Di hari Minggu pagi yang cerah ini, Langit sudah ada di rumah Joy. Duduk manis di depan TV sambil terus memakan kue lapis buatan Bundanya Joy. Memakan kue favoritnya, sendirian.
Tadi pagi, niatnya pergi ke rumah Joy hanya untuk mengembalikan Tupperware milik Joy yang tertinggal di halte sekolah. Tapi ketika baru saja datang, kedua orangtua Joy malah menyuruhnya untuk menemani Joy yang hingga kini masih berada di alam mimpinya.
Joy yang masih terlelap di kamarnya. Langit yang menonton TV di ruang tamu sambil makan kue lapis. Dan orangtuanya Joy yang pergi berdua dengan beralasan pergi ke pasar.
Bosan sendirian, akhirnya Langit pergi menuju kamar Joy. Tapi sebelum itu, dia pergi ke kamar mandi, mengambil segayung air.
Langit dengan sikap dinginnya itu masih punya hati. Buktinya, hari Jum'at kemarin dia rela pergi ke halte sekolah dengan masih memakai sarung dan koko hanya untuk mengambil kotak makan Joy. Untungnya masih ada, walaupun tutupnya sudah terbuka lebar yang diyakini Langit isinya bukan hanya dimakan oleh Joy.
Betul saja, kucing negro yang dinamai Cicing itu keluar dari tempat persembunyiannya di belakang bangku halte. Dia mencari-cari kue lapis yang sekarang tinggal tersisa wadahnya yang dipegang oleh Langit.
Karena takut diserang, Langit pun berlari menjauhi halte. Terus berlari hingga akhirnya tak sadar jika ia sudah sampai ke rumahnya.
Dan sekarang karena mungkin masih berbaik hati, ia tidak jadi mengguyur si pemalas ini. Melainkan hanya mencipratkan air terus-terusan ke wajah Joy.
Mata Joy bergerak walau masih tertutup. Langit yang melihatnya semakin semangat mencipratinya. Joy dengan segera menutupi wajahnya dengan bantal. Namun, belum juga mendarat di wajah, bantalnya itu tak sengaja terkena gayung yang dipegang Langit.
Byurr
Alhasil air segayung itu pun tumpah dan akhirnya membuat Joy membuka matanya. Melihat Langit dengan kesal sambil memukulkan bantal ke punggung Langit yang berusaha mengelaknya.
"IH UDIN! LO SENGAJA YA?! NGAPAIN SIH ADA DI KAMAR GUE?! GANGGU AJA!"
Joy terus berusaha memukul Langit hingga sampai pada pintu kamarnya. Langit segera keluar kamar kemudian menutup keras pintu itu.
"Bosen nunggu lo bangun, kalo ga dipancing, palingan besok subuh baru bangun."
"Siap-siap gih, mau ikut gue ga?" Tanya Langit sambil menuruni tangga.
Baru saja menginjakkan kaki di anak tangga kesatu, Joy langsung menyalipnya, berlari menuruni anak tangga menuju kamar mandi.
Braakkkk
"UDIN, TUNGGUIN GUE YAA!!!"
Itu suara Joy yang berteriak dari dalam kamar mandi. Langit memutar bola matanya malas. Ia pun akhirnya berjalan ke belakang rumahnya Joy. Tapi sebelumnya, ia memastikan bahwa Gatot sedang dalam kandangnya.
Huh, untung dikandangin.
Batinnya lega tatkala melihat Gatot sedang tidur di dalam kandangnya.
Kucing dan majikannya sama saja, senang tidur, senang bermalas-malasan ketika tidak ada kegiatan. Cocok sekali.
Langit mengalihkan pandangannya ke arah rumah pohon. Ada apa didalamnya? Tanyanya di dalam hati.
Dan terjawab sudah pertanyaan Langit ketika ia masuk ke dalamnya. Koleksi novel Joy yang berpuluh-puluh itu tersimpan rapi pada rak di dalam rumah pohon. Bahkan ada buku cerita anak yang Langit ingat pernah ia baca ketika sering main ke rumah Joy sewaktu di Bandung.
KAMU SEDANG MEMBACA
J³ + L²
Teen FictionIni semua tentang Joy. Gadis pecinta warna hijau yang memberi beribu kebahagiaan untuk Langit. Yang membuat hati Langit luluh meskipun ia selalu saja menyangkalnya. Ada perasaan yang sulit untuk diungkapkan. Tapi ketika semuanya telah tersampaikan...