Joel memandang tian yang berada dihadapannya .
"Bisa jelaskan?".
Memutar bola matanya . Jengah .
"Apa yang perlu dijelaskan, Tian?".
Tian memijat pelipisnya .
Pusing .
Menghadapi Joel itu benar-benar menguras tenaga .
"Richard, kenapa ia berada di apartemen mu? , Bagaimana bisa ia yang mengangkat telfon mu? , Dan kenapa kau bisa sakit?".
Joel mendengus .
Cerewet.
"Pernah ku bilang bahwa Richard itu buruk? Ingat?".
Tian mengangguk.
Pasti ingat dengan jelas .
"Jadi, jika kubilang bahwa ia memperkosa ku kau akan percaya?".
Tian bergeming .
Tak lama gelak tawa terdengar .
"Pfff hahah--- maaf tapi sungguh--- hahahaha tidak mungkin . Ia pribadi yang baik".
Joel memandang datar .
Richard memakai topengnya dengan baik .
Teramat baik hingga tak akan ada yang percaya .
Berbicara tentang Richard, ia pergi .
Ia bilang akan kembali nanti malam .
Dan ia tak peduli .
Ia pasti Takan membuka pintu untuk itu .
Untuk apa?
"Berhenti tertawa dan pergi. Aku ingin istirahat".
Tian meredakan tawanya .
Menatap Joel dengan lekat .
"Tunggu, kau serius?".
"Perlu ku perlihatkan sesuatu sebagai bukti?".
Tian mengangguk .
Joel enggan sebenarnya.
Malu.
Tapi, ia bisa apa untuk membuat Tian percaya? .
Tentu disini ia pihak yang dirugikan .
Joel membuka beberapa kancing bajunya .
Tian membekap mulutnya sendiri .
Penuh dengan ruam merah .
Begitu kontras .
Tian tersenyum kecil .
Mengundang tatapan aneh dari Joel .
"Itu bagus. Kau akan lebih mendalami akting nantinya".
Joel mendengus .
"Kau gila? Sungguh itu yang berada dipikiran mu?".
Gedikkan bahu Joel dapat .
"Ya, apalagi? Itu lebih baik".
Joel beranjak .
Menarik Tian .
"Pergi".
Tian sedikit terhuyung.
"Tunggu, hey!!!".
"Kau menyebalkan bodoh! Kau--- ah sudah. Aku ingin sendiri".
Tian memakai sepatunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Popular Actor (BOYXBOY)
Teen FictionJoel itu aktor paling terkenal kedua setelah Richard Marxies. Joel membenci Richard. Mereka berdua beradu akting. Film gay .