Keesokan harinya Beryl bangun dan segera menunaikan shalat Subuh. Beryl berdo'a agar keputusannya yang terbaik untuk dirinya. Seusai shalat Beryl segera turun ke bawah untuk membantu ibunya menyiapkan makanan untuk sarapan. Setelah semuanya siap, Beryl disuruh memanggil Ayah dan Kakaknya.
"Ayah, kakak makanannya sudah siap." ucap Beryl.
Setelah memberi tau ayah dan kakaknya, mereka bertiga berjalan bersama menuju ke meja makan.
Semuanya makan dengan khidmat, tidak ada yang berbicara saat makan. Setelah sarapan usai, ayah Beryl menanyakan keputusan Beryl.
"Bagaimana nak? Kamu mau sekolah di SMA?" tanya Wirawan.
"Emm.... Aa-aku mau yah." balas Beryl.
"Kamu yakin Ryl?" tanya Widya.
"Insyaallah, aku yakin mah."
"Kalau begitu, kamu besok beli peralatan sekolah sama mamah kamu ya. Minggu depan kamu masuk ke sekolah kamu." ucap Wirawan.
"Nanti kalau di sekolah ada yang rese sama lo, lo bilang ke gua aja." ucap Faro.
"Hehehe... Iya kak. Makasih ya." balas Beryl.Beryl ikut tersenyum karena keluarganya bahagia, Beryl saat ini merasa keputusannya tidak salah. Demi keluarganya Beryl siap menerima resikonya. Dia tidak boleh egois, dia juga harus bisa bersosialisasi lagi. Beryl tau, tidak ada yang bisa Beryl lakukan jika tiba-tiba orangtuanya pergi meninggalkannya.
Setelah sarapan, Beryl membantu mamahnya membereskan meja makan. Selesai membereskan meja makan, Beryl kembali ke kamarnya. Di perjalanan menuju kamarnya, Beryl dipanggil Fano.
"Beryl... Woy. Beryl.." panggil Fano.
"Iya kak, ada apa?" balas Beryl.
"Kan lo mau sekolah ditempat sekolah gue juga, lo harus hati-hati. Banyak yang rese di SMA Galaksi. Kalau ada yang rese sama lo, lo langsung ke kelas gue aja. Gue kelas 12 IPA 1."
"Iya iya kak. Tapi maaf kak, kalau misal teman-teman kakak tau kalau kakak punya adik yang jelek dan anti sosial seperti aku, kalau kakak dijauhin gimana? Aku nggak mau karena aku kakak dipermalukan teman-teman kakak." ucap Beryl dengan nada lirihnya.
"Lo itu cantik Beryl, lo itu bukan anti sosial. Sebenarnya lo itu bisa berkomunikasi dengan baik, tapi karena cowok brengsek itu, lo jadi anti sosial Beryl. Gue ga akan malu punya adik seperti lo, Beryl. Gue bakal ngelakuin apa aja, asal lo balik seperti dulu." balas Fano dengan tulusnya.Beryl melihat mata kakaknya yang menatapnya dengan keseriusan. Beryl melihat mata Fano tidak berbohong dengan ucapannya. Beryl sekarang tidak mudah mempercayai perkataan orang lain. Sebab, ada seseorang yang pernah bilang kepada Beryl akan menjaganya tetapi dia yang menorehkan luka yang mendalam bagi Beryl. Mata Beryl mulai berkaca-kaca, Beryl tidak bisa membendung air matanya lagi. Akhirnya air matanya pun mulai menetes.
Saat ini Beryl merasa sedih dan bahagia. Bahagia karena ada yang perhatian dengan dirinya, dan sedih karena bayangan orang di masa lalunya. Beryl merasa ada yang memeluknya, kemudian Beryl melihat kedepan. Fano lah yang memeluknya. Fano menenangkan Beryl dan mengantarkannya ke kamarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/220528423-288-k731131.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MNEMOPHOBIA
Fiksi RemajaBeryl mempunyai masalalu yang pahit. Karena masalalu itu Beryl menjadi orang yang tidak mau bersosialisasi dengan orang lain. Beryl lebih memilih Home Schooling. Hingga keadaan telah berbeda, orangtuanya menyuruh Beryl agar sekolah di SMA. Mereka ta...