8. Not A Fool Anymore

2.4K 235 7
                                    















🍂Happy Reading🍂
















Setelah puas melamun pagi dan bersendu ria, Lisa memutuskan untuk keluar dari kamar. Ia menonton televisi di ruang keluarga, sembari menanti sang bibi yang sedang memasak sarapan.

Entah mengapa, Hyekyo benar-benar protektif pada Lisa. Lisa tahu, Lisa memang tidak mengerti apa pun mengenai urusan dapur, tapi, kan, ia bisa belajar. Lisa pintar, kok. Dia pasti bisa memahaminya dengan cepat.

Namun... Hyekyo sama sekali tak mengizinkan Lisa pergi ke dapur. Katanya, dapur akan porak-poranda jika Lisa ikut. Jangankan memasak, menyentuh satu barang di sana saja Hyekyo tidak perbolehkan.

Lisa berdecak. Ia teramat bosan saat ini. Acara yang terpampang di depannya, benar-benar tidak menarik. Ia sudah pernah menonton film tersebut, bahkan lebih dari satu kali.

Gadis itu merengut. Lisa menendang-nendang angin kesal. "Bibi tidak asyik. Mengajari keponakan sendiri saja tidak mau."

Ia tak henti-hentinya menggerutu. Rasa jenuh Lisa semakin menjadi-jadi. Apa tidak ada kegiatan lain yang bisa ia lakukan? Membakar rumahkah? Atau tawuran massal, begitu?

Hehe, tidak, tidak. Aku hanya bercanda. Lisa tidak sebar-bar itu, kok. Tetapi, memang sedikit hiperaktif di waktu-waktu tertentu. Kkk~

"Lis..."

Lisa sontak terkesiap, kala sang paman memanggilnya. Ia menatap Joongki, berusaha menetralkan wajah masamnya lebih dulu. "Iya, Paman. Ada apa?" tanyanya sambil tersenyum manis, yang dipaksakan.

"Ani," jawab Joongki singkat. Pria itu lantas mendekat, dan duduk di samping Lisa. "Paman bingung. Bibimu di dapur marah-marah terus. Sepertinya dia sedang datang bulan," lanjutnya dengan nada lelah, namun terdengar lucu di telinga Lisa.

"Bibi pasti terlihat lebih menyeramkan."

Joongki mengangguk setuju. "Kau benar. Dia lima juta kali lebih menyeramkan dari biasanya. Paman bahkan sampai merinding."

Lisa tertawa geli. Ia dan Joongki memang cocok jika berbincang bersama. Pembahasan mereka selalu sambung-menyambung, bagai satu otak. Terutama kalau topik utamanya adalah Hyekyo. Maka mereka akan seperti ibu-ibu di pasar.

"Aku jadi tak berani menghampirinya, Paman. Bagaimana jika nanti Bibi malah melempariku dengan pisau? Hih." Alih-alih takut, mereka justru menjadikan Hyekyo sebagai bahan candaan.

"Hati-hati, Lis. Kau---aw!"

Ucapan Joongki terpotong, karena tiba-tiba ada sebuah tangan yang menarik kencang telinganya. Dan, tentu saja, sang pelaku tak lain-tak bukan adalah istrinya sendiri, Hyekyo.

"Oh, bagus, ya. Aku susah-susah memasak, dan kalian malah membicarakan aku di sini. Dasar manusia-manusia laknat!"

Joongki meringis. Hyekyo tak main-main ternyata. Wanita itu benar-benar ingin memutuskan telinganya. Rasa sakit dan warna kemerahan menjalar menyelimuti indra pendengaran Joongki tersebut.

"Ampun, sayang."

"Tidak ada! Sekarang lebih baik kau cuci panci saja sana! Jangan lupa juga siapkan piring dan gelas untuk sarapan," ucap Hyekyo mutlak, membuat Joongki menghela napas enggan dalam hati.

"Ya sudah. Iya, iya. Tapi lepaskan dulu ini." Joongki memukul-mukuli tangan Hyekyo yang masih menggantung sempurna di rungunya.

Hyekyo pun menghempaskannya dengan kasar. Ia tak mempedulikan Joongki yang berteriak histeris karena merasakan nyeri. "Halah, tak usah acting begitu, deh. Cepat sana pergi ke dapur!"

Lonely Love || Hunlice ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang