Sosok Gus Arsyad

426 33 8
                                    

Setelah dari ndalem Arsyil kembali ke kamar. Sepanjang koridor yang dilewati, hampir semua santriwati membicarakan Gus Arsyad putra Umi Halimah.
"MasyaAllah Gus Arsyad tuh udah tampan, suaranya bagus, pinter lulusan mesir lagi...pokoknya idaman banget dehhh"
" Iya semoga Allah membukakan hatinya untukku"
" Yee.... Halu aja kamu ini.... "
Begitulah celletohan mereka menanggapi Gus Arsyad. Arsyil yang mendengar nya hanya geleng-geleng kepala tak menghiraukan mereka. Lagi pula Arsyil tak tau Gus Arsyad itu yang mana? Meskipun tadi udah bertemu tapi tak tau Gus Arsyad yang mana. Begitulah Arsyil tak pernah kepo jika menyangkut laki-laki.
"Assalamu'alaikum.. Teman-teman nih aku bawakan makanan buat kalian" Ucap Arsyil memasuki kamarnya.
"Waalaikumsalam salam, wah enak nih kayaknya" Ucap mereka sambil berebut makanan yang Arsyil bawa.
"Hmmm...... Dapat dari mana Syil? " Tanya Zahira
"Kebetulan tadi ana dari ndalem, buat makanan sama Umi. Terus dibawain makanan deh" Jelasnya pada mereka. Seketika mereka menghentikan kunyahannya dan menatap Arsyil. Arsyil yang ditatap seperti itu bertanya-tanya "mengapa mereka manatapku seperti itu? " Batinnya.
"Ehmmm... Ada yang salah ya? "Tanyanya, mereka menggeleng sambil terus menatap Arsyil. Yang di tatap hanya menggaruk-nggarukkan rambutnya yang tak gatal. Aneh.
" Kau beneran dari ndalem?" Tanya Cika sekali lagi. Arsyil mengangguk.
"Wah.... Berarti kamu udah ketemu sama Gus Arsyad dong? "
"Wah... Senengnya"
"Gimana Syil orangnya? Ganteng nggak? "
"Cuek nggak? "
"Beruntung banget kamu Syil udah ketemu sama Gus Arsyad, tau gitu tadi aku juga ikutan ke ndalem"
Arsyil yang mulanya menganggap mereka serius langsung menatap mereka kesal...
"Ih...  Padahal aku udah serius... "
"Ih..  Kalian nih aku kira kenapa? Emang sih tadi aku ke ndalem tapi aku nggak tau yang mana Gus Arsyad. Tadi aku sempat melirik sekilas pada beliau-beliau karna kan tak sopan jika menatap beliau terlalu lama" Jelasnya. Mereka semakin melebarkan matanya menatap Arsyil. Apa mereka nggak tau ya kalau Umi punya 2 putra. Seakan tau isi pikiran mereka Arsyil pun menjawab
"Iya ana nggak tau yang mana Gus Arsyad dan yang mana Gus Althaf" Jelasnya lagi.
"Jadi Gus Arsyad punya saudara laki-laki? "
Tanya Cika. Arsyil yang ditanya mendengus kesal. Harus berapa kali Arsyil menjelaskan. Akhirnya Arsyil hanya menganggukkan kepalanya malas
"Wah..   Kayaknya yang jadi rebutan bukan hanya Gus Arsyad nih" Celetuk Zahira yang dari tadi hanya diam menyimak obrolan mereka.
"Haduh jadi penasaran deh sama beliau berdua"
"He'em.... Pasti tampan semua"
"Terserah kalian dah mau suka sama Gus Arsyad atau Gus Althaf terserah. Aku nggak peduli" Ucap Arsyil yang disetujui oleh Zahira. Yaiyalah Zahira setuju lawong dia udah punya Kang Fahri. Ngomong soal mereka berdua Arsyil dengar Zahira telah di khitbah sama Kang Fahri. Dan rencananya setelah wisuda mereka akan melangsungkan pernikahannya. Rasanya Arsyil sedih sekali karna akan berpisah sama sahabat baiknya itu. Tapi ada rasa bahagia tersendiri ketika melihat Zahira bahagia karna akan menikah.
"Semoga kamu bahagia selalu ra. Dan semoga diberi kesabaran dalam rumah tanggamu kelak. Doaku menyertaimu"
Batinnya.
"Emang kamu nggak naksir Syil? " Tanya Zahira membuyarkan lamunan Arsyil. Arsyil yang ditanya hanya menggeleng sambil memikirkan apa yang akan dia lakukan setelah kelulusannya. "Hmmm.   Pengen kuliah tapi rasanya nggak bisa.... Huft.   Udahlah memikirkan itu membuat ku pusing. Lebih baik aku tidur" Batinnya mulai memejamkan mata. Pagi bersama sinar mentari yang cerah Arsyil berangkat ke sekolah bersama Zahira. Mereka melangkah dengan penuh semangat juangnya. Keadaan  di kelas masih sepi. Setelah meletakkan tasnya mereka keluar kelas menuju lapangan namun langkahnya terhenti ketika seseorang memanggil nama Arsyil.
"Ada apa?" Tanya Arsyil dingin tanpa mau menatap sang lawan bicara. Raihan yang melihatnya hanya tersenyum sudah biasa dangan sifatnya. "Ehm...  Tidak ada aku hanya menyapa saja" Ucapnya. Arsyil hanya mengangguk melenggang pergi. "Haduh masih pagi juga udah kecentilan apalagi kedepannya. Udah gitu duduknya bareng lagi" Tiba-tiba Fara berjalan di depan Arsyil bersama teman-teman nya. Zahira yang mendengar geram sendiri ingin membalas ucapan Fara tapi Arsyil menahannya. "Sabar ra" Ucapnya pada sahabatnya itu. Zahira mendengus kesal slalu begitu. Kalau ada orang yang menghujatnya Arsyil hanya diam menanggapinya. Sebenarnya Arsyil juga sangat ingin membalasnya tapi sebisa mungkin dia menahan amarahnya... Jangan membalas api dengan api. Tapi balaslah api dengan air.

Assalamu'alaikum semua......
Maaf ya baru publish
Ana sibuk banget sumpah.... Hehehe 😁😁
Ini baru ada kesempatan untuk melanjutkan....
Trimakasih ya yang udah mau sabar menunggu kelanjutannya ini..... Makasih bangett........ 😘😘😘😘
Sebenernya aku tuh udah males buat ngelanjutin crita ini dan critanya itu aku mau hapus nih cerita. tapi berkat kalian yang udah nyemangatin aku.aku jadi semangat lagi buat nulis....

Sekali lagi makasih ya yg udah ngasih vote..... Sama follow ana....
Kapan kapan lagi aku bakal ngelanjutin ceritanya.... Dan insyaallah bakalan seru.... Aku tau kalian pastinya penasaran kan Arsyil jadinnya sama siapa? Ok tunggu kelanjutannya yah... 

W assalamu'alaikum...

Jadikan Aku Bidadari SurgamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang