia penasaran ingin tau siapa lelaki itu. Pintu terbuka..
"Ada perlu apa ya mbak?" Tanya lelaki itu melihat perempuan dihadapannya menunduk.
"Ehm... Itu khy, tadi di utus Ummi kesini" Ucap Arsyil. Lelaki itu mengangguk. "Owh.. Bentar ukh, ana panggil Ummi dulu" Ucapnya beranjak pergi memanggil Ummi Halimah. Arsyil hanya diam tak berniat menjawab. Dipikirannya sibuk memikirkan tentang siapa lelaki tadi.
"Eh.. Arsyil. Ayo nduk masuk!" Ucap Ummi Halimah menyadarkan Arsyil dari lamunannya. Arsyil pun mengangguki. Lalu ikut masuk. Ummi Halimah membawa Arsyil ke dapur.
"Ummi hari ini bahagia nduk. Soalnya kedua putra Ummi sudah pulang dari Kairo. 3 hari yang lalu. Aslinya mau masak pas mereka pulang itu. Tapi kamunya pulang." Ucapnya membuat Arsyil manggut-manggut.
'Oh. Jadi tadi itu anaknya Ummi toh' batinnya.
"Ummi nyuruh kamu kesini karna mau minta tolong bantu buat makanan untuk putra-putra Ummi" Ucap beliau lagi.
"Mau masak apa Ummi?" Tanya Arsyil
Ummi pun menyebutkan apa yang ingin di masaknya.
"Putra Ummi juga suka kangkung" Kata Ummi lagi. Dengan telaten Arsyil menyiapkan bumbunya dan memulai memasak. Sedangkan Ummi Halimah tak henti-hentinya menceritakan putranya itu.
"Anak Ummi itu sama-sama cueknya nduk, irit banget kalau bicara apalagi kalau sama orang lain. Tapi kalau Althaf manja banget sama Ummi. Kadang Ummi juga mikir sifatnya itu turun dari mana? Tapi Ummi sayang banget sama mereka. Mereka hanya beda selisih 1 tahun. Kakaknya namanya Arsyad kalau adiknya namanya Althaf. Kamu nggak penasaran sama mereka? Tampan-tampan loh. Siapa tau kamu suka salah satu dari mereka? " Ucap Ummi. Arsyil yang mendengarnya hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
     Sedang di balik tembok seseorang tersenyum melihat kedua wanita yang tampak begitu akrab.
"Kelihatannya Ummi sangat akrab sama santri itu" Gumamnya sambil memperhatikan wanita itu.
"Masya'Allah, cantik" Gumamnya lagi sambil tersenyum.
Setelah makanan selesai semua. Arsyil menyiapkannya di meja makan. Sedang Ummi Halimah memanggil ke-2 putranya dan juga tak lupa Abah untuk makan bersama.
"Wah... Kayaknya enak nih Ummi" Ucap Althaf menghampiri meja makan lalu ikut duduk di samping kakaknya. Ummi Halimah tersenyum. "Ya iyalah. Lawong Ummi masaknya sama bareng santri kesayangan Ummi. Udah gitu dia jago banget kalau masak" Ucap Ummi sambil memuji Arsyil. Yang di puji hanya bisa tersenyum. Ada rasa bahagia ketika Ummi mengucap santri kesayangan. Arsyad juga ikut tersenyum mendengarnya entah mengapa dia juga merasa senang dengan Arsyil. Begitu pula Abah yang mengangguk setuju dengan ucapan Ummi.
"Yaudah Ummi. Arsyil pamit dulu ya. Mau ke asrama" Ucap Arsyil berniat kembali ke Asrama toh tugasnya sudah selesai.
"Loh... Kok kembali? Ayo ikut makan dulu!" Ajak Ummi.
"Mboten Ummi, Arsyil sudah kenyang." Ucapnya menolak ajakan Ummi. Karna merasa malu jika ikut makan bersama keluarga ndalem apalagi saat ini ada ke-2 putranya Ummi.
"Loh.. Ndak papa makan lagi. Ayok!" Ajak Ummi taka menerima penolakan.
"Afwan Ummi" Ucapnya sambil menunduk. Ummi hanya menghela nafas. Lalu memberikan kotak pada Arsyil.
"Yaudah Ummi nggk mau maksa lagi. Ini buat kamu" Ucap Ummi sambil menyodorkan kotak itu pada Arsyil. Arsyil tersenyum menerimanya.
"Syukron Ummi, yaudah Ummi Arsyil balik ke Asrama dulu. Assalamu'alaikum" Ucap Arsyil menyalami Ummi lalu tersenyum pada Abah dan ke-2 putranya.
'Masya'Allah... Senyumnya.. ' batin Althaf yang sedari tadi terus memperhatikannya.
"Wa'alaikumsalam" Jawab mereka.
"Siapa dia Ummi? Kelihatannya Ummi sangat menyayangi dia?" Tanya Althaf. Arsyad mendongakkan kepala ikut penasaran siapa wanita itu.
"Hmm... Namanya Arsyil. Iya Ummi sayang sama dia. Rasanya itu beda sama yang lain. Udah gitu dia ramah sekali. Pinter masak juga" Ucap Ummi. Lagi dan lagi Arsyad tersenyum mendengarnya.
"Tapi kenapa dari tadi dia menundukkan kepala Ummi. Jadi nggak kelihatan cantiknya" Ucapan Althaf mengundang tawa Abahnya yang sedari tadi ikut menyimak.
"Althaf, yang dilakukan Arsyil itu baik. Menjaga pandangan. Dia itu ramah dan cuek jika berhadapan sama lawan jenis. Katanya sih 'agar tidak timbul syahwat. Dan bila berpandangan sama lawan jenis itu juga dapat menimbulkan zina mata' Abah juga kagum sama dia. Suka menolong juga" Jelas Abahnya kagum atas sikap Arsyil yang ramah dan baik.
Arsyad yang mendengarnya jadi ikut kagum. Padahal sebelumnya dia juga menyangka Arsyil itu wanita cuek, tapi setelah mendengar alasan dari Abahnya dia malah kagum.
Althaf juga ikut tersenyum "Masya'Allah, masih ada ya wanita seperti itu. Cantik lagi. Apalagi senyumnya" Batinnya.
"Sudah-sudah ayo dimakan makanannya." Ucap Ummi membuyarkan lamunan Althaf.
"Ya Allah sepertinya hamba jatuh hati padanya. Maka jika ia memang yang terbaik untuk hamba. Jodohkanlah aku dengannya"
Batin kedua pria tersebut.

Assalamu'alaikum.
Teman-teman....
Afwan ya bikin kalian nunggu kelanjutan cerita ini..... 🙏🙏🙏🙏
Heheheh ana baru nulis, padahal sudah beberapa hari ini ana ada di rumah.... 😅
Soalnya ana malesss bangett....

Afwan ya kalau ceritanya gaje. 😅😅😘

Jangan lupa follow dan vote nya ya....

Wassalamu'alaikum.....

Jadikan Aku Bidadari SurgamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang