04. Aksi Anak Baru

282 25 2
                                    

Bel pulang sekolah di SMA Cendikiawan sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Hampir semua murid-murid sudah pulang dengan kendaraan masing-masing, ada juga yang dijemput orang tua. Sementara Callie, gadis itu masih menunggu di pos sekolah. Sedari tadi ia mengirimkan pesan pada Bobby untuk menjemputnya, tapi pria itu belum membalasnya.

Tin... tin...

"Astagfirullah, ngagetin aja sih lo!?" ucap Callie dan menatap nyalang pada pelaku yang sudah membuat jantungnya hampir copot. Andre hanya terkekeh seakan itu adalah sebuah lelucon. "belum pulang?" tanya Andre sekedar basa-basi. Callie memutar bola matanya malas. "Buta lo? Udah tau belum pulang masih aja nanya," jawab Callie ketus. Dan lagi-lagi hanya dibalas kekehan. "Sama gue aja," ucap Andre sambil turun dari motornya menghampiri Callie yang berdiri didekat pos sekolah. "Siapa lo? Jangan mentang-mentang gue udah kenal nama lo, lo jadi bisa seenaknya!"

"Jadi lo ngode gue buat kenalin diri lebih dalam?" goda Andre tapi sama sekali tak memiliki efek untuk Callie. "Udah sana! Jauh-jauh."

"Gak mau. Lo harus pulang sama gue atau..." Andre tak melanjutkan ucapannya kala mendapat tatapan kesal dari Callie. "Atau apa huh? Lo pikir gue takut sama lo? Gini-gini gue juga lulusan sabuk hitam taekwondo!" ucap Callie. Entahlah, ia selalu bersikap ketus jika menyangkut Andre. Pria itu masuk dalam list orang yang ia benci, bukan mantan.

"Atau gue cium lo disini!" ancam Andre sambil berjalan maju semakin mendekat Callie. Bukannya takut, Callie semakin memberi tatapan nyalang dengan posisi yang tidak berpindah sehingga ujung sepatunya bertabrakan dengan ujung sepatu Andre.

Bugh.

"Makan tuh cium. Dasar Pak lampir!" umpat Callie kemudian berlari meninggalkan Andre yang masih memegang pipinya yang berdenyut karena Callie. "Awas aja lo," gumam Andre dan langsung menaiki motornya untuk mengejar Callie.

"Naik!" tampaknya Andre masih kukuh untuk menyuruh Callie naik. "Heh anak muda! Jangan sok akrab lo ya! Mendingan gue naik delman daripada sama lo! Udah sana hush... hush..." Callie terlalu sensitif jika menyangkut tentang cowok didepannya. "Gak! Naik atau gue paksa?!" ancam Andre, tapi bukan Callie namanya jika gadis itu akan naik langsung. Bukan sok jual mahal, tapi memang prinsipnya untuk tidak bergaul terlalu dekat dengan laki-laki. Alasannya singkat saja, karena ia tak mau jatuh cinta. Karena ia tahu, cinta datang karena terbiasa, dan sebisa mungkin ia tak menggunakan hal-hal yang akan menimbulkan cinta secara perlahan.

"Keras kepala banget sih lo!" ucap Andre yang akhirnya mengeluarkan segala kekesalannya. "Tau dari mana lo kalo gue keras kepala? Lagian lo siapa, huh? Sok akrab banget lo!" bukannya tersinggung, Andre malah tersenyum miring. "Gue calon pacar lo,"

"Bodo amat. Emang gue pikirin?" Callie kembali berjalan hingga ia berhenti di halte untuk menunggu jemputan, setidaknya ia tak terkena sinar matahari. "Lo gak takut? Biasanya disini ada om-om loh. Lagian ini udah sore," ucap Andre, jujur saja Callie ingin sekali menampar wajah cowok didepannya, tapi ia masih waras, selama Andre tidak main fisik, ia akan membalas dengan perkataannya.

Prinsip keduanya, pukulan dibalas pukulan, perkataan dibalas perkataan.

"Lo cowok apa cewek sih? Cerewet banget, pengen ngumpat, tapi takut dosa." ucap Callie dalam satu tarikan nafas, ia benar-benar muak dengan kehadiran pria aneh didepannya. "Menurut lo?" Callie tak menghiraukan, ia sibuk memainkan ponselnya. Memilih untuk memesan Go-Jek, gadis itu tersenyum, tinggal menunggu beberapa menit setelah itu ia akan pulang dengan tenang.

Tak selang beberapa menit, Go-Jek yang dipesan Callie datang. "Kamu yang nama akunnya Playgirjabodetabek ya?" tanya tukang Go-Jek itu, Callie hanya mengangguk kemudian langsung naik ke jok motor. "Udah pak, jalan!" ucap Callie. Motor itu langsung jalan membelah jalanan kota Jakarta yang semakin padat. Tanpa gadis itu sadari, Andre mengikutinya dibelakang. Entah apa yang akan dilakukan cowok itu, yang jelas nya membuat hal konyol.

•••

"Makasih pak. Ini uangnya," Callie memberi uang dua puluh ribu pada Mang Go-Jek kemudian melangkahkan kakinya untuk masuk ke pekarangan rumah. "Mang Dadang!" panggil Callie pada supir pribadi keluarganya yang sedang mengelap kaca mobil dengan seragam hitamnya. "Kenapa non?"

"Kak Bobby ada didalam?" tanya Callie. "Gak ada non. Lagi nganterin nyonya besar ke rumah sakit sama tuan Delano."

"Mama kambuh lagi ya mang?" tanya Callie, ia tak terlalu terkejut dengan ucapan Mang Dadang jika keluarganya sedang ke Rumah sakit. Sudah jelas untuk memeriksa mamanya yang mengidap penyakit ginjal. Callie tak tahu lebih jelasnya tentang nama penyakit itu, tapi sangat mengkhawatirkan.

Callie memilih untuk melangkahkan kakinya masuk, hari ini cukup menguras tenaganya. Setelah berganti baju, Callie turun ke ruang keluarga, hanya sekedar untuk menonton kartun melalui DVD.

"Non Callie!" panggil Mbok Mina, selaku pembantu rumah tangga yang membantu mamanya dalam membersihkan rumah. "Kenapa mbok?" tanya Callie tanpa mengalihkan tatapannya dari layar tv. "Ada yang cariin non. Namanya Ande,"

"Andre mbok." Mbok Mina hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "susah ngomongnya non. Kalo gitu, mbok pamit ke belakang dulu." Callie hanya mengangguk kemudian berdecak kesal, apa yang akan pria konyol itu lakukan di rumahnya. Mengganggu saja.

"Apa?" tanya Callie setelah sampai didepan pintu rumahnya, memperlihatkan Andre yang tersenyum tanpa dosa padanya. "Kenapa sih lo? Doyan banget senyum-senyum, jijik tau gak?" Andre hanya menggeleng sambil memperlihatkan wajah seakan menahan berak. "Numpang boker dong Li, rumah gue kejauhan." ucap Andre dengan tidak berdosa nya membuat Callie membulatkan matanya terkejut. "Ih, gila lo ya? Gak ada. Toilet umum kan ada?"

"Lo tau kan di toilet umum kita harus ngantri. Lagian ini juga salah lo, pake nolak pulang sama gue jadi kelamaan gue nahan bokernya."

"But i don't care, you know?"

"Aduh Li, gue tau lo pinter bahasa alien. Tapi jangan sekarang deh, otak gue mumet. Emang lo mau bersihin pup gue disini?"

"Ih, yaudah sana masuk. Lurus aja, terus belok kanan, nah ada dapur. Putar balik, terus ke samping kiri, di situ ada dua pintu. Tapi jangan masuk ke dua-duanya, lo puter balik lagi terus balik ke sini, tanya ke gue dimana toiletnya," demi sandal swallow, Andre sangat ingin menjepit mulut gadis didepannya ini. Tidak memikirkan nasib hidupnya yang sudah di ujung tanduk ini. "Duh, gue serius elah." keringat dingin mulai membasahi pelipis pria itu. Callie mengulum senyumnya, setelah puas menjahili, gadis itu melangkahkan kakinya untuk menunjukkan letak toilet rumahnya. Lebih tepatnya toilet yang lebih sering dipakai tamu.

TBC.

International PlaygirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang