"Kamu mau kemana Jul, pake baju rapi gitu?" tanya sang Bunda keheranan ketika Juli turun dari tangga."Kata Langit kita mau dinner, Bunda kok ngga siap-siap juga?" Juli menghampiri Bundanya yang sedang menonton TV.
Ayahnya baru masuk dari taman belakang. Dia berjalan menghampiri istri dan anaknya, ia pun keheranan melihat putrinya yang sudah berpakaian rapi.
"Lah Jul, udah rapi gini mau kemana kamu?" Kali ini Agung yang bertanya.
"Ayah belum bilang ya sama Juli?" tanya Ayu sambil menatap suaminya.
"Oh iya, Ayah lupa!" Seru Agung sambil menepuk jidat.
"Tadi kata om Hadi, ngga jadi dinner-nya. Tante Lena lagi ngga enak badan,"
"Kenapa ngga bilang dari tadi?! Tuh kan, waktu berharga Juli buat tidur terbuang sia-sia," kesal Juli berjalan menaiki tangga.
"Tidur terus kerjaannya."
"Hobinya, Yah."
⛅⛅⛅
Hari ini, Joy akan pergi ke sekolah barunya di Jakarta untuk pertama kalinya. Cewek itu sekarang sedang berada di kamarnya, bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.
Sedari tadi dia terus mondar-mandir keliling kamar. Gugup memikirkan bagaimana keadaan sekolah barunya itu.
"Gue takut ga dapet temen euy," keluhnya sambil berjalan menuju cermin.
"Temen-temen nya pada baik ngga ya?" Kali ini dia menekuk wajahnya.
"Haduh gue ngga mau berangkat sekolah aja ah," ucapnya pasrah sambil menjatuhkan dirinya ke atas kasur.
TOK...TOK...TOK...
"Juli ayo sarapan dulu," ajak Ayu membukakan pintu.
"Ah i-iya Bun, nanti Juli ke bawah," ucap Juli berusaha menutup kegugupan nya.
"Bunda tunggu ya,"
Setelah Ayu pergi, Juli pun berjalan pelan menuju meja makan. Disana sudah ada kedua orangtuanya, Bundanya sedang menuangkan air teh dari teko ke gelas Ayahnya yang baru saja duduk di kursi.
"Jul, ayo sini makan dulu," ajak Ayahnya.
Melihat ekspresi wajah kusut sang putri, sang Ayah langsung mengusap lembut puncak kepala putrinya.
"Kenapa? Kok lemes gitu?"
"Ayah, Juli ngga mau sekolah hari ini," ucapnya ragu.
"Kamu kenapa Jul? Sakit?" Ayu menatap khawatir sang putri.
"Juli ngga mau sekolah sekarang, nanti aja ya," rengeknya.
"Kenapa ngga mau sekolah?" Tanya Agung lembut.
"Juli takut ngga ada yang nemenin, Yah," lirih Juli.
"Pasti ada, Juli kan ramah orangnya," Agung mencoba meyakinkan.
"Ayaaaah," rengek Juli lagi.
"Percaya sama Ayah, kamu ngga akan sendiri."
Akhirnya Juli menyerah, dia mengangguk lesu.
"Ayo sarapan dulu, biar ada tenaga buat nyapa temen," ujar Ayu.
"Di bekal aja ya, Bun," pinta Juli.
"Sekarang aja sarapannya, Jul, nanti ngga fokus pas pelajaran pertama gimana ?" Bundanya menolak.
"Biarin Bun, daripada dia ngga mau sekolah," Agung membela.
KAMU SEDANG MEMBACA
J³ + L²
Teen FictionIni semua tentang Joy. Gadis pecinta warna hijau yang memberi beribu kebahagiaan untuk Langit. Yang membuat hati Langit luluh meskipun ia selalu saja menyangkalnya. Ada perasaan yang sulit untuk diungkapkan. Tapi ketika semuanya telah tersampaikan...