"Eh Callie!" suara bariton milik Daren membuat langkah Callie yang hendak pergi ke kantin menjadi terhenti. Gadis itu berbalik dan menaikkan satu alisnya tanda bertanya. Daren berlari menghampiri Callie bersama Bianca. Dua insan itu memang tak pernah terpisah, namanya juga di jodohkan, dan mereka terikat karena unsur cinta.
"Apaan?" Bianca menoyor pelan dahi Callie, sahabatnya yang satu ini memang sangat suka ngegas, turunan dari Avianna. "Gak usah noyor pe'ak!!" gerutu Callie sambil memperbaiki poninya.
"Lo udah tau berita tentang anak baru yang bakalan masuk di sekolah kita?" kali ini Daren membuka suara, karena memang alasan ia memanggil Callie adalah untuk mengetahui berita anak baru itu. "Kenapa tanya gue Bambang?"
"Sante buk. Gak usah ngegas," ucap Daren kesal. "Sinti Bik. Gik isih ngigis," Callie mencebikkan bibirnya sambil meniru cara bicara Daren membuat sang empu semakin kesal dan memilih pergi. "Lah, ngambek. Jangan-jangan calon lo kerasukan arwahnya Aron lagi. Ih, ngeri!!" Bianca memasang wajah jijik pada Callie yang terlalu mendramatis kemudian berjalan menyusul Daren.
"DASAR TEMEN LAKNAT LO BERDUA! GUA DOAIN LIMA MENIT KEMUDIAN LO HAMIL BIANCA!!!" teriak Callie dengan nafas menggebu-gebu kemudian berlari ke sembarang arah sampai menabrak tembok. "Heh tembok goblok! Gak punya mata lo hah? Jangan mentang-mentang lo keras kayak batu bisa seenaknya ya sama gue! Lo pikir gue takut sama nyokap lo? Belum lagi gue hancurin pake pal--mphh," ucapan Callie terhenti kala seseorang membekap mulutnya dan membawanya untuk bersembunyi dibalik tembok.
"Ih, apasihh lo? Siapa lo hah? Ah, jangan-jangan lo penculik yang nyamar ya? Tolong ada pencu---mphh,"
Orang itu kembali membekap mulut Callie yang sedari tadi tak berhenti bicara. Dengan segala kekesalannya, Callie menggigit telapak tangan orang itu hingga bekapannya terlepas.
"Awssshh. Dasar Mak lampir!"
"Siapa lo hah? Berani banget lo bekap-bekap gue? Gue aduin lo sama pacar-pacar gue!" ancam Callie membuat pria itu mengerinyitkan dahinya. Pacar-pacar? Berarti bukan satu dong.
"Lo malu-maluin banget. Marah-marah sama tembok. Ngeri gue," ucap pria itu pada akhirnya. "Siapa lo? Emang kita kenal? Enggak kan, jangan sok iya deh lo! Belum juga gue bogem," entah kenapa, setelah di tinggal oleh Bianca dan Daren, Callie menjadi orang yang sangat pemarah, mungkin efek kesalnya yang belum hilang.
"Gue kenal sama lo. Pasti manusia, punya hidung, punya mata, punya mul---"
"Heh anak muda! Jangan ngadi-ngadi lo ya! Jangan sok kenal sok dekat lu sama gue. Dasar Pak lampir!" Callie berjalan meninggalkan pria itu dengan segala kekesalannya.
Pria itu sendiri menatap punggung Callie yang semakin jauh dari penglihatannya, kemudian senyum tipis muncul dari bibirnya. "Menarik," gumamnya. "Andre! Dicariin juga lo. Lama banget," panggil seseorang pada siswa itu yang ternyata bernama Andre. Lebih tepatnya, Andreas Pratama. Siswa baru yang tadi ditanyakan oleh Daren. "Hehe, sorry Lan. Gue gak tau toiletnya dimana," ucap Andre disertai cengiran. "Yeuh, goblok tetap aja goblok. Lu malah jalan ke arah kantin, mau makan apa boker?" hardik siswa bernama Alan itu, yang diketahui adalah sahabat karib Andre.
"Ya udah sih. Ngomel mulu lu, tampol juga nih lama-lama." ucap Andre yang akhirnya ikutan kesal. "Hehe, sorry bos. Ya udah, sekarang kita ke kelas. Bentar lagi bel," ucap Alan kemudian langsung menarik lengan Andre.
•••
Di kelas 12 IPA 3, murid-murid tak berhenti membuat keributan. Mulai dari bernyanyi, berjoget di atas meja dengan dasi yang diikat di kepala, bermain kejar-kejaran layaknya anjing dan kucing, bermain petak umpet sampai terbentur meja, dan lebih parahnya lagi menendang papan tulis hingga bagian tengahnya retak. Free Class untuk kelas Callie sangat berdampak buruk untuk kegiatan belajar selanjutnya. Sudah dipastikan kelas itu akan menjadi kapal pecah dalam hitungan detik. Mau itu perempuan, laki-laki, semuanya sama. Pembuat onar.
KAMU SEDANG MEMBACA
International Playgirl
Humor[Don't copy paste 📌] Dalam sejarahnya, yang namanya "Playgirl" itu menyakiti, bukan disakiti. Mau nyebut dan banggain diri kalian sebagai Playgirl? Tapi malah sakit hati. Kalo itu namanya Playgame. Why? Karena lo seakan memainkan sesuatu yang menar...