🍂Happy Reading🍂
"Tapi aku tidak, Oh Sehun."
"Lisa?"
Sehun terkejut. Jadi, Lisa sudah bangun sejak tadi?
"Lisa, kau..." Mata Sehun kembali berkaca. Ia tersenyum senang melihat Lisa yang membuka maniknya. "Oh, ya ampun."
Pemuda itu mendekap si gadis tanpa permisi. Rasa rindu dan bahagia tak dapat ia tahan lagi. Sehun menggumamkan kata maaf terus-menerus. Sepertinya, ia telah menyakiti Lisa terlalu dalam selama ini. Bahkan jika Sehun bersujud pun, mungkin takkan cukup.
Namun lain hal dengan Lisa. Ia justru malah memalingkan wajah. Ia memang munafik, karena sebenarnya, Lisa juga masih mencintai Sehun. Lisa ingin sekali, bisa membalas pelukan pemuda itu, dan mengatakan kalau ia sangat-sangat merindukan Sehun.
Tapi sekarang, keadaannya sudah berbeda. Lisa tak mau merusak segalanya. Dunia itu berputar. Dan mungkin, ini bukan waktunya lagi untuk menjaga Sehun. Biarlah Jisoo yang menjalankannya. Lisa perempuan, dan ia tak ingin menyakiti perempuan. Ia tahu bagaimana rasanya.
"Oppa, lepaskan ini." Lisa sedikit memberontak. Ia bergerak tak nyaman di sana.
Sehun pun menurut. Ia sudah menduga, hal seperti ini akan terjadi. Dan Sehun tak bisa mengelak, dialah penyebabnya. Yang salah itu pasti Sehun. Ia benar-benar merasa miris.
"Lis, kau mau memaafkan aku, kan?" Lagi, pemuda itu masih berusaha mendapat pengampunan dari Lisa.
Lisa menghela napas sejenak. "Aku selalu memaafkanmu, Oppa. Bahkan jika kau tak memintanya sekalipun, aku akan terus melakukannya."
Sehun menunduk. Lisa memang baik. Terlalu baik, untuk orang seperti dirinya. Bisakah ia mengulang waktu saja?
"Terima kasih, Lis. Aku bodoh, telah menyia-nyiakan gadis seberharga dirimu," ucap Sehun, dengan air mata yang menetes ke sekian kalinya.
Lisa tersenyum. Ia menggerakkan tangannya untuk menghapus cairan bening yang jatuh ke pipi Sehun. "Jangan menangis, Oppa. Kau tidak sendiri. Kau masih punya banyak orang yang menyayangimu. Jisoo, contohnya."
Sehun menggeleng ribut. "Tidak! Jisoo bukan orang yang baik. Aku sudah tahu itu sekarang."
Si gadis Song menatapnya lembut. "Kau tidak bisa menilai orang hanya dengan satu perbuatan yang ia lakukan. Jika kau menggunakan jalan tersebut, maka kau akan salah, lagi," katanya, yang sukses membuat Sehun berhela lesu. "Semua orang itu baik, Oppa. Tapi dengan cara mereka sendiri."
Kini, Sehun semakin sadar. Ia menyesal, karena sempat meninggalkan seorang malaikat.
"Masa bodoh, Lis. Kalaupun benar dia baik, maka dia tidak sebaik dirimu. Please, give me a chance. Just one more time. I promise."
Lisa hanya bisa mengangkat sudut bibirnya mendengar penuturan Sehun. "Jika kau berusaha menghitung berapa kesempatan yang pernah kuberikan, mungkin kau takkan mampu. Itu banyak sekali. Jadi menurutku, ini bukan waktunya lagi untuk menyerahkannya pada orang-orang sepertimu. Tapi mungkin... Untuk orang lain, yang benar-benar tulus, bahkan sejak awal."
Kepala Sehun tertunduk dalam. Ia terkekeh kecut. "Aku bersumpah, aku sudah berubah, Lis. Percaya padaku."
Sang lawan bicara menepuk pelan pundaknya. "Aku selalu percaya padamu, Oppa. Namun jika kau bertanya agar kita kembali bersama, maka aku tak bisa. Kau punya hati yang tanpa sadar telah mengikat seseorang. Jaga perasaannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely Love || Hunlice ✓
Fanfiction"Aku mencintaimu, Lisa. Hanya dirimu." ~ Oh Sehun "Tapi nyatanya, aku tidak lebih penting dari dia." ~ Song Lalisa