Bagian 1

63 14 2
                                    

Makan malam dirumah Beryl hari ini terlihat sangat ramai. Ayah dan kakaknya yang minggu lalu pergi ke luar kota hari ini sudah pulang.

"Beryl, ayah mau bicara sama kamu." ucap Wirawan, ayah Beryl.
"Iya yah, kenapa." balas Beryl.
"Ayah dan mamah kamu sepakat untuk memasukkan kamu ke SMA Galaksi."

Beryl yang mendengar hal tersebut kaget. Beryl tidak mengira ayah dan mamahnya berpikiran akan menyekolahkannya di SMA. Padahal mereka tau bahwa Beryl sulit berkomunikasi dengan seseorang setelah kejadian yang menimpanya pada masalalu.

"Ini yang terbaik buat kamu sayang, ayah dan mamah khawatir, kamu akan terus-menerus seperti ini." tutur Widya, mamah Beryl dengan pengertian.
"Tapi mah..." balas Beryl.
"Kamu pasti bisa kembali seperti dahulu nak. Kamu tidak boleh terus-menerus takut akan masalalu. Masalalu biarlah menjadi pelajaran bagi kita." ucap Wirawan.
"Iya dek. Hilangkan ketakutanmu akan masalalu. Jadilah Beryl seperti dahulu, yang selalu tersenyum ke semua orang." tambah Faro, kakak Beryl.

Beryl terus berpikir, apakah dia bisa bersosialisasi dengan orang lain seperti dahulu? Beryl ingin menolak keinginan orang tuanya, tetapi Beryl tidak mau orang tuanya sedih akan keputusan egoisnya.

"Ayah beri kamu waktu untuk berpikir untuk menerima permintaan kami." ucap Wirawan dengan tenang.
"Iya yah, Insyaallah besok Beryl akan kasih tau jawabannya. Kalau begitu Beryl masuk ke kamar dulu ya." pamit Beryl.

Setelah sampai dikamar, Beryl memikirkan permintaan orang tuanya. Beryl sangat bingung, potongan masalalu terus berputar-putar dibenaknya. Kepalanya pusing memikirkan hal tersebut. Beryl membuka nakas, dan mengambil obat penenang yang diberikan dokter yang menanganinya.

MNEMOPHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang